Chereads / Khaira's Story (on going) / Chapter 30 - Ketakutan Khaira

Chapter 30 - Ketakutan Khaira

Mendengar suara langkah yang mendekat, Khaira mendongak terlihat Raja yang berjalan membawa nampan, namun netranya tak sengaja bergeser hingga bertubruk dengan sepasang mata tajam yang sepertinya pun sama tak sengaja menatap nya. Detik itu juga Khaira mematung, semua seolah sunyi membuat pendengarannya tak bisa menangkap apapun. Fokusnya ke titik itu hingga tanpa sadar dia menahan nafas untuk beberapa detik. Bahkan panggilan Raja pun tak bisa menyadarkan seorang Khaira.

Sialnya pemilik netra tajam itu berjalan mendekat, membuat Khaira menggigil ketakutan tanpa sadar tangannya menggenggam erat ponsel hingga buku-buku jarinya memutih. Raja yang melihat reaksi tubuh Khaira pun mengikuti arah pandang sang istri dan dia juga sama terkejutnya. Bedanya Raja langsung sigap dan membantu Khaira berdiri untuk pergi dari sana sebelum orang tersebut sempat menghampiri mereka.

****

Saat mereka sudah berada di dalam mobil Raja langsung memasang sabuk pengaman untuk Khaira. Mobil belum ia jalankan, Raja butuh menyenangkan istrinya terlebih dahulu. "Sayang, kamu baik-baik aja kan? Jangan buat aku cemas." Raja mengusap pelan tangan Khaira. Lalu satu tangannya terulur kebelakang untuk meraih botol minum, lalu membukanya dan membantu Khaira untuk meminum air tersebut.

"Aku....a..ku mau pulang."

"Kita pulang sekarang," balas Raja sambil menjalankan mobilnya keluar dari area parkir.

Saat di perjalanan suasana hening, Khaira lebih memilih menyenderkan kepalanya ke bahu Raja untuk mencari kenyamanan dan ketenangan untuk hatinya. Dia resah, takut orang itu kembali bertemu dengannya. Kenapa? Kenapa setelah kehidupannya baik-baik saja bahkan sudah memasuki fase bahagia selalu saja ada yang mengusik. Kapan semuanya usai? Dia sudah lelah harus kembali dihantui oleh masa lalu. Bisakah kepingan masa lalunya berhenti disana? Jangan mengikutinya. Dia tidak siap dan tidak akan pernah mau berada di posisi menyakitkan sekaligus melelahkan itu.

Sudah cukup lah dulu saja dia tersiksa, mengapa kini dia pun harus.

"Jangan terlalu di pikirin Ra, aku tau kamu khawatir aku pun sama. Tapi kita coba untuk melupakannya ya? Aku akan mengusahakan untuk kamu gak akan pernah lagi ketemu sama mereka. Jadi, tenangin pikiran sama hati kamu, aku takut kalau pikiran kamu kacau akan berdampak sama anak kita." Raja berbicara sembari mengelus puncak kepala Khaira yang menyender di lengannya. Untung mereka berada di lampu merah jadi tangan Raja bisa bebas.

"Aku gak ngerti kenapa setelah sekian lama aku harus ketemu sama dia lagi. Kenapa masa lalu aku harus muncul di saat aku baru ngerasain yang namanya bahagia. Kesalahan apa yang pernah aku buat di masa lalu sampai masa depanku gak tenang seperti ini?"

"Jangan ngomong gitu, kamu udah sangat baik aku rasa gak ada orang sebaik dan setulus kamu di dunia ini. Ini cuma cobaan untuk kita, udah jangan dipikirin lagi."

Tak lama mobil mereka memasuki teras rumah. Khaira segera turun saat Raja masih mencari posisi parkir yang pas. Saat sampai di dalam wanita itu disambut oleh Fara yang membawa sepiring bolu pandan. "Kok mukanya cemas gitu, kenapa nak?" Tanya Fara sambil meletakkan piring itu di meja. Harusnya wajah Khaira nampak ceria karena tadi malam calon ibu muda itu sangat antusias menceritakan kepada Fara bahwa ada baby shop yang baru buka. Tapi kenapa pulangnya wajah itu nampak cemas dan takut?

