Chereads / Lathifa / Chapter 9 - Lathifa - 08

Chapter 9 - Lathifa - 08

"Ta-tapi apa itu tidak merepotkan Bun??" Tanya Lathifa yang merasa tidak enak.

"Tidak apa-apa kok.. Yaudah Bunda nitip Syifa yaa.. Bunda panggil Arsyad dulu buat nemenin kamu, biar engga bosen.."

Azrina langsung pergi ke kamar Arsyad tanpa mendengarkan tolakan Lathifa. Azrina suka dengan Lathifa. Dan sepertinya, Arsyad juga menyukai Lathifa. Anak lelakinya ini tidak terlalu pandai jika menyembunyikan hal seperti ini padanya.

"Abang..." Panggil Azrina sambil masuk ke kamar Arsyad.

"Iya Ummi? Ada apa??" Tanya Arsyad sambil bangun dari kasurnya.

"Abang lagi apa?" Tanya Azrina balik. Tanpa menjawab pertanyaan Arsyad pastinya.

"Mau tidur siang Ummi.." Jawab Arsyad yang sudah menatap mata Azrina.

"Boleh Ummi minta tolong?" Tanya Azrina dengan menggandeng lengan Arsyad.

"Apa Ummi? Insyaallah Arsyad bantu.." Jawab Arsyad dengan senyumannya.

"Temenin Lathifa jagain Syifa. Kalau abang mau tidur di depan aja kayak biasa.. Yaaaa mau yaaaa.." Pinta Azrina.

Arsyad yang kaget hanya bisa menganggukkan kepalanya lemah. Azrina langsung menarik Arsyad keluar. Tak lupa bantal yang dipegang oleh Arsyad. Matanya sangat ngantuk sekarang.

"Nahh.. Ummi tinggal masak dulu ya, kalian baik-baik disini jagain Syifa.." Ucap Azrina keras.

Azrina membawa Arsyad, Lathifa, serta Syifa ke ruang keluarga. Di tempat biasanya Arsyad yang suka tidur siang. Dengan meletakkan bantalnya ke lantai, Arsyad membaringkan tubuhnya di lantai ditemani oleh Lathifa dan Syifa. Sepuluh menit berlalu, Arsyad sudah masuk ke alam mimpi.

"Abang kak.. Abang.." Seru Syifa dengan tangan yang terus menerus terulur ke Arsyad.

Lathifa yang paham mengangguk dan membiarkan Syifa berjalan pelan ke arah Arsyad. Saat Syifa ingin menekan lengan Arsyad, Lathifa langsung mendekat dan menahan telapak tangan Syifa. Punggung tangannya hampir menyentuh lengan Arsyad yang terbuka lebar.

"Jangan.. Abang lagi tidurr.." Syifa menatap Lathifa yang sedang menempelkan jari telunjuknya di bibirnya.

Dengan sangat bahagianya, Syifa bertepuk tangan dan ikut menempelkan jari telujuknya di bibirya. Membuat Lathifa tertawa pelan. Lalu, Lathifa menggendong Syifa dan duduk di sebelah pinggang Arsyad. Tapi rasanya sesuatu mengganjal di bagian pinggangnya.

Lathifa melihat ke pinggangnya, dan saat itu juga wajahnya memerah bak kepiting yang baru di rebus. Lathifa ingin sekali menyingkirkan lengan kiri Arsyad yang ada di pinggangnya secara perlahan, tetapi tangannya sedang menahan Syifa.

'Ya allah.. Bagaimanaa??' Batinnya berteriak.

Lathifa mencoba menyandarkan tubuh Syifa ke dadanya agar Syufa tidak lasak. Tangan kanannya memeluk pinggang Syifa. Sementara tangan kirinya mencoba memegang pergelangan tangan Arsyad yang terbalut kaos berlengan panjang.

"Bismillah.." Gumamnya.

Lathifa menarik ujung baju di lengan Arsyad tanpa menyentuh tangan Arsyad. Bukan jijik bukan. Hanya saja, Lathifa masih takut dengan dosa. Maka dengan cara itulah ia menyingkirkan lengan Arsyad dari pinggangnya.

