Chereads / Flower Of Evil (Indonesia) / Chapter 27 - Bab 27

Chapter 27 - Bab 27

"Kamu tenang saja! Aku tidak akan memintamu untuk menjadi seorang Gisaeng. Tapi, kamu adalah anakku yang tidak akan aku biarkan untuk di sentuh. Bagaimana?"

Anna masih diam untuk mencoba memahami perkataan Ah-Ri. Dia sudah lama tidak menggunakan identitas aslinya, selain itu dia takut pada kecantikannya yang memikat.

Anna adalah satu-satunya tuan putri yang tidak nyaman dengan kecantikannya. Sebab, karena kecantikan itu Anna harus rela di kurung dalam istana nya agar tidak ada satu orang pangeran pun yang bisa melihatnya atau memperebutkan dia.

Walaupun kecantikannya masih terlihat saat ia menjadi seorang lelaki, tapi setidaknya para lelaki tidak tertarik padanya.

"Aku khawatir ... " Ucap Anna sambil mendongak melihat Ah-Ri.

"Apa yang kamu khawatir kan?" Tanya Ah-Ri.

"Aku bukannya sombong, tapi wajahku terlalu cantik jika aku kembali menjadi seorang perempuan." Jawab Anna.

"Kamu bisa kembali menjadi lelaki jika kamu. Untuk sekarang, aku hanya butuh kamu untuk menjadi seorang perempuan. Bagaimana?"

Anna berfikir lagi untuk menemukan keputusan yang tepat.

Tidak lama setelah itu, Anna pun mengangguk. Dia tidak memiliki pilihan selain mengikuti saran Ah-Ri.

Melihat Anna setuju, Ah-Ri segera membawanya ke ruangan nya kembali untuk mengubah penampilan Anna.

Ia juga tidak sabar untuk melihat wujud Anna yang sebenarnya. Terlalu cantik? Apakah wanita seperti itu ada?

Beberapa Saat kemudian.

Tidak butuh waktu lama, Ah-Ri mendandani Anna. Setelah mengganti pakaiannya menggunakan hanbok yang berasal dari kain rami yang ditenun rapi atau bahan kain sejenis yang punya kualitas tinggi. Anna sudah tentu akrab dengan jenis-jenis hanbok yang terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi.

Karena ini musim dingin, hanbok yang Anna pakai pun menggunakan bahan kain sutra yang memang khusus dipakai pada musim dingin. Anna memilih warna merah muda sesuai dengan warna kesukannya.

"Apakah aku terlihat aneh?" Tanya Anna setelah berdiri di depan Ah-Ri.

Seketika itu Ah-Ri mendongak untuk melihat seperti apa wajah yang terlalu cantik itu setelah berubah menjadi seorang perempuan.

Ah-Ri kaget saat melihat wajah Anna yang bersinar seperti rembulan. Ia bisa melihat tanda seorang ratu dari Anna.

Bagaimana pun juga, Ah-Ri adalah seorang cenayang hebat yang menyembunyikan identitasnya dengan menjadi seorang Gisaeng. Karena semua peramal dan cenayang di usir dari kerajaan Gyongje karena ramalan mereka tentang tuan putri salah besar.

Bukannya mendapatkan banyak keberuntungan, tapi kerajaan malah sering dipermalukan oleh ulah tuan putri Yun. Terutama saat ia menikah dengan panglima Kang.

Tuan putri harusnya menikahi seorang pangeran. Tapi, tuan putri menolak pangeran demi panglima Kang.

"Siapa kamu sebentar?" Tanya Ah-Ri dengan tatapan mata yang membulat sempurna seakan melompat dari tempatnya.

Anna kebingungan melihat ekspresi buruk Ah-Ri. Dia tidak tahu apa yang di pikitkan Ah-Ri tentangnya.

"Kenapa anda seperti ketakutan begini?" Tanya Anna balik tanpa menjawab pertanyaan Ah-Ri.

Akan tetapi Ah-Ri menunduk dengan bola mata yang berputar-putar kesana kemari.

'Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku tidak bisa melihatnya saat pertama kali bertemu anak ini? Apakah Guru Baek sudah tahu semua ini sehingga ia mengirim anak ini. 'Batin Ah-Ri.

Tidak lama setelah itu, ia melirik Anna lagi dengan tatapan yang begitu tajam. Keringat membasahi dahinya dan tangannya sedikit gemetaran.

Karena khawatir, Anna duduk lalu memegang tangan Ah-Ri. Seketika itu Ah-Ri bisa melihat lebih jauh lagi kemasa depan.

'Pertumpahan darah, perang saudara dan kematian dimana-mana. Dua kerajaan akan menjadi lautan darah jika dia bertemu dengan Wook. Mereka ditakdirkan hidup bersama, tapi kenapa aku juga melihat akan ada kematian jika mereka bersama. Tapi, ia memiliki aura seorang ratu, apa mungkin Wook bisa terlepas dari kutukannya? Oh astaga ... Takdir macam apa ini? Kenapa aku tidak bisa mencerna semuanya dengan baik. Apa kekuatanku sudah banyak berkurang?' Batin Ah-Ri sambil memegang dadanya yang mulia terasa sesak.

"Nyonya ... Ada apa dengan anda? Kenapa anda begitu pucat. Selain itu, kenapa anda menangis?" Tanya Anna dengan Ekspresi yang semakin khawatir.

Ah-Ri menarik nafas dalam, ia mengendalikan emosinya agar suaranya bisa kembali.