"Oleh karena itu, tuan putri harus segera pergi dari sini. Maaf karena aku hanya bisa mengantar kalian berdua sampai di sini. Sore nanti kita bertemu di perbatasan."Setelah mengatakan itu, Nyang dengan berat hati meninggalkan tuan putri Anna dan Eun.
"Tuan putri, ayo kita pergi!" Kata Eun sambil membantu Putri Anna berdiri dengan tegak.
Setelah itu, mereka berdua berlari ketengah hutan, namun sayang para prajurit pangeran Sujong berhasil menyusul mereka.
"Tua putri, mereka berhasil mengejar kita!" Kata Eun sambil menengok ke belakang beberapa kali.
Dengan cepat, Putri Anna menarik Eun untuk berlari lebih kencang lagi.
"Tuan Putri, tolong berlari sejauh-jauhnya. Aku akan menghalangi mereka!" Kata Eun setelah melepaskan tangannya dari Putri Anna.
"Tapi ... " Anna tidak mau berpisah dari Eun.
"Jangan banyak berpikir! Tuan putri harus selamat untuk bisa balas dendam dan merebut kembali apa yang seharusnya menjadi milik anda. Oleh karena itu, pergilah!" Setelah mengatakan itu, Eun mendorong putri Anna lalu kembali kearah prajurit yang hampiri dekat.
"Eun ... " Putri Anna berteriak sambil menangis. Tapi, ia tidak mungkin mengejar Eun kembali karena dia harus hidup agar bisa membalas dendam.
Putri Anna pun terpaksa kembali melanjutkan perjalannya, hingga dia sampai di penghujung hutan terlarang.
Awalnya, Putri Anna ragu untuk memasukinya tapi dendam di hatinya menyakinkannya untuk memasuki perbatasan hutan terlarang yang disana sudah ada tulisan untuk di larang masuk.
"Larangan itu ada untuk dilanggar." Ucap Putri Anna.
Sebelum dia memasuki hutan terlarang, ia menatap kearah para prajurit pangeran Sujong sambil bersumpah.
"Aku bersumpah dengan matahari sebagai saksi ku, suatu hari nanti aku akan menghancurkan mereka semua!"
Setelah bersumpah, putri Anna langsung berbalik dan segera memasuki hutan terlarang, seketika itu putri Anna menghilang tampa jejak.
"Yang mulia, nampaknya jejak tuan putri sudah menghilang."Kata salah satu prajurit Sujong.
Ekspresi Sujong semakin gelap, dia turun dari kudanya dan mencoba mengendus jejak kedua gadis itu.
"Sial.. kemana kedua gadis itu pergi?"Kata pangeran Sujong dengan geram dan memukul ranting-ranting kayu dengan kasar.
"Kalian semua cepatlah menyebar, dan temukan kedua gadis itu!" Kata Sujong memberikan perintah.
"Tapi, ini wilayah hutan terlarang, konon katanya hutan ini sangat angker dan di huni oleh siluman yang suka memakan daging manusia. "
Pangeran Sujong terdiam, diapun pernah mendengar tentang hutan terlarang yang berada di wilayah kerajaan Gyongje, dengan kesal dia memerintahkan anak buahnya untuk mundur.
Setelah terjadinya pembantaian itu, awan gelap datang membawa hujan lebat, seolah seluruh penghuni langit menangis menyaksikan kebiadaban manusia yang haus kekuasaan itu.
Sementara itu, putri Anna berjalan dengan perlahan. Ia menyibak pepohonan untuk menemukan jalan keluar dari hutan itu.
Bebarapa Jam kemudian.
Putri Anna merasa kelehan dan kelaparan karena hingga malam tiba, ia belum juga menemukan jalan keluar. Ia bahkan tidak bisa mendapatkan makanan dan minuman.
'Kenapa aku terus berputar-putar? Aku sudah lelah dan kakiku sakit. Bagaimana ini? Apakah aku akan mati disini sebelum balas dendam?' Batin Putri Anna sambil berjalan menuju jurang yang sangat curam.
Udara di hutan larangan itu semakin dingin. Walaupun begitu, Putri Anna tidak perduli karena kulitnya serasa mati akibat pikirannya yang tidak tenang.
Putri Anna membentangkan kedua tangannya sambil mendongak ke langit yang mulai memerah karena matahari sudah mulai tenggelam.
"Apakah ini adalah akhir dari kisah hidupku. Orang tuaku di bunuh di depan mataku dan istanaku diambil alih oleh orang yang serakah. Tapi, aku terperangkap disini sebelum balas dendam."
Terikan Putri Anna memecah keheningan hutan larangan. Tanpa sadar, ia membangunkan penunggu hutan larangan yang sedang tertidur di atas pohon.
"Berisik!"
Putri Anna langsung menoleh kearah sumber suara. Seketika itu ia terkejut melihat seorang lelaki bertubuh tinggi dan memiliki tanduk.
"Apa kamu mau bunuh diri? " Tanya lelaki itu sambil menatap putri Anna dengan sorot matanya yang memerah -merahan.
Melihat tatapan mengerikan lelaki itu, putri Anna pun tanpa sadar mundur kebelakang dengan pelan tanpa mampu berkata apapun.
"Tolong menjauh dariku ... !" Kata Putri Anna dengan suara yang gemetar dan mata yang membulat sempurna.
"Aku membenci wanita lemah. " Lelaki itu tidak memiliki simpati untuk Anna karena ia sangat membenci orang yang sudah mengganggu tidurnya.