Chereads / The Boss Who Marrying Enemy / Chapter 28 - Part 14B - Honeymoon At Ireland

Chapter 28 - Part 14B - Honeymoon At Ireland

Yuuji masih tidur tengkurap dengan selimut yang menutup tubuh polosnya. Dia mengerjap saat sinar terang masuk begitu Souji membuka tirai jendela. Panorama laut yang biru masuk ke indra penglihatannya begitu matanya terbuka lebar.

"Pagi." sapanya dengan suara serak. Souji berbalik dan tersenyum, tangannya sudah memegang secangkir kopi yang masih mengepul.

"Pagi, coffee?" tawarnya.

Yuuji mengangguk, dia bangkit dan bersandar pada punggung ranjang. "Boleh," ucapnya. Kemudian dia menerima cangkir coffe dari Souji. Pria itu duduk di ranjang dan menatapanya.

"Aku ingin mengajakmu pergi. Jadi setelah sarapan kalau segera bersiap."

"Baiklah."

***

Souji membawanya menjelajahi Ibukota Irlandia, Dublin. Memang cukup jauh perjalanan dari villa hingga ke Ibukota. Tiga jam perjalanan menggunakan helikopter.

Tujuan utama mereka adalah Dublin Castle yang berada di Dame St, Dublin 2. Mereka mengikuti tour yang diberikan oleh pihak pengelola. Melihat segala ruang dan fungsi yang ada dalam Castle tersebut.

Yuuji menguap saat petugas tour memberikan penjelasan mengenai sejarah dan sebagai macamnya menggunakan bahasa ibu mereka, Bahasa Gaeilge dan disampingnya ada orang yang menerjemahkan menggunakan Bahasa Inggris.

Souji tersenyum saat memperhatikannya. Dia merangkul pinggang Yuuji dan membisikan sesuatu padanya. "Tour masih panjang. Kau harus menahan rasa kantukmu. Kau ingin aku gendong sekarang?" ancamnya lembut. Yuuji jelas menolak. Mana mau dia menjadi bahan tontonan orang-orang. Berita pernikahannya saja sudah menarik perhatian banyak orang. Jika dia berulah di luar negeri berita apa lagi yang akan muncul?

"Baiklah. Aku akan menahan mataku supaya tidak mengantuk." ucapnya sambil melebarkan mata. Dia tidak bermaksud untuk menghibur Souji tapi entah mengapa pria itu tertawa kemudian mengecup dahinya.

"Baiklah.. baiklah. Lakukan sesukamu." ucapnya sambil tertawa dan menuntun Yuuji kembali ke barisan.

Begitu selesai, Yuuji merentangkan tangan dan melakukan sedikit peragangan. Tidak menduga berjalan dan mendengarkan sejarah membuatnya lelah.

"Ingin makan sesuatu?" tawar Souji.

"Ya!"

***

Yuuji memegang makanan ringan yang dijual di sisi jalan sepanjang pasar dadakan yang ramai pengunjung dan turis. Dia berjalan bersama Souji sambil memakan makanannya. Sesekali melihat dan membeli aksesoris. Yuuji tidak menyadari ditempat seramai ini, team pengaman Souji mengikuti mereka dengan pakaian santai.

Gadis itu menarik Souji saat melihat aksesoris yang menarik. Dia membelinya untuk diberikan sebagai oleh-oleh. Souji mengangguk dan membiarkan Yuuji memilih sesuka hatinya.

Mereka berdua mengakhiri acara belanja dengan berjalan di tepi pantai pada waktu matahari mulai hilang tertelan oleh lautan. Souji menawarkan tangannya dan Yuuji menerimanya. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan sepanjang jalan.

Mereka berbelok saat melihat sebuah restoran mewah yang tidak jauh dari pesisir pantai. Mereka memutuskan untuk makan malam di sana sambil menikmati panorama laut yang kian melegam ketika surya makin tenggelam.

Yuuji bukan termasuk suka melakukan lady manner. Walaupun sudah diajarkan mengenai tata krama, tapi dia tidak memakainya jika memang tidak diperlukan. Maka dari itu dia tidak terlalu menyukai gala besar atau undangan party dari relasi bisnis. Dia suka bereksperimen dengan Hana. Dan dia sendiri akan kabur entah kemana. Seperti.. bar misalnya.

Gadis itu makan dengan lahap, tidak peduli dengan citra cantik dan elegan. Souji sudah menjadi suaminya. Buat apa dia peduli dengan semua hal itu. Jika pria itu tidak menyukainya. Cukup katakan saja. Dan cari yang lain!

Souji menopak kepalanya dengan siku diatas meja. Memandang bagaimana Yuuji makan. Melihatnya saja dia sudah senang. Awalnya dia tidak suka gadis yang tidak sopan dan atau kasar. Tapi jika itu Yuuji sepertinya tidak masalah. Gadis penurut tidak sepenuhnya baik.

Yuuji berhenti makan lalu menatap Souji. "Apa kau sudah membuat keputusan?"

"Keputusan apa?"

"Tentang kebebasanku." Souji menarik perkataannya lagi. Gadis penurut memang lebih baik. "Kita sudah di Irlandia. Selangkah lebih dekat dengan tujuanmu." lanjutnya.

"Tidak."

"Setidaknya kau membertitahu apa yang sebenarnya ada di sana? Mungkin aku bisa berubah pikiran."

Souji diam. "Sesuatu yang sangat penting." jawabnya kemudian.

Yuuji hanya menatapnya. Tidak menjawab atau merespon Souji yang tampak merenung.