Chereads / The Boss Who Marrying Enemy / Chapter 35 - Part 17A - An Encounter

Chapter 35 - Part 17A - An Encounter

"Terimakasih sudah mengajakku pergi." ucap Hana begitu mereka keluar dari mobil di basement apartment.

Matsunaga mengangguk. "Aku yang harusnya berterimakasih. Lalu," Matsunaga tampak ragu namun dia tetap melanjutkanya. "Akabane-san.. bolehkah aku memanggilmu.. Hana?"

Hana tertawa kecil, "Ii yo.. (boleh). Ja, Aku juga akan memanggilmu Hiro kalau begitu." Hiro tersenyum senang. Setidaknya mereka memiliki sedikit kemajuan saling memanggil nama. Walaupun dia tidak tau bagaimana proses kedepannya, beginipun sudah baik. Bahkan, jika dia tidak bisa memilikinya.. Hiro yakin Hana akan tetap bahagia.

"Aku akan menunggu sampai kau masuk. Jadi, beristirahatlah.." ucap Hiro. Hana mengangguk lalu dia melambaikan tangan pada Hiro. Hiro hanya mengangguk dan tersenyum menanggapinya. Sampai Hana benar-benar masuk ke dalam lift basement yang ada di dalam ruangan kaca tersebut, Hiro baru naik ke mobil dan pergi.

***

Hari berikutnya adalah awal hari kerja. Hari ini Yuuji sudah kembali dari cutinya. Dia melewati lobi karena Souji yang mengantarnya, banyak yang memperhatikan dan juga saat dia memasuki lobi, pegawai yang dilewatinya memberi ungkapan selamat.

Yuuji memang tidak mengundang semua karyawannya. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya semua karyawannya datang disaat krisis seperti kemarin. Dia tidak bisa mengawasi semua orang dan mungkin akan ada saksi mata.

Yuuji masuk kedalam lift khusus. Saat pintu terbuka, Shinji sudah disana bersama Ichijou. Dia terdiam sejenak, berpikir untuk melewatkannya saja.

"Oujo-san. Lebih baik naik bersama kami saja." saran Ichijou sambil menekan tombol pintu. Yuuji menghela nafas, padahal dia ingin membiarkannya saja.

Yuuji masuk ke dalam. Berdiri cukup jauh. Ichijou mencoba membuka pembicaraan.

"Bagaimana perjalanan anda di Irlandia. Aku dengar ada hambatan disana?" Ichijou tampak berekspresi menyesal setelah mengatakannya. Dia juga merasa Shinji sedang menatapnya tajam. Dia

tidak melaporkan hal itu pada Shinji.

"Ya, kami baik-baik saja. Masalah sudah diselesaikan oleh kepolisian lokal."

Ichijou mengangguk, "Syukurlah." ucapnya dengan keringat didahinya. Merasa tidak nyaman dengan tatapan Shinji.

Ting!

Pintu terbuka. Yuuji turun terlebih dulu. Shinji ada di lantai berikutnya.Yuuji hanya mengangguk singkat pada kakaknya sebagai bentuk penghormatan pada atasan kemudian berjalan menuju ruangannya.

Shinji menuntut pada Ichijou. "Ada masalah apa di Irlandia? Kenapa kau tidak melaporkannya padaku?"

"Saat itu kita dalam masalah. Saya mengetahui hal tersebut setelah masalah selesai. Saya mendengarnya dari Hana Oujo-san." Shinji tampak membuang muka. Kenapa saat ada masalah yang terjadi tidak ada yang memberitahunya? Ichijou yang sebagai orangnya kadang melakukan sesuatu yang rahasia tanpa sepengetahuannya. Lalu apa yang harus dilakukan. Masalah apa yang sebenarnya terjadi?

Apakah yang sedang mereka hadapi sekarang? Dia ingin tau.

***

Saat Yuuji masuk, Hana sudah berada didalam sedang memilih berkas. Gadis itu mendongak saat menyadari bossnya sudah datang.

"Kau sudah datang? Yuuji.. bagaimana honeymoonnya? Apakah menyenangkan?"

"Kau sudah pernah menanyakannya. Apakah aku harus menjawabnya lagi?" ucap Yuuji dengan dingin.

"Kalau tidak, setidaknya kau mengatakan bagaimana keadaanmu tinggal bersama Souji." ucap Hana sambil cemberut.

"Biasa saja. Apa jadwalku hari ini?" Yuuji duduk di kursi kerjanya. Kemudian membuka berkas yang ada di depannya.

"Apa ini?" tanyanya, dia menatap Hana dengan tatapan bingung.

"Itu hasil investigasi Yu Long, itu adalah permintaanku. FBI sedang menyelidiki itu.."

"Hoo.." Yuuji tersenyum menggoda. "Walaupun kau sedang berkencan kau tidak melupakan pekerjaanmu. Loyalitasmu layak dipuji." ucapnya.

Hana tampak senang, "Puji aku! Puji aku sebanyak-banyaknya.." lanjutnya dengan besar kepala.

"Kerja bagus Hana.." ucap Yuuji dengan senyum gentlenya.

***

Murakami Enterprise memang sudah ada ditangannya. Kusaka juga sudah diadili namun tetap saja ancaman terbesar adalah orang-orang yang berkhianat padanya. Yang dia hanya tau adalah Timothy. Souji yakin ada orang lain dibaliknya. Mungkin orang yang lebih berpengaruh dibanding dirinya.

