Chereads / The Boss Who Marrying Enemy / Chapter 30 - Part 15A - A Certificate of Ownership

Chapter 30 - Part 15A - A Certificate of Ownership

Souji mengurus para pengawalnya di kantor polisi lokal karena mereka sudah menyebabkan kecemasan publik. Para mafia lokalpun juga ikut diringkus. Mereka mengatakan jika seseorang membayar mereka jika berhasil membuat Souji mati karena kecelakaan di Irlandia.

Saat mereka menyebut Kusaka Jumonji, Yuuji sadar jika masalahnya adalah perebutan kekuasaan atas Murakami Enterprise. Yuuji memandang Souji yang sedang duduk menjawab pertanyaan dari petugas. Ada sedikit rasa simpati timbul dihatinya.

Pria itu sudah tidak memiliki apapun. Pamannya yang masih hidup satu tahun lalu meninggal secara tidak sengaja oleh ayahnya. Bahkan sekarang orang asing ingin memiliki jerih payah ayahnya. Dia pasti kesepian dan kesakitan sendiri.

Yuuji memutuskan untuk menunggu diluar bangunan kantor polisi. Disana rasanya sesak sekali. Jika dia disana dan menatap Souji pasti dirinya akan menangis. Dia tidak menyukainya. Menangis.

Souji keluar dari kantor tersebut dan menghampiri Yuuji yang sedang termenung. "Kenapa?"

"Tidak. Sebaik kita menanyakan keadaan di jepang. Mungkin sesuatu terjadi.." gadis itu mengambil ponsel dan menghubungi Hana.

Saat Yuuji menghubungi, di Jepang sudah memasuki waktu makan malam. Hana sedang menikmati mie instan di apartemennya karena semenjak Yuuji menikah dia tidak tinggal di Mansion Huang lagi. Tinggal disanapun tidak ada yang bisa diajak bicara. Shinji sering larut malam, obrolan mereka juga tidak berkembang jika tidak sedang membahas Yuuji. Hubungan mereka sepertinya benar-benar tidak bisa tertolong. Memang mungkin tidak akan pernah ada romantika diantara mereka.

Hana menghela nafas kemudian ponselnya berbunyi. Yuuji menghubunginya.

"Ya~ Yuuji, apa kau merindukan aku?"

"Mana mungkin." jawabnya datar. Hana memberengut.

"Lalu kenapa menghubungiku." jawabnya kesal.

"Apa ada sesuatu yang terjadi selama kami pergi?" Hana terkejut. Apakah ada diantara mereka melaporkan kejadian ini pada mereka. Atau di sana terjadi sesuatu?

"Apa di sana terjadi sesuatu juga?"

"Juga?" Yuuji membeo. Hana menutup mulutnya. Dia keceplosan!

"Ya, disini sedang heboh. Ano saa.. Yuuji menikahi penipu, katanya. Team PR kita sedang kebingungan untuk menanganinya hari ini. Tapi sekarang sudah mulai bisa ditekan. Matsunaga mengatakan padaku jika setelah surat penangkapan turun, Kusaka Jumonji akan ditangkap atas percobaan pembunuhan Murakami Souji saat acara pernikahan kalian."

"Baiklah. Disini juga sudah tertangani. Siapa itu Matsunaga?" tanyanya.

"Kau tidak tau? Sungguh tidak tau??" jawab Hana semangat. "Dia teman kencanku!!" lanjutnya senang.

Terdengar suara helaan nafas dari Yuuji, "Kau tidak sedang menjawab telepon sambil tidur kan?"

"Tidak! Seratus persen aku sadar dan tidak bermimpi. Akhir pekan ini kami akan berkencan." ucapnya senang. "walalupun satu hari sih.." lanjutnya dengan gumaman kecil.

"Soo.. so! Baiklah. Selamat menikmati kencanmu. Jika aku mengatur kencan buta untuk Shinji kau jangan menyesal ya.."

"Yuuji, kau jahat!" suara tawa Yuuji menggema diponselnya. Dia hanya tersenyum kecil. Sepertinya dia menikmati Honeymoonnya bersama Souji. "Ya sudah. Aku tutup. mie ku sudah mengembang!"

***

Yuuji memasukkan ponselnya pada tas kecil miliknya kemudian menoleh pada Souji.

"Haruskah kita pergi ke pulau pribadiku? Setelah kau menemukan apa yang kau cari, ayo kita kembali ke Jepang." ucapnya. Membuat Souji tampak terkejut kemudian tersenyum.

"Tapi ini bukan jebakan kan? Kau tidak meminta kebebasan kan?"

"Tentu saja tidak! Dibanding itu semua, namamu harus dibersihkan! Aku tidak mau menikahi penipu." ucapnya dengan senyum menggoda. Souji hanya menatapnya. Membuat Yuuji bingng dan menaikan sebelah alis dengan masih tersenyum. Kemudian, Souji merengkuh wajahnya dan menciumnya lembut.

"Terimakasih." gumam Souji setelah dia mencium Yuuji. Mereka pergi bersama menuju pulau pribadi yang dihadiahkan oleh orang tua Murakami Souji untuk Yuuji.