Khaira hanya menggeleng, lalu dia pamit menuju kamarnya yang sudah berpindah ke lantai bawah. Saat sampai di kamar mandi saat itu lah air matanya tumpah. Dia resah, takut, khawatir dan perasaan campur aduk lainnya. Dia tak ingin masa lalunya menghantui kehidupannya kini. Cukup Fara saja, memaafkan Fara saja sudah terasa menyesakkan, bagaimana dengan memaafkan mereka yang membuat kehidupan remajanya hancur. Dia butuh waktu bertahun-tahun hingga tua untuk itu. Itupun dia tidak yakin apakah bisa memaafkan mereka seutuhnya.

"Ra, kamu didalam?" Suara tanya Raja terdengar membuat Khaira segera menghapus air matanya. Sudah cukup kemaren saja dia membuat suaminya khawatir saat ini jangan.

"Kamu gak papa kan? Buka pintunya Ra," lagi, suara Raja kembali terdengar membuat Khaira dengan cepat membersihkan wajahnya dan keluar dari sana.

"Jangan  pernah nangis sendiri kaya gini lagi. Kamu punya aku untuk membagi air mata itu, aku tau kamu gak akan kuat ngadepin ini sendiri untuk itu aku ada disini untuk menguatkan kamu. Tapi kalau kamu nangis sendiri kaya gini, aku ngerasa gak berguna hadir di hidup kamu." Raja langsung menarik Khaira dalam dekapannya. Mengecup puncak kepala wanita itu lembut. Mengusap punggung kecil itu sembari membisikkan  kata-kata penenang.

"Aku gak tau kenapa dari sekian banyak kota di indonesia ini. Mereka harus berada di sini, aku gak ngerti dan gak habis pikir sama skenario hidup aku. Aku bahkan belum sempat memulai untuk kembali di rusak oleh mereka. Mungkin ini memang pertemuan  pertama kami tapi aku gak jamin ini bakal jadi pertemuan terakhir. Aku takut Ja, aku mau pindah. Aku mau lari sejauh yang aku  bisa," Khaira menumpahkan semua perasaan dan kekhawatirannya selama di perjalanan tadi di dalam delapan Raja. Mungkin terdengar cukup lebay tapi percayalah. Untuk siapapun yang sudah tersakiti pasti akan takut jika harus menghadapi hal yang sama. Begitupun dengan Khaira, gadis yang sudah tumbuh menjadi seorang wanita yang terlihat kuat. Namun nyatanya dia lemah dan sangat rapuh. Beruntunglah di tengah kesakitan itu, tuhan menghadirkan sosok Raja disana. Jika tidak, dia harus bertopang pada siapa?

"Ssstt, udah ya. Aku tau semua kekhawatiran kamu, aku gak bisa menyuruh kamu untuk gak khawatir karena aku pun sama. Aku gak akan pernah siap untuk ngeliat wanita yang aku cintai kembali terluka. Tapi aku minta sama kamu untuk nggak memikirkannya secara berlebihan. Ada aku Ra, ada aku yang akan selalu di samping kamu. Ada aku yang akan selalu memastikan kamu untuk tidak bertemu kembali sama mereka. Memang besar kemungkinannya, tapi aku akan berusaha untuk mengecilkan  kemungkinan itu. Jadi tenang ya, anak kita butuh ibunya dengan  pikiran dan perasaan yang tenang dan baik. Agar mereka juga bisa baik-baik aja didalam sana."

Entah mengapa mendengar kalimat panjang lebar itu dari Raja terasa menenangkan untuk nya. Benar, Dia tidak sendiri ada Raja, ada Raja yang selalu hadir disampingnya. Ada Raja yang akan membantunya untuk menghalau siapapun yang akan menyakitinya untuk pergi. Ada Raja yang akan berusaha untuk menangkannya dan memeluknya seperti ini. Dan ada Raja tempatnya berkeluh tanpa harus bersembunyi seperti tadi. Dan memang di tengah kesakitannya ada Raja yang selalu menjadi obat penawar.

"Aku akan selalu percaya sama kamu Ja, bahkan seluruh hidup aku aku percayakan sama kamu. Untuk itu bantu aku untuk menghadapi mereka jika itu di perlukan suatu hari nanti."

"Pasti. Akan aku pastikan kamu dan anak kita baik-baik saja sekarang nanti dan selamanya."

*****

Menurut kalian Khaira tadi ketemu sama siapa:

Irza

Arji

Atau Riska?

Jawab dong. Jawaban kalian menetukan siapa orangnya

Batam, 28 Desember 20