Dugaan pertamanya adalah negara komunis yang terkenal kejam dalam mencapai tujuannya. Mungkinkah Uni-eropa? Dia tidak tau dimana lokasi pusat mereka. Tapi, melihat apa yang dikerjakan sangat rahasia.. mungkinkah dari awal Timothy orang mereka?

Souji menumpu dahinya dengan siku. Sial, aku kurang berhati-hati.

Ketukan pintu membuatnya kembali duduk tegak dan merapikan kembali jasnya. "Masuk."

Shinsuke masuk keruangan Souji. Dia menyerahkan beberapa berkas yang sudah dialihkan atas nama Souji. Pria itu mengangguk lalu meletakannya di meja. Dia beralih menatap pada Shinsuke.

"Apa pemindahan laboratoriumnya lancar?"

"Ya, walaupun sedikit terlambat. Kami akan menyelesaikannya hari ini."

Souji mengangguk lagi, "Apa ada tanda-tanda FBI mengawasi mereka?"

"Tidak. Semuanya aman. Sekarang saya akan membacakan jadwal anda hari ini." ucap Shinsuke sambil membuka jadwal yang diatur dalam Tablet PC-nya.

***

Pada malam harinya, setelah semua pekerjaannya selesai. Shinji pergi menggunakan mobil sendiri tanpa Ichijou. Dia masih memikirkan beberapa hal yang pagi ini mengganggunya. Dia merasa jika dia tidak berguna.

Ichijou juga tidak mengatakan apapun. Dia juga tidak ingin bertanya pada ayahnya. Walaupun dia cukup yakin ayahnya mungkin tau sesuatu.

Shinji berada disebuah bar. Dia tidak memilih ruang VIP. Membiarkan dirinya duduk di meja yang menghadap bartenter sambil menikmati bourboun ditangannya.

Seorang gadis berambut perak dengan pakaian sexy duduk disebelahnya. Dia memesan coktail. Meminumnya dengan gerakan cukup sensual membuat bartender didepannya merona.

Mata merahnya berkilat menggoda pria yang duduk disebelahnya. Tapi, pria itu tampat tidak tergoda. Gadis itu adalah Tsunashi Yuu. Salah satu dari rekan Souji yang tergabung dalam Hanta Kyoukai.

Gadis yang biasa memakai baju tertutup seperti mantel dan membawa pedang saat kemana-mana itu memakai baju dan dandanan yang tidak sesuai dengannya hanya untuk mengorek info dari orang-orang yang terkait dengan Wind Tribe. Dia ingin tau apa yang sebenarnya terjadi pada Wind Tribe walaupun dari awal dia bukan orang mereka.

"Apakah.. kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya gadis itu memulai obrolan.

"Sepertinya tidak." jawab Shinji acuh. Yuu hanya tersenyum dan kembali mengajaknya berbicara.

"Aku ingat, bukan kah anda Presdir Huang?" Shinji hanya tersenyum mengejek sambil meminum minumannya.

"Kau sudah tau dari awal kenapa berpura-pura? Aku tidak ingin bermain. Kau pergilah.."

"Tapi aku masih ingin bermain." ucapnya dengan nada yang menggoda. Dia mendekatkan tubuh pada Shinji, namun tanpa orang yang menyadari.. dibalik mantel berbulu hitam yang menutupi punggung gadis itu dia menodongkan pistol dipinggang Shinji.

Shinji cukup terkejut namun tetap menyelesaikan minumnya. "Baiklah, apa yang kau inginkan?"tanyanya setelah menghabiskan minumannya.

"Apakah kita bisa membicarakannya hanya berdua, aku sudah menyewa tempat?" tanyanya manis. Shinji meletakan beberapa lembar di meja lalu merangkul gadis itu.

"Ayo, kita selesaikan."

***

Ichijou menghela nafas berat saat Shinji tidak diruangannya. Dia sudah pergi dan bahkan membawa mobil. Dia menelpon orang yang biasa menjaga Shinji dari jauh.

"Apa kau tau Shiji dimana?"

"Bukankah tuan masih ada di dalam? Apakah ada masalah?"

"Tidak, biar aku saja yang mencarinya. Mungkin masih ada di dalam." Ichijou mematikan panggilannya. Dia berkacak pinggang menatap meja kerja Shinji.

"Bahkan anda sudah bisa menghindari orang keamanan."

Kurang lebih Ichijou paham apa yang mungkin sedang Shinji pikirkan saat ini. Dalam keadaan runyam seperti ini hanya Shinji yang tidak tau bagaimana keadaannya. Hanya sinji yang tidak tau apa yang sedang orang-orangnya alami. Dia mungkin merasa tidak berguna.

Tapi, itu sudah keputusan ayahnya. Ayahnya ingin anak-anaknya aman. Walaupun Yuuji ikut didalamnya, Huang Li Zheng sebisa mungkin melindungi putri bungsunya.

Ichijou membuka ponselnya, dia tidak ingin melakukan cara ini terhadap bossnya. Tapi karena keselamatannya adalah nomor satu dia harus melakukan penyadapan lokasi keberadaan bossnya sekarang.

"Memang tidak adil tapi mau bagaimana lagi.." gumam Ichijou kemudian meninggalkan rungan itu setelah berhasil menemukan posisinya.