Pulau pribadi itu berada di Inish Turk Beg yang terletak di bagian barat pantai Irlandia yang merupakan salah satu pulau terbesar di Clew Bay. Mereka harus menggunakan kapal untuk menuju ke sana dari Villa milik Murakami Souji.

Saat mereka datang. Bukan rumah yang besar dan desainnya seperti rumah-rumah lokal lainnya tidak bertingkat. Rumputnya terawat rapi walau tidak ada tanda jika seorang pelayan tinggal ditempat itu. Sepertinya mereka hanya merawat sekitar rumahnya saja.

Yuuji mengeluarkan kunci untuk bangunan itu yang diberikan oleh Ayahnya sebelum dia sempat pulang ke rumah sebelum kembali ke mansion Murakami Souji.

Begitu pintu terbuka, udaranya penuh debu. Perbotan semua tertutup kain putih. Sepertinya sudah lama sekali tidak digunakan. Souji membuka jendela satu per satu supaya sirkulasi udaranya menjadi lebih baik. Sedangkan Yuuji membuka semua kain putih.

Dia mengecek kamar, dapur serta kamar mandi. Mereka butuh dibersihkan. Mereka tidak bisa tinggal seperti ini. Dia mengecek dapur masih bisa digunakan. Hanya perlu dibersihkan.

"Sepertinya kita perlu bersih-bersih." ucap Yuuji.

"Aku akan menghubungi pengawal untuk datang sekalian membawa bahan makanan."

"Oke."

Mereka melakukan bersih-bersih dibantu enam orang pengawal pribadi Souji. Semua itu selesai saat matahari terbenam. Yuuji juga selesai menyiapkan makan malam untuk semua orang.

Yuuji sudah lama tinggal sendiri. Memasak bukan hal yang susah. Apalagi Hana yang sulit sekali belajar memasak. Gadis itu selalu menghancurkan dapur sehingga dia yang selalu memasak jika di rumah. Dia tidak heran jika Hana makan mie instan untuk makan malam.

Pengawal itu tampak tidak nyaman saat melihat nyonya mereka masak untuk mereka juga.

"Kalian kenapa masih berdiri?" tanya Yuuji. Souji hanya memberi sinyal menyuruh mereka duduk. Mereka akhinya makan bersama bossnya dan kadang menjawab kaku pertanyaan Yuuji.

Souji membiarkan pengawalnya kembali ke Villa. Hanya tinggal mereka berdua yang tinggal di rumah itu. Yuuji sedang berkeliling sedangkan Souji menonton televisi.

Yuuji mengangkat figura dari atas buffet. Di foto itu ada dirinya dengan Souji. Mereka tampak manis. Souji sedang duduk membaca buku dan Yuuji tampak berpegangan lutut Souji seolah ingin tau. Dia menyentuh foto itu.

Mereka memang pernah bertemu.

"Kau imut sekali." gumam seseorang dibelakangnya. Yuuji tidak terkejut. Dia hanya mengangguk.

"Kau juga." balasnya. "Aku tidak pernah ingat pernah berpose foto seperti ini." ucapnya lagi. Souji memeluk dirinya dari belakang. Memegang telapak tangannya yang masih memegang figura.

"Aku ingat." gumamnya. "Waktu itu kau selalu mengikutiku dan memanggilku seperti 'Onii-tan' dan lalu 'Onii-tan' dan 'Onii-tan.' " ucapnya dengan nada yang rendah.

Yuuji tertawa pelan sambil meletakan figura itu. "Menggelikan. Kau mengulangnya hingga tiga kali."

"Kenapa kau tidak mencoba memanggilku seperti itu?" Yuuji berbalik, hendak melayangkan protes. Namun dia menyadari jika Souji mengurungnya di antara buffet dan kedua lengannya. Secara tidak sadar dia menyandarkan pantatnya pada buffet seperti setengah duduk.

"Jangan bercanda." ucapnya sambil mendorong dada Souji dengan kedua tangannya.

"Dulu kau memanggilku seperti itu."

"Aku tidak mengingatnya!" jerit Yuuji malu. Souji tersenyum dan menatapnya lekat tanpa berniat membebaskan Yuuji.

"Onii-tan, tasukete kudasai. (Kakak, tolong bebaskan aku.)" gumamnya. Souji terkejut kemudian tertawa terbahak-bahak. Yuuji merengut dengan wajah memerah.

"Kan! Kau tertawa! Aku tidak ingin bermain lagi denganmu. Cepat lepaskan!!" ucap Yuuji kesal dengan wajah memerah matanya sedikit berair hendak menangis saing malunya.

"Kau harus tau, kau itu sangat imut saat mengatakannya. Aku tidak bisa menahan tawaku." jawabnya masih dengan seringai lebar.

"Onii-tan, onegai! Tasukete kudasai!" ucapnya lagi dengan wajah hendak menangis dan muka memerah. Raut Souji menggelap. Dia tidak tahan lagi. Yuuji sangat imut dimatanya. Dia merengkuh wajah itu dan memberinya ciuman dalam yang menuntut.

"Kau imut sekali, Yuuji! Gamandekinai!"