Masih Flashback. Beberapa hari setelahnya~
"Boss, ada undangan dari Murakami Souji." lapor Ichijou. Saat dari tugasnya sebagai asisten Shinji. Seorang pria berjas hitam memberinya informasi jika Murakami Souji ingin bertemu di ruangan VVIP sebuah restoran keluarga di pusat kota.
Pria itu juga memberi post card yang berisi nama restoran dan nama ruangannya.
"Baiklah. Aku mungkin harus menemuinya."
Mereka bertemu saat jam makan siang. Di sebuah restoran China. Li Zheng hanya diam saja saat Souji menjelaskan maksud untuk menemuinya.
"Aku ingin menikahi Yuuji." ulangnya. Itu adalah lamaran yang tidak sopan menurutnya. Li Zheng tidak merespon dia hanya melanjutkan makannya dengan tenang.
"Aku memang belum punya pengalaman menikahkan anak. Tapi kupikir, lamaranmu itu sangat tidak sopan." jawabnya.
Souji diam. Dia melanjutkan makannya lagi tidak mencoba melamar Yuuji lagi. Walaupun dia mengatakannya dengan santai. Dua kali diabaikan tentu saja dia merasa malu dan jengkel.
"Baiklah." ucapnya setelah sekian waktu. Souji mendongak, apa yang sebenarnya pria ini coba katakan? "Baiklah, aku akan membiarkan kau menikahi Yuuji." lanjutnya.
Dipikir lagi, Yuuji tidak pernah memiliki pacar. Dia sepertinya tidak berniat menikah jika aku tidak memaksanya. Aku juga sudah terlalu sering menolak lamaran. Jadi, anggap saja kau beruntung aku menerima lamaranmu."
Souji mengerjap bingung. Kenapa pria ini? Tadi seolah menolak dan sekarang menerimanya. Sebenarnya jawaban mana yang benar?
"Li Zheng-san, kau yakin tidak menyesal menikahkannya padaku?"
"Aku sudah mengenal orang tuamu. Aku juga menemani ayahmu saat kau lahir. Alasan apa aku menolakmu? Kau cukup tampan, kau jelas kaya." ucap Li Zheng tanpa memandangnya. Dia masih menikmati makanya. Sudah lama dia tidak menikmati makanan kampung halamannya. "Walaupun aku masih meragukan apa tujuanmu." lanjutnya.
Souji melirik, dia sudah menunggu pertanyaan itu. "Bukankah aku yang seharusnya bertanya apa tujuanmu menyelidikiku?"
"Kau mengetahuinya tapi tidak menghentikannya. Boleh juga." komentar Li Zheng. "Apakah kau akan melibatkan Yuuji?" lanjutnya dengan mata yang menatap tajam. "Aku menolakmu kalau begitu." ucapnya lagi saat melihat Souji yang menatapnya tanpa ragu-ragu.
"Kau tidak bisa menariknya. Kau sudah menerimanya. Kalau kau menolak, mungkin aku akan mengirimkan bukti tentang kematian Shouyo. Nyonya Huang pasti akan sedih sekali."
"Keparat licik! Ternyata kau menyiapkan ini jika aku menolaknya ya?!" ucapnya geram. Jadi walaupun dia menerima atau menolak lamaran Souji, keputusannya sudah pasti harus menerimanya.
Li Zheng menghela nafas berat. Dia sudah kehilangan nafsu makannya setelah Souji ingin memberikan bukti pada Yui. "Baiklah, tapi kau harus berjanji satu hal padaku!" Souji mengangkat sebelah alis menunggu apa permintaan Li Zheng.
Keselamatannya adalah prioritas utamamu! Apa kau bisa melakukannya?"
Souji tampak diam cukup lama, memikirkan permintaan Li Zheng. "Baiklah. Keselamatannya akan jadi prioritas utama bagiku."
Flashback Off
***
Souji menunggu Yuuji di kamar mereka. Ada sesuatu yang harus mereka bahas. Terutama soal pulau pribadi yang disebutkan oleh mertuanya.
Saat pintu terbuka, sontak Souji berdiri dan melihat Yuuji di dekat pintu. "Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu."
"Mengenai pulau pribadi?" ucap Yuuji retoris. "Kau terlihat semangat sekali mengenai hal itu. Apa ada sesuatu yang bagus di sana?" tanyanya. Dia berjalan menuju meja rias kemudian menghapus make up dan mulai memakai skincare.
"Mungkin saja. Jadi, apa kau ingin memberi tahuku di mana letaknya?" Souji duduk di ranjang tepat di belakangnya sehingga Yuuji bisa melihat pantulannya di cermin.
Yuuji menyeringai. "Kau harus memberiku keuntungan jika ingin bertransaksi denganku."
Souji tersenyum sok manis. "Apakah menjadi Nyonya perusahaan Murakami Enterprise tidak cukup bagimu?"
Yuuji berbalik dan menatap Souji, "Itu memang sudah seharusnya. Yang aku sebutkan adalah hal lain!" ucapnya.
"Lalu apa? Apa yang kau inginkan?" tawar Souji.
Yuuji menunjukan telapak tangan kirinya yang telah tersemat cincin pernikahan berwarna perak yang dihiasi berlian yang senada dengan rona mata Souji. Berwarna ruby.
"Jiyu! (kebebasan!)" jawabnya dengan senyum lebar. Souji hanya menatap dingin. Dia tidak bisa melakukannya. Dan bagaimana Yuuji bisa tau?
"Aku tidak bisa melakukannya!"
Yuuji menatapnya tajam, "Aku tidak mau memakai ini! Bagaimana mungkin aku selalu dalam pengawasanmu. Aku bukan balita!" dia masih menunjukan cincinya.
Awalnya dia sedikit curiga, tapi saat Hana mengeceknya. Cincin itu memiliki sinyal pemancar. Dugaannya benar!
"Yah, lupakan saja kalau begitu. Kita bisa pergi ke tempat lain." putusnya. "Aku bisa mengatasinya." Yuuji membulatkan mata. Ini tidak seperti yang diinginkannya. Dia ingin Souji memohon padanya!
Yuuji menarik kerah Souji. "Kenapa? Kenapa kau tidak memohon padaku! Aku mungkin akan mengatakannya jika kau memohon!" paksa Yuuji sedikit frustasi.
Souji tertawa, "Sudah kuduga kau memang tipe S. Tapi maaf, aku bukan M." Yuuji masih menarik-narik kerah Souji dan pria itu masih tertawa.
Souji memeluknya dan menarik Yuuji hingga mereka jatuh ke ranjang. "Aku jadi ingin tau, apa saja warna yang dimiliki olehmu." gumamnya. Yuuji yang berada diatasnya. Membuang muka dan memaksa untuk lepas dari kukungan lengan Souji.
"Yang pasti tidak hitam sepertimu." jawabnya.
"Lalu, aku hanya perlu menambahkan warnaku padamu supaya kita sama." jawabnya dengan senyum menggoda.
"Itu kalau kau bisa!" sanggahnya. Yuuji berhasil melepaskan diri dan berjalan memutari sisi ranjang. Dia merebahkan diri disisi yang berlainan dengan Souji.
"Aku yakin kau tidak menolaknya!"