Chereads / The Boss Who Marrying Enemy / Chapter 36 - Part 17B - An Encounter

Chapter 36 - Part 17B - An Encounter

Masaki Hyuga. Pria berambut ikal kecoklatan dengan gaya usilnya duduk dikelilingi wanita cantik di area lantai dansa. Sikapnya yang jenaka kadang membuat gadis-gadis yang berada disekitarnya tertawa.

Dia mengeluarkan rokok dari saku kemejanya kemudian menyulutnya dengan pematik elektrik yang menyatu di jam mahalnya. Saat meniup asap-asap yang mengumpul di mulutnya matanya melirik seorang gadis yang mengenakan gaun seksi berwarna merah dengan mantel berbulu hitam di punggungnya.

Dia bersiul.

"Apa kalian mengenalnya?" tanyanya pada gadis-gadis yang berada disekitarnya.

"Tidak. Mungkin dia salah satu dari dari nona muda kaya." ucap seseorang yang berada disebelahnya. "Apa tuan menyukainya? Lalu bagaimana dengan kami?" lanjutnya manja.

Hyuga tersenyum, "Tentu saja kalian ada dihatiku. Tapi aku tidak masalah harus menambah ruang lagi untuknya." ucapnya dengan nada usil. Gadis gadis disebelahnya tamoak mengeluh.

Yukigawa Hoshi tidak jauh dari Hyuga. Pria yang biasa memakai kacamata itu didandani sebagaimana rupa sehingga tampak menjadi bad boy. Tapi tetap saja, walaupun menampilannya dirubah tidak bisa menghilangkan karakter lugunya yang mendarah daging.

Dia tampak tidak nyaman saat seorang gadis menempel padanya dan menawarkan minuman. Kaichou! Tolong aku! Itulah yang tertulis diwajahnya. Walaupun Hyuga melihat itu dia mengabaikan.

Karena Kanie dan Hiro merupakan orang yang mencolok dan dikenali oleh orang Souji. Dia hanya bisa merelakan diri untuk ikut pengintaian bersama ketuanya. Tapi, ditempat seperti ini. Hoshi tidak bisa memperhatian apapaun selain pikiran untuk pergi!

Targetnya adalah Hanta Kyoukai. Menurut investigagi yang Hoshi buat dengan memetakan satelit pada lokasi kemunculan mereka, akhirnya dia bisa mempersempit wilayah dan menemukan wilayah ini.

Hoshi ingat foto dari ketiga orang itu. Tapi jika mereka juga menyamar apakah kita bisa mengetahui jika itu mereka?

Hyuga tampak tidak mengalihkan pandangan pada gadis yang kini menjadi targetnya. Dia tampak menggoda Presdir Huang Enterprise. Awalnya pria itu tampak acuh tapi setelah gadis itu merapat dia merangkul gadis itu.

"Yah.. semua pria memang sama. Memang siapa yang bisa tahan jika digoda?" gumamnya sambil menyeringai padahal saat dulu mereka mengikuti Shinji, pria itu ditampak melakukan hal-hal yang mungkin membuat skandal berkaitan dengan wanita.

Hyuga menyeringai kemudian meminum cairan bening yang ada digelasnya. Saat tidak sengaja melirik Shinji dan gadis itu pergi dia melihat kilatan dibalik pinggangnya.

"Oi Oi!" gumamnya terkejut. Pastinya itu adalah godaan yang berbahaya kan? Hyuga tidak mungkin salah. Itu adalah moncong pistol.

"Ada apa tuan?" tanya gadis disebelahnya.

"Tidak ada. Aku harus pergi ke suatu tempat dulu. Yuki, ayo!" Hoshi mengangguk kemudian mengikuti Hyuga. "Minta mereka berdua bersiaga." lanjutnya sambil melewati lautan manusia mengikuti kedua orang yang dia perhatikan tadi.

