"Itu aku. Tapi, aku tidak melakukan apapun padamu". Jawab lelaki itu dengan ekspresi yang datar.
"Kalau begitu, biarkan aku pergi karena aku tidak mau berada di tempat yang terkutuk ini!" Ucap Anna sambil berteriak kearah lelaki itu.
Anna adalah tuan putri yang lemah lembut, namun ia bisa berubah menjadi orang yang kasar saat ia merasa terancam karena ia sedikit memiliki watak keras kepala yang turun dari Ayahnya yaitu Raja Sujin.
Tiba-tiba saja terdengar suara Guntur dan petir saling bersautan setelah Anna mengucapkan kata terkutuk itu.
"Aarrgg ... " Anna pun langsung berteriak lagi sambil menutup telinganya ketika mendengar suara Guntur yang ditemani oleh kilatan petir yang mengerikan itu.
Kata-kata terkutuk sudah memicu amarah lelaki itu. Seketika itu, dua tanduknya keluar serta matanya mulai merah menyala.
Pelayan Cha dan beberapa pelayan yang menyaksikan kejadian itu menjadi ketakutan dan khawatir pada Anna.
"Nona ... Tolong tarik kata-kata anda!" Kata pelayan Cha yang semakin ketakutan karena kemarahan lelaki itu bisa membuat hutan larangan itu menjadi pora poranda karena angin dan petir akan merusak semua hewan dan tumbuhan yang ada di hutan larangan.
Anna ketakutan, ia bisa melihat pertanda bahaya dari sorot mata pelayan Cha. Tapi ia tidak mungkin bisa menyelematkan dirinya karena ia tidak bisa mengeluarkan satu kata pun sebab mulutnya seakan terkunci saking takutnya.
Anna hanya bisa mundur beberapa langkah hingga tubuhnya menempel di salah satu pilar yang besar dan tinggi yang ada di ruang makan yang luas itu.
'Tolong jangan mendekat!' Batin Anna sambil menjulurkan tangan kanannya untuk memberikan isyarat pada lelaki itu agar berhenti.
Akan tetapi, lelaki itu terus mendekat dan tidak perduli dengan isyarat yang Anna berikan padanya.
Setelah berdiri di hadapan Anna, lelaki itu langsung mengangkat tubuh Anna ke gendongannya.
Pelayan Cha tidak bisa bergerak atau bersuara karena lelaki itu membuatnya menjadi patung dengan kekuatannya.
"Apa yang kamu lakukan, turunkan aku brengsek!" Karena sangat ketakutan, Anna akhirnya bisa mengeluarkan suaranya sambil memukul-mukul tubuh kekar lelaki itu, tapi sayang lelaki itu sangat kuat sehingga ia tidak merasakan sakit akibat pukulan Anna.
Sesaat kemudian, lelaki itu melempar tubuh Anna di tempat tidurnya yang terbungkus kulit harimau.
Tanpa memberi kesempatan Anna untuk bergerak, lelaki itu langsung menindih tubuh langsing dan indah milik Anna.
Bukannya takut, jantung Anna malah berdetak kencang saat melihat tatapan mata lelaki itu yang bola matanya mulai menghitam kembali.
Setelah tersadar, Anna mencoba mendorong tubuh lelaki itu, akan tetapi lelaki itu terlalu kuat sehingga Anna hanya bisa pasrah.
Untuk sesaat Anna terpesona dengan ketampanan lelaki itu dari jarak yang sangat dekat.
Melihat dada seksi lelaki itu yang terlihat dari balik baju hitamnnya berhasil membuat Anna yang tidak pernah melihat lelaki lain selain penghuni kerajaan itu terpesona.
Anna menelan ludahnya dalam-dalam, namun dia segera menyadarkan diri saat menyadari kalau lelaki yang berada diatasnya itu bukan manusia.
"Apa yang kamu akan lakukan padaku? " Teriak Anna tepat di depan wajah lelaki itu.
Tanpa mengatakan apapun, lelaki itu perlahan lebih menurun dan berhenti tepat di bagian kewanitaannya.
Seketika itu Anna ketakutan dan khawatir kalau lelaki itu akan menyentuh bagian berharga dan paling sensitifnya itu.
"Jangan sentuh mahkota ku ... " Teriak Anna sambil berusaha untuk menggerakkan tubuhnya. Tapi, lelaki itu sudah membuat tubuhnya mati rasa.
"Apakah kamu masih perawan?" Tanya lelaki itu sambil menggenggam bagian sensitif itu dengan tangan kanannya.
"Argg ... " Anna kembali berteriak sekaligus merasakan perasaan yang aneh dalam dirinya. Nafsunya tiba-tiba tersirat naik hingga ke ubun-ubun saat lelaki itu memainkan tangannya di daerah terlarang itu. Bahkan, ia meraba kedua selangkangan Anna setelah menyingkap rok nya yang panjang.
"Ternyata kamu masih perawan ... " Ucap lelaki itu ketika melihat raut wajah dan cara Anna merespon sentuhannya.
"Aku ini adalah ... " Anna tidak jadi melanjutkan ucapannya karena dia langsung berubah pikiran dan memilih untuk merahasiakan identitasnya.
Lelaki itu mengerutkan dahinya melihat Anna tidak melanjutkan kata-katanya. Akan tetapi, ia tidak tertarik dengan apa yang akan Anna katakan karena dia bukan orang yang mudah penasaran dengan urusan dan pikiran orang lain.