Lathifa bingung sendiri saat ini. Dua temannya sudah hilang terbawa arus para siswa/i yang hadir di SMA tetangga ini. Acaranya besar dan sangat ramai. Tapi Lathifa, hanya bisa duduk diam dan menelusupkan tangannya di dalam tas ransel yang ada di pangkuannya.
"Kak Arsyad.." Gumam Lathifa saat matanya menangkap jelas tubuh tinggi Arsyad yang sedang berdiri tak jauh darinya.
Lathifa diam-diam tersenyum menatap wajah Arsyad dari samping. Walaupun yang terlihat hanya sebelah dari wajah Arsyad, tapi itu mampu membuat hati Lathifa kian menghangat.
"Udah baik, ganteng, sholeh, tinggi, putih, masyaallah.."
Lathifa tak sadar memeluk tas ranselnya erat di depan dadanya. Tanpa sadar ia menatap segala gerak-gerik dari seorang Arsyad yang pada akhirnya Arsyad menolehkan kepalanya. Dan yang seperti kalian pikirkan, mereka saling tenggelam dengan tatapan masing-masing.
"Astagfirullah.."
Sampai satu kata itu terucap dari keduanya, barulah mereka mengalihkan pandangan mereka. Sedetik kemudian Lathifa kembali memandangi Arsyad yang sedang membungkukkan tubuhnya sedikit ke arah temannya lalu berbalik. Dan membawa langkah kakinya ke arah Lathifa. Ulangi, ke arah Lathifa?!
"Zahra.." Panggil Arsyad membuat Lathifa menjadi salah tingkah karena ketahuan sedang memperhatikannya.
"Iya kak? cari apa?" Tanya Lathifa sambil memakai tas ranselnya.
"Ada minum? saya haus.." Pinta Arsyad.
Wajah Arsyad kali ini terlihat sedang kepanasan. Keringat juga sepertinya tidak memiliki rencana untuk menghentikan alirannya dari dahi Arsyad. Membuat Lathifa iri pada keringat itu.
"Ada kak.. Cuma itu kan bekas saya.."
Arsyad tampak berfikir. Hal itu dapat terlihat jelas dengan kerutan di dahinya, "Gapapa.. Yang penting orangnya kamu bukan yang lain.."
Lathifa membulatkan matanya dan langsung menatap ranselnya. Lathifa merasakan jantungnya saat ini ingin terbang ke angkasa. Melepaskan semua rasa bahagia yang sudah sangat ingin di lepaskan.
"Ada kan? Boleh saya minta sedikit?" Tanya Arsad saat Lathifa tak kunjung juga memberikan air minum padanya.
Lathifa gelagapan. Lathifa buru-buru mengambil botol tupperware miliknya yang berwarna hijau dengan air putih yang masih tersisa setengah itu.
"Diminum semua juga gapapa kak.. Saya tadi udah nitip Nisa belikan air putih.."
Arsyad menerima botol minum itu saat Lathifa menyodorkan botol itu ke arahnya. Dengan berdiri lebih dekat di depan Lathifa, Arsyad menjongkokkan tubuhnya menjadi setinggi lutut Lathifa sekarang dan meneguk habis air minum Lathifa.
'Ini mah terlalu dekat.. Cobaan apalagi ini..' Batin Lathifa berteriak.
Setelah menutup botol minum itu, Arsyad kembali berdiri dan menyerahkan botol itu ke Lathifa. Mengucapkan terima kasih dan menatap ke sekeliling.
"Kamu sengaja gak keliling karena ramai?" Tanya Arsyad saat baru meyadari sekolah ini sangat ramai.
Lathifa mengangguk singkat. Dialihkannya pandangannya ke arah lain agar tak menatap Arsyad. Sekuat apapun hatinya, jika dihadapkan dengan Arsyad maka hilanglah kekuatan itu. Apakah Arsyad memakai sebuah mantra? Apa Arsyad bisa menghipnotis seseorang?
Lathifa menggeleng-gelengkan kepalanya kuat