Chereads / Khaira's Story (on going) / Chapter 26 - LDR Satu Hari

Chapter 26 - LDR Satu Hari

Hari ini mood Khaira sangat buruk dari selepas sholat subuh tadi wanita yang tengah berbadan dua itu hanya mengangguk dan menggeleng saat ditanyai oleh sang suami. Raja sendiri jadi bingung harus memakai cara apa lagi agar wanita kesayangannya itu mau setidaknya menjawab omongan nya walau singkat. Memang salah Raja juga karena baru memberitahu Khaira kalau jam setengah delapan nanti dia harus dinas keluar kota, Raja lupa semalam untuk mengatakan ada Khaira jadilah subuh ini dia baru memberitahu yang disambut Khaira dengan ekspresi kesal sekaligus ingin menangis.

"Maaf yang, aku lupa ngasih tau kamu semalam, jangan cepat-cepat gitu gosoknya nanti tangan kamu kena aku gak suka." peringat Raja saat di lihat nya bagaimana cara Khaira menyetrika bajunya pagi ini.Dengan cepat dia mengambil alih pekerjaan istrinya itu, jika hanya bajunya yang gosong Raja tak masalah bukan karena sok kaya, tapi jika tangan istrinya yang kena setrika bagaimana?

"Malam aku udah nyampe rumah kok, aku bawa kamu makanan yang banyak deh untuk cemilan ya. Tapi kalau kamu kaya gini aku gak bisa pergi Ra, nanti yang ada kepikiran rumah terus." Raja kembali membuka suara sambil melirik istrinya yang berdiri di sampingnya. "Udah duduk sana, ngapain masih disini. Nanti kamu pegel."

"Yaudah pergi aja," balas Khaira dengan nada ketus saat menolongnya sudah menyentuh sofa. Dengan pelan Raja mengelus dada dia harus banyak bersabar untuk menghadapi wanita cantik yang tengah merajuk saat ini. Meskipun balasannya ketus Raja sudah senang bukan kepalang setidaknya dia tau kalau istrinya sudah mau berbicara dan itu artinya tinggal sedikit bujukan lagi maka mood Khaira akan kembali membaik.

"Senyum lah Ra, suami kamu mau nyari nafkah ini. Malah di cemberutin." goda Raja sambil memakai baju yang sudah disetrikanya lalu menghampiri Khaira untuk mencubit gemas kedua pipi wanita itu yang langsung di lepas oleh Khaira.

Untuk memuaskan Raja, Khaira menarik paksa kedua sudut bibirnya dan terbitlah satu senyum kecil yang membuat Raja menggeleng. "Manis banget senyum istriku."

Selepas memastikan semua kebutuhan Raja sudah siap dan tak ada lagi yang tertinggal mereka berdua akhirnya turun kebawah untuk sarapan. Saat keduanya memasuki meja makan sosok Fara ternyata sudah lebih dulu mengisi meja itu. " Mama kira masih lama di kamar, udah mau mama susulin kalian." ucap Fara seraya menatap wajah anaknya namun Khaira tak menggubris, tidak semudah itu untuk dia bisa kembali akrab dengan mamanya semua butuh waktu dan saat ini Khaira sedang tidak ingin menggunakan waktu itu. Khaira malas kalau pada akhirnya mamanya akan tetap memilih keluarga barunya jika dia sudah mendapatkan apa keinginannya. Untuk itu Khaira masih menunjukkan aura tidak bersahabat itu kepada mamanya, dia hanya ingin merasakan kehadiran sosok ibu di sampingnya. Untuk itu dia berusaha mempertahankan ekspresi datarnya.

Mereka makan dalam hening, sesekali Raja menyuapi nasi goreng di piring nya ke dalam mulut Khaira karena menu sarapan mereka yang berbeda. Setelah memastikan omelet Khaira habis Raja mengangsurkan satu cangkir susu dihadapan Khaira menunggu wanita itu meminumnya sampai habis. Setelah memastikan segala keperluan Khaira terpenuhi akhirnya Raja bangkit untuk berangkat, jam di pergelangan tangannya sudah pukul tujuh kurang. Fara langsung menyingkir dari pasangan itu setelah dia lebih dulu menerima uluran tangan Raja yang ingin mencium tangannya dengan khidmat.

"Aku berangkat dulu ya, jangan telat makan siangnya. Buah potong udah aku pindahin di kulkas bawah biar gak terlalu beku. jangan lupa habis makan siang vitamin nya di minum, jangan kaya kemaren ngerti?"

"Iya, kalau udah nyampe kabarin aku, jangan lirik-lirik yang lain awas ya Kamu kalau sampai aku tau. Jangan telat pulangnya aku nungguin, oleh-oleh juga."

"Oke nyonya, aku berangkat dulu. Assalamualaikum," Raja mencium singkat kening Khaira yang dibalas Khaira dengan mencium tangan suaminya.

"Ma, aku berangkat ya."

****

Khaira membolak-balikkan badannya dari kiri ke kanan, lalu tangannya meraih handphone yang tergeletak di samping bantal kembali dia mengecek apakah ada notifikasi yang masuk atau tidak. Sudah jam sepuluh lewat dan Raja belum juga mengajarinya, hatinya risau bukan main takut ada apa-apa dengan Raja.

