"Siapa namamu anak muda?" Tanya Guru Baek yang tiba-tiba sudah duduk di sampingnya.
Anna kaget lalu melotot kearah Guru Baek.
"Lee ... " Jawab Anna yang hanya memikirkan satu nama yang dia ambil dari mama marganya.
"Oh ... Lee ... Nama yang bagus. Sepertinya kamu akan menjadi raja suatu hari nanti. Baiklah, sekarang saatnya untuk makan, setelah itu kita akan memulai latihan." Setelah mengatakan itu, Guru Baek menghilang lagi dengan begitu cepat.
Anna hanya bisa menarik nafas berat, ia tidak begitu terkejut karena ia sudah terbiasa sejak ia bertemu dengan dewa penunggu hutan larangan.
Ia lalu melihat dua potong ubi yang sudah di bakar. Ia tidak biasa makan makanan seperti ini, tapi ia tidak punya pilihan selain memakannya untuk bertahan hidup.
'Kau harus membalas dendam pada paman Sujong. Aku juga akan menemukan pangeran Gujong untuk mendapatkan penjelasan serta menyelamatkan rakyatku yang ditahan olehnya di kerajaan Gyongje. Dan sepertinya, aku harus mulai dari kerajaan Gyongje.'Batin Anna sambil mengunyah ubi itu dengan pelan karena masih panas.
Setelah selesai makan, Anna mencari keberadaan Guru Baek.
"Apa kamu mencari ku?" Tanya Guru Baek yang muncul tiba-tiba di belakang Anna.
"Iya. " Jawab Anna setelah menarik nafas dalam.
"Apakah kamu sudah siap untuk latihan?"
"Iya. Tapi, bolehkah aku bertanya beberapa hal terlebih dahulu?" Tanya Anna dengan sedikit ragu.
"Hanya satu pertanyaan." Jawab guru Baek setelah duduk.
Anna pun mengangguk lalu duduk di samping Guru Baek.
"Apakah Guru Baek pernah mendengar tentang Dewa penunggu hutan larangan?"
Guru Baek mendadak diam setelah mendengar pertanyaan Anna. Dari sorot matanya ada kesedihan yang tersirat jelas.
'Kenapa Guru Baek seperti terkejut dan sedih? Apakah dia mengenal nya?' Batin Anna dengan bingung.
"Kenapa kamu bertanya tentang dia?" Tanya Guru Baek sambil melirik Anna dengan sinis.
Anna menelan ludah dalam-dalam karena ngeri melihat lirikan guru Baek.
"Khem ... Saya mendengar dari seorang perempuan yang tidak sengaja masuk ke hutan larangan. Katanya dia sudah dilecehkan oleh lelaki bertanduk yang disebut dewa penunggu hutan larangan."
Guru Baek mengepalkan tangannya setelah mendengar cerita Anna.
'Apakah dia marah?'Batin Anna sambil memperhatikan ekspresi Guru Baek.
"Kamu tunggu di rumahku yang tidak jauh dari tempat ini. Kamu tinggal lurus saja pasti ketemu. Ingat, jangan keluar sebelum aku kembali!" Setelah mengatakan itu, Guru Baek segera berlari secepat kilat meninggalkan Anna sendirian.
"Guru ... Tunggu ... " Anna merasa kesal karena Guru Baek pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaannya.
Setelah itu, ia pun mengikuti perintah Guru Baek sambil berjalan dengan kesal.
'Apakah dia mengenal lelaki bertanduk itu? Dia tampak marah, aku pun menjadi sangat curiga.' Batin Anna.
Sementara itu, Guru Baek sudah sampai di depan gerbang masuk hutan larangan.
"Pangeran Zayn ... " Teriak Guru Baek dengan suara yang menggelegar.
Ia memanggil nama itu berulang kali sampai semua penghuni hutan larangan itu terkejut dan berhamburan pergi dari tempat mereka semula.
Tidak lama kemudian, orang yang dia panggil sudah berdiri di depannya dengan wujud seperti manusia biasa.
"Kakek tua ... Tidak bisakah kamu memanggilku dengan cara yang lembut? Satu lagi, jangan panggil aku dengan nama itu. Aku adalah Dewa hutan larangan, yaitu Wook yang artinya Matahari Terbit. "
Guru Baek hanya diam sambil mengamati Wook yang bicara dengan angkuh.
"Baiklah, Wook!" Guru Baek dengan berat hati memanggilnya sesuai dengan permintaannya.
"Kalau begitu, ayo kita bicara di rumahku, karena sepertinya Guru Baek ingin membicarakan sesuatu denganku." Kata Wook tanpa ekspresi.
Guru Baek pun segera mengangguk lalu mengikuti Wook masuk ke dalam hutan larangan.
Sesaat kemudian.
Mereka berdua sudah duduk di ruang perjamuan rumah Wook.
"Ada apa Guru Baek kesini?" Tanya Wook terlebih dahulu.
"Kenapa pangeran menyakiti manusia? Tidak bisakah pangeran bersabar sampai hukuman pangeran selesai?" Tanya Guru Baek dengan tatapan sinis.
"Manusia? Apakah wanita yang tiba-tiba berada di dalam hutan larangan ini? Jika ia, maka kamu salah karena aku tidak menyakitinya melainkan menolongnya. " Jawab Wook dengan santai.
"Apapun alasannya, pangeran tidak diperbolehkan untuk berurusan dengan manusia manapun. Termasuk kembali ke kerajaan anda!" Kata Guru Baek menegaskan aturan yang harus di patuhi oleh Wook.