Dan dalam waktu singkat, lengan Arsyad sudah kembali ke tempatnya. Lathifa sempat mengucakan alhamdulillah karena walaupun ia menarik ujung kaos Arsyad sedikit keras, Arsyad tidak menunjukkan dirinya akan terbangun.

"Abang..." Panggil Syifa dengan tangan yang terulur ke dada bidang Arsyad.

Lathifa menolekan kepalanya ke arah Arsyad. Wajah putih Arsyad sangat tampan saat tidur. Alisnya yang tebal itu membuat Lathifa sedikit terpesona.

"Syifa mau sama abang?" Tanya Lathifa akhirnya karena Syifa terus-terusan ingin menjatuhkan dirinya.

Syifa mengangguk semangat. Dengan tak enak hati,Lathifa menggendong Syifa dan meletakkan Syifa secara pelan dan hati-hati di atas dada bidang Arsyad.

"Maaf kak.." Gumamnya tanpa sadar.

Lathifa memperhatikan gerak-gerik Syifa yang sedang menimpa Arsyad. Walaupun sudah berumur 4 tahun, Syifa masih terlihat sangat mungil. Syifa berasa seperti sedang tiduran di kasurnya menurut Lathifa. Karena melihat kondisinya, Syifa sedang merebahkan dirinya di atas Arsyad dengan sangat nyaman. Tangan Syifa juga memeluk tubuh Arsyad walau hanya sampai ke samping saja.

"Zahra.. Zahra.." Panggil Arsyad pelan sambil membuka matanya.

"Zahra?" Gumam Lathifa yang didengar oleh Arsyad.

"Iya Zahra.. Nama kamu Lathifa Az-Zahra kan? Saya panggil kamu Zahra.." Ucap Arsyad menjelaskan.

"Oh.. Ada apa kakak manggil saya?" Tanya Lathifa bingung.

"Tolong ambilkan bantal di kamar saya ya.. Dua aja, satu bantal guling dan satu lagi bantal biasa.." Pinta Arsyad sambil menunjukkan pintu kamarnya yang terlihat dengan jelas dari tempat mereka.

"Di kamar kakak? Engga sopan kak. Mending saya gendong Syifa dulu.. Kakak yang ambil," Tolak Lathifa lembut.

"Engga papa.. Kan saya yang minta tolong.." Balas Arsyad tak kalah lembut.

Lathifa menghembuskan nafasnya pelan. Mengangguk sebentar lalu berdiri. Membawa kakinya melangkah ke kamar Arsyad. Saat tiba di kamar Arsyad, Lathifa membulatkan matanya.

"Nyaman.."

Lathifa tersenyum saat memasuki kamar ini. Kamar yang bernuansa cokelat kayu ini mampu membuat siapapun akan sangat betah, termasuk Lathifa. Kamar Arsyad tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk membuat seseorang yang memasukinya menjadi terkesima.

Lathifa jalan tanpa lihat-lihat, membuat kakinya tersandung oleh meja belajar Arsyad. Sekaligus menyadarkannya akan tujuan utamanya. Dengan cepat ia mengambil bantal guling dan bantal biasa, lalu membawanya ke dekat Arsyad.

"Ini kak bantalnya.."

Lathifa menyerahkannya ke Arsyad dengan pelan. Arsyad menarik salah satu bantalnya dan meletakkannya ke sisi kanan dirinya. Dan menarik bantal gulingnya untuk di letakkan di sisi kirinya. Sifat hati-hati pada Syifa masih melekat di dalam dirinya. Arsyad menoleh ke arah Lathifa yang meperhatikannya.

"Terima kasih.."

Lathifa hanya menganggukkan kepalanya. Menyembunyikan semburat kemerahan di wajahnya atas senyuman Arsyad. Arsyad yang sedang ngantuk langsung menutup matanya kembali. Tetapi tidak mengubah posisi arah pandangnya. Membuat Lathifa duduk tak nyaman.

'Kalau begini terus.. Aku bisa jadi patunggggg..' Batin Lathifa sambil menggigit bibir bawahnya.

Lathifa bangkit dan menuju ke arah dapur. Dimana Azrina tengah memasak ditemani oleh si bayi yang masih ada di kandungannya.

"Ada yang bisa Lathifa bantu Bun?" Tanya Lathifa tiba-tiba. Membuat Azrina menoleh cepat.

****************