Sedangkan di tempat lain, Raja yang baru landing langsung diarahkan untuk menuju restauran tempat dimana dia dan kliennya membuat janji. setianya disana ternyata orang yang katanya akan menanam saham di restaurant nya sudah lebih dulu tiba, namun sayangnya orang tersebut duduk membelakanginya. setibanya di hadapan orang itu Raja mematung, darahnya berdesir hebat, dia tak tau harus berekspresi seperti apa. Hari ini adalah hari yang tak diduga oleh Raja, karena itu dia tidak mempersiapkan apapun. Rasanya Raja ingin berlari pulang dan menyembunyikan istrinya di tempat paling aman.

Sedangkan orang itu, dia tersenyum memamerkan gigi yang tertata rapi. Dia mengulurkan tangannya berharap Raja menyambut uluran itu tapu hingga detik ke dua puluh uluran itu tak bersambut. Dengan pelan dia menurunkan kembali tangannya. "Lama gak ketemu bro."

****

"Kamu bayangin aja ini udah jam dua dan dia belum ngabarin aku, kesel banget rasanya. Pengen aja aku teriak di kupingnya biar sadar kalau aku udah nungguin kabar dia dari tadi."

Saat ini Khaira tengah mengunjungi rumah Foni sahabatnya, karena bosan di rumah tidak ngapa-ngapain Khaira menelpon Foni untuk minta di jemput tapi sebelum itu di sudah lebih dulu mengirimi Raja pesan yang berisi izin nya untuk main kerumah sahabatnya ini.

"Ya sabar lah, mana tau suami lo lagi sibuk meeting, jangan nething dulu."

"Gak tau lah terserah dia aja males aku." Khaira membaringkan tubuhnya di kasur Foni tangannya naik keatas perut untuk mengelus lembut tempat persemayaman makhluk kecil kesayangannya.

"Suami kamu mana? sepi benget perasaan nih rumah."

"Kerjalah emang laki gue pengangguran," balas Foni cuek.

"Ke mall yok, bosan aku gak ngapa-ngapain gini pengen nyari daster baru ini."

"iya sekalian gue belanja bulanan, tunggu gue siap-siap dulu ya."

Setibanya di salah satu mall, mereka langsung menyusuri temoat itu dengan semangat. singgah dari satu toko ke toko lain mencari barang yang diminati hingga tak terasa waktu sudah berjalan begitu cepat. karena lapar mereka memutuskan untuk makan di salah satu cafe di lantai dua mall tersebut.

"pesen apa lo?"

"samain aja." Foni mengangguk lalu memesan makanan mereka.

"Udah jam lima kenapa belum ngabarin sih!" runtuk Khaira, perasaanya sudah tak enak dari tadi. tapi tetap saja diatahan, entah kemana perginya Raja apa Handphone nya lobet. Kenapa hingga jam segini belum juga ada kabar.

"Sabar kali Ra, bisa aja urusannya urgen, yang penting kan malam udah nyampe rumah."

"ya tapi aku tetap kesel, gak bisa apa ngetik bentar kalau memang gak sempat telpon."

"Udah gak usah di pikirin bawa happy. Doain supaya suami lo baik-baik aja disana." Foni menggenggam lembut tangan Khaira, memberi kekuatan untuk wanita itu.

Hingga saat Khaira kembali ke rumah pun, hatinya tetap resah. Demi apapun dia takut Raja kenapa-napa, rasanya kalau waktu bisa diputar dia akan memilih ikut tadi pagi, kalau di pikir-pikir lumayan untuk dia jalan-jalan walau sehari.

Khaira berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, sepertinya berendam sejenak di bathtup akan membuat pikirannya relaks sejenak. Dua puluhlima menit kemudian Khaira keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar, saat itulah matanya bertemu pandang dengan Raja yang tengah tersenyum memandanginya. Khaira sempat terdiam sebelum berjalan cepat Menghampiri Raja untuk menuntaskan niatnya tadi.

"Kamu gak bisa ya ngabarin aku!" Mata Raja terpejam sebentar saat suara keras menghantam kupingnya dengan cepat dia menarik tangan Khaira dari sana.

"Sakit Ra, ya allah suami baru pulang udah kena siksa."

Khaira tak membalas, dia menatap Raja dengan cemberut. Hatinya yang sedari tadi gelisah perlahan membaik, ada kelegaan luar biasa saat netranya menangkap sosok Raja yang terlihat baik-baik saja.

Melihat mata Khaira yang berkaca-kaca dengan cepat Raja menarik tubuh istrinya ke dalam pelukan. Saat itulah tangis Khaira pecah dengan keras membuat Raja tersenyum singkat, satu tangannya mengelus rambut Khaira yang setengah kering dengan lembut.

"Maaf ya, aku sibuk banget tadi jadi gak sempat ngabarin kamu," bisik Raja pelan sambil mengintip istrinya yang tengah sesegukan.

Raja terdiam menyisakan suara tangis Khaira yang menggema di dalam kamar mereka. pelukannya mengerat ada ketakutan besar di hatinya, Raja takut jika sesuatu akan datang dan kembali menyakiti Khaira. Mengusik hidup tenang mereka dan kembali mengguncang sisi kerapuhan istrinya. Apapun yang terjadi dia tak ingin Khaira kembali terlibat di masa lalu atau pun masa kini.

****

SEMINGGU UPDATE DUA KALI KECEPATAN GAK SIH??

Karena menurutku sebulan sekali itu lamaaaa banget. padahal cerita udah ditulis dari jauh hari.

jangan lupa aku minta tolong di cek TYPO nya, aku yakin itu bertebaran. oke deh sampai jumpa di part berikutnya.

Batam, 11 Desember 20.