Tanpa mengatakan apapun, Anna langsung menjulurkan sebuah surat yang ia keluarkan dari jubahnya.
Ah-Ri pun segera mengambilnya dari balik tirai itu.
Dengan cepat ia membuka surat itu lalu membacanya.
'Ah-Ri, surat ku datang kali ini untuk minta tolong. Sebenarnya, pemuda di depanmu itu adalah murid ku. Dia ke Gyongje karena ada misi rahasia dari ku. Oleh karena itu, tolong izinkan dia tinggal di tempat mu. Tenang saja, dia bukan lelaki seperti yang kamu lihat. Tetapi, dia adalah perempuan yang sedang menyamar menjadi lelaki. Pura-puralah untuk tidak tahu, sebagaimana aku yang berpura-pura untuk tidak tahu.'
Setelah membaca surat itu, Ah-Ri menyimpannya lalu menatap kembali kearah Anna.
Seketika itu ia menyingkap tirainya lalu mengamati Anna dari atas hingga bawah. Sebagi seorang perempuan ia bisa mengenali bentuk tubuh perempuan dengan mudah.
'Dia terlalu cantik untuk menjadi seorang lelaki. Jika dia menjadi Gisaeng disini, tentu dia akan menjadi primadona. Tapi, aku akan menjaganya sembari mencari tahu siap anak ini.'Batin Ah-Ri.
"Baiklah, kamu bisa ikut aku sekarang!" Kata Ah-Ri setelah ia berdiri dan menyingkap tirainya.
"Kemana?" Tanya Anna dengan bingung karena tugasnya hanya menyampaikan surat lalu pergi.
"Ikuti saja ku! " Setelah mengatakan itu Ah-Ri melangkah menuju pintu keluar.
Anna pun segera berdiri lalu mengikuti Ah-Ri dengan patuh.
Sepanjang perjalanan, Anna melihat para lelaki menggandeng perempuan masuk ke setiap kamar. Dia sampai bergidik ngeri ketika mendengar suara tawa manja dan jeritan halus dari mereka.
'Dulu aku hanya mendengar cerita tentang rumah Gisaeng di Daeksu dari Eun pelayan ku. Sekarang aku berada di tempat ini. Aku menyaksikan sendiri betapa mengerikannya tempat ini. Benar-benar kotor karena dia penuhi oleh sampah.'Batin Anna.
"Kenapa kamu Gyongje?"
Pertanyaan itu membuyarkan lamunan Anna yang sedari tadi fokus sama hal lain.
"Ah ... Aku kesini untuk bekerja." Jawab Anna dengan gugup karena sekali lagi dia berbohong.
"Bagus kalau begitu. Tapi, aku rasa kamu tidak jujur." Ucap Ah-Ri sambil berhenti berjalan.
Hampir saja Anna menabrak punggung Ah-Ri karena ia berhenti mendadak.
Setelah itu, Ah-Ri berbalik lalu tersenyum sambil menatap Anna."Katakan saja padaku apa niatmu datang kesini yang sebenarnya. Benarkah cuma bekerja?"
Anna terdiam mendengar pertanyaan Ah-Ri untuk kedua kalinya. Ia tidak berpikir untuk memberitahu siapapun termasuk Guru Baek. Hanya jenderal Yo-seok yang sampai saat ini dia percaya.
Ia ingin mencari keberadaan jendral itu, terkahir dia mendapatkan informasi kalau jendral itu tinggal di Gyongje agar lebih dekat dengan anak perempuannya yang dikirim ke Gyongje.
"Kami jangan takut. Aku adalah sahabat gurumu. Dia sudah menitip mu padaku, itu yang dia tulis dalam suratnya. Jadi, beritahu aku apa yang bisa aku bantu." Kata Ah-Ri sambil tersenyum manis.
Anna menarik nafas dalam, setelah itu ia melirik ke kiri dan kanan untuk memastikan tidak akan ada orang yang akan mendengarkan apa yang dia akan katakan.
"Tenang saja, tempat ini kerap suara. Karena kita berada di jalan menuju ruang rapat para Gisaeng. Jadi, bicaralah sekarang sebelum aku memutuskan sendiri bagaimana aku akan membantumu."
Anna pun mengangguk dan mulai percaya pada Ah-Ri.
"Saya ingin memasuki istana Gyongje. Ada hal yang ingin saya cari tahu tentang kematian orang tua saya." Jawab Anna.
"Memasuki Istana itu adalah hal yang sulit. Mereka tidak ubahnya seperti binatang buas yang siap memakan siapa saja yang berani memasuki Istana tanpa identitas atau memiliki niat buruk. Jika kamu mau aku bantu, maka kamu harus ikuti aturan ku. Disini, lelaki tidak diperkenankan untuk tinggal, oleh karena itu kamu harus kembali menjadi perempuan." Ucap Ah-Ri sambil memandang Anna dengan penuh arti.
Anna terkejut mendengar apa yang Ah-Ri katakan. Dia ketahuan? Bagaimana mungkin? Bukankah penampilannya seperti lelaki sudah tidak diragukan lagi? Buktinya, putri Yun dan Pangeran Gujong tidak mengenalnya.
Ah-Ri memutuskan untuk memberitahu Anna kalau dia tahu identitas Anna karena hanya dengan cara itu dia bisa memikirkan cara untuk membantu Anna.