Saat mencapai lorong-lorong ruangan privat. Mereka berdua berhenti dan melihat dari balik tembok. Hosi menyerahkan alat komunikasi yang langsung terhubung dengan markas dari kotak kecil dari balik jasnya kemudian menyerahkannya pada Hyuga.

"Kaichou!" sapa Hiro setelah Hyuga memakai alat komunikasinya.

"Saat ini aku mengintai Tsunashi Yuu. Dia tampak mengancam Huang Shinji dengan pistol." gumamnya. Dia mengikuti kedua orang itu yang kini masuk kedalam lift. Dia melihat kelantai berapa mereka pergi dan memakai lift disebelahnya.

Mereka berhasil menemukan kedua orang itu lagi. "Hei! Nona cantik.. bolehkah kita bergabung?" ucap Hyuga dibelakang gadis itu. Hoshi akhurnya mengikuti gaya preman ketuanya.

"Akan lebih menyenangkan jika kita bermain bersama." tambahnya. Walaupun dalam hati dia mengutuk dan menertawakan diri sendiri.

Gadis itu berbalik merangkul Shinji. "Ara, sepertinya pacarku tidak akan menyukainya kan.." ucapnya sambil menekan pistolnya.

"Aku tidak masalah. Hal baik harus dibagi dengan orang lain!" ucap Shinji membuat Yuu sedikit terguncang. Pria itu tidak takut ancamannya.

Nice Catch! Pikir Hyuga. Sepertinya Shinji mengerti mereka sedang mencoba menolongnya karena ucapan Hoshi yang kaku.

"Sayang.. katanya kau ingin berduaan denganku." ucap Yuu manja. Harus Hyuga akui akting gadis itu cukup baik.

"Bukankah kau akan lebih senang jika mereka berdua ikut?" ucap Shinji kalem dengan senyum menggoda. Yuu hampir mengumpat pada Shinji. Dasar pria keparat!

Gadis itu menarik pelatuknya. Kemudian tersenyum manis. "Kau sungguh ingin membiarkan mereka ikut?" ucapnya dengan nada imut berbanding terbalik dengan ancamanya.

"Kenapa tidak?" ucapnya dengan senyum. Yuu tampak marah dan konsentrasinya jadi terganggu. Shinji mengambil kesempatan untuk berkelit dan menjauh.

Dorr! Karena reflek Yuu mematuk pistolnya dan berhasil menyerempet lengan Shinji.

Shinji menjauh sambil memegang lengannya yang tergores timah panas. Kini Yuu berada ditengah antara Shinji dan dua orang FBI itu. Gadis itu membuang mantel bulunya menyisakan gaun merah yang seksi.

Hyuga bersiul.

"Aku tau kalian berdua adalah anjing-anjing Interpol!" ucap gadis itu tajam. Rona matanya berubah dingin. Tampak seperti dewi kematian berdarah dingin.

"Walau begitu aku tidak menarik tawaranku tadi." ucap Hyuga jahil membuat Yuu kesal.

"Keparat!" dia menembakkan pistol pada Hyuga. Namun dengan cepat dia berkilah.

"Yada.. yada! Itu sangat berbahaya." ucap Hyuga tampak santai, namun begitu memancing emosi Yuu. Dia merasa dilecehkan secara tidak langsung. Gadis itu membuang pistolnya.

"Aku akan membunuhku dengan tanganku sendiri!"

Hoshi mendekati Shinji yang terluka. Dia mengeluarkan kartu yang memiliki daya magnet tinggi untuk membuka kunci pintu otomatis dari salah satu kamar. Dia hanya bisa melakukan ini. Lagipula, pertarungan tidak bisa dia ikuti.

Untung kosong! Pikiran Hoshi lega. Kalau tidak dia harus membungkam orang untuk mengambil alih kamar mereka.

"Terimakasih." ucap Shinji. Dia memegang lengannya yang kini meneteskan darah dari ujung-ujung jarinya. "Apa kalian mengenal gadis itu?" tanya Shinji.

"Secara kebetulan kami mengenalnya. Aku akan mengobati lukamu." Shinji duduk di sofa dan membiarkan Hoshi merawatnya.

