Chereads / Flower Of Evil (Indonesia) / Chapter 18 - Bab 18

Chapter 18 - Bab 18

Seketika itu, Panglima Kang tercengang sejenak, dia mengenal putri Yun tapi ia tahu ketika mengamati wajah putri Yun yang halus sehingga terlihat sangat cantik dari sebelumnya.

"Bagaimana mungkin seorang suami menikahi perempuan lain tanpa mengundang istri pertamanya? Tidak hanya itu, dia baru saja menikah tapi sudah menikah lagi. Lelaki macam apa yang seperti itu?" Kata Putri Yun dengan suara yang lantang dan senyum yang pahit.

Ekspresi panglima Kang langsung berubah, dia terlihat sangat marah mendengar perkataan Putri Yun.

"Untuk apa aku mengundang mu? " Tanya Panglima Kang tanpa ekspresi.

"Apa kamu yakin kalau ini adalah pertanyaan pertamamu untukku?" Tanya putri Yun balik sambil mengerakkan kepalanya dengan angkuh.

"Kita akan bicara setelah ini. Jadi, cepat masuk atau aku akan ... "

"Akan apa? Memukulku atau menyiksaku seperti kemarin? Setelah itu, sejarah akan mencatat tentang panglima perang terkemuka di Gyongje ternyata tega berselingkuh dengan wanita murahan dan menyiksa istrinya. Bahkan perempuan murahan ini tega mencakar wajahku dan membuang ku di tengah hutan tanpa alas kaki. Apakah itu yang harus di catat lalu dibaca oleh anak cucumu?" Teriak putri Yuan sembari menghapus bedaknya di bagian wajah yang di cakar.

Seketika itu, seluruh tamu dan rakyat yang menyaksikan pernikahan kedua dari panglima yang paling terkenal di negeri mereka itu mulai berbisik. Mereka terkejut melihat luka cakar tangan seorang perempuan.

"Apa yang coba kamu lakukan? Jika kamu tidak ingin aku menikah, kamu bisa bicara baik-baik tanpa harus memfitnah orang lain." Tanya panglima Kang dengan tenang.

Sun Hee yang sedari tadi diam akhirnya menoleh kearah Putri Yun. Seketika itu tatapan mereka bertemu.

"Tuan panglima, anda mengatakan kalau tuan putri memfitnah anda? Kalau begitu, coba tanyakan kepada calon istri anda apa yang sudah dia lakukan. Kalau dia tidak mau mengaku, maka aku bisa mendatangkan saksinya." Kata Anna yang merasa harus ikut campur.

Putri Yuan tersenyum kecil kearah Anna. Dia merasa mulai cocok dengan Anna sehingga ia berharap bisa menjadi temannya. Bahkan lebih dari itu ada di pikirannya.

Mendengar perkataan Anna, Sun Hee kaget, dia mengertakkan giginya lalu berkata, "Siapa kamu yang berani menunjuk kearah anak seorang perdana menteri? Aku ini adalah teman baik putri, bagaimana mungkin aku mencelakai nya?"

Setelah itu, Sun Hee berjalan menghampiri putri Yun. Ia lalu memegang tangannya sambil bertanya,"Kita teman baik kan tuan putri?"

'Dasar pelacur, beraninya dia memegang tanganku setelah apa yang dia lakukan.'Batin putri Yun sambil menaikkan alisnya.

"Teman baik? Sangat lucu jika teman baik merebut suami temannya? Bukankah itu sama artinya dengan penipu?" Kata Anna lagi sambil tersenyun sinis kearah Sun Hee.

Semua orang mengangguk setuju dengan apa yang Anna katakan. Sangat masuk akal alasan seperti itu. Bukan teman baik jika bisanya hanya menikung dari bekang.

Putri Yun tersenyum puas melihat semua orang mulai berpaling mendukungnya.

Sementara itu, Sun Hee menangis sambil memeluk putri Yun. Ia lalu berkata, "Tuan putri, kenapa teman lelaki anda begitu tega mengatakan hal sejahat itu sama saya? Katakan kepada semua orang kalau aku tidak begitu!"

Putri Yun tersenyum jijik melihat Sun Hee memeluknya. Ia bahkan ingin mengacungkan jempol untuk aktingnya yang luar biasa.

Panglima Kang tidak bisa tinggal diam lagi. Ia lalu menatap kearah Putri Yun lalu berkata, " Apa yang dikatakan Sun Hee benar. Dia adalah teman baik putri. Buktinya, dia ingin menunda pernikahan kami sampai tuan putri kembali. Tapi, aku harus segera pergi bertugas sehingga pernikahan kami tidak bisa di tunda. Seharusnya tuan putri minta maaf sekarang karena sudah menuduh dan berkata kasar pada Sun Hee."

"Panglima Kang, tolong jangan berkata begitu! Tuan putri tidak perlu minta maaf karena ini memang salahku." Kata Sun Hee yang terus dengan aktingnya.

"Tuan putri, anda bisa menghukum saya!" Sambung Sun Hee setelah kembali menatap putri Yun.

Melihat air mata yang mengalir nyata, membuat semua orang kembali berpihak padanya karena ekspresi nya menepis kenyataan kalau dia sedang berbohong.