Shinji ingat jika gadis itu menyebut anjing-anjing Interpol. Apakah mereka orang Intelegen?

"Apa kau tau mengapa gadis itu mengincarku?" Hoshi menggeleng. "Sasaran gadis itu biasanya memiliki ciri yang sama. Aku juga tidak tau apa alasannya. Tapi ini bukan kuasaku untuk menjawab identitasnya lebih jauh. Maaf aku tidak bisa membantumu." Shinji memangguk mengerti.

***

Yuu melancarkan pukulan pada Hyuga dan pria itu berhasil menghindarinya. Gadis itu tampak marah. Dia melancarkan tendangan dan berhasil ditangkap oleh Hyuga.

"Kaki cantik seperti ini tidak boleh melakukan tendangan seperti ini." pria itu mengecupnya membuat wajah Yuu memerah antara malu dan marah. Gadis itu memutar tubuh melayangkan tendangan membuat Hyuga menghindar sehingga kakinya lepas dari gengaman.

"Kurang ajar!" gumamnya marah. Dia mengambil belati dari pahanya yang tertutup gaun dan mendekati Hyuga lagi dengan tergesa-gesa. Dia akan membunuh pria itu bagaimanapun caranya!

Ting! Pintu lift terbuka. Ichijou muncul dari balik pintu dan memandang kedua orang itu heran. Hyuga dan Yuu terdiam sejenak saat ada orang lain diantara mereka. Yuu tampak bersiaga dengan belatinya.

"Apa kau tau dimana Shinji?"

"Dia dikamar itu." tunjuk Hyuga dengan ekspresi linglung. Ichijou tampak tidak terkejut dan tenang walaupun dia baru saja melihat pertarungan.

Ichijou mengangguk, "Silahkan lanjukan."

Entah mengapa Yuu jadi makin marah. Dia merasa terhina dan diremehkan. Kenapa tidak ada yang serius menghadapinya. Menyebalkan! Menyebalkan. Gadis itu melemparkan belatinya pada Ichijou. Pria itu berhasil menghindar membuat Yuu makin meledak.

"Itu berbahaya, Ojou-san.."

"Arghh! Kalian para pria menyebalkan!" Yuu meraih pistol dan mantelnya kemudian berlari menjauhi kedua pria itu. Lebih baik dia kabur sebelum dia lengah dan tertangkap.

Hyuga menghadangnya selagi Ichijou masuk kedalam ruangan yang ditempati bossnya.. "Urusan kita masih belum selesai nona. Kau masih belum menjawab tawaranku."

"Persetan dengan tawaran! Minggir!" kali ini Hyuga serius menghadapi Yuu. Dia mengarahkan pukulan dan menghindari pukulan Yuu. Saat lift dihadapan mereka terbuka dan dua orang FBI yang ada dibaliknya. Yuu tampak menggerang. Dia tidah bisa memakai lift menggunakan tangga juga berbahaya.

Gadis itu melempar mantelnya menutupi pandangan Hyuga kemudian berlari menuju jendela besar di ujung koridor. Dia menembaknya beberapa kali hingga jendela itu terpecah kemudian melompat turun. Memanfaatkan pohon dan kemudian melompat pada pipa-pipa air dan menapak pada tanah dengan selamat.

Hyuga berlari melihat dari jendela yang kacanya sudah hancur tersebut. "Keren." celetuknya.

"Ketua! Kau membiarkannya kabur!" keluh Hiro yang berada dibelakang Hyuga.

"Aku masih ingin menemuinya lagi. Sangat disayangkan jika tertangkap."

"Apa kau gila! Kau membiarkan teroris itu kabur!!" teriak Hiro tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan ketuanya.

Hyuga tampak memegang dagunya. "Jika aku bisa bertemu dengannya dua kali lagi.. mungkin kita bisa berjodoh!" gumamnya.

"KAICHOUU!!" teriak Hiro kesal.

Kanie menghela nafas. "Dasar gila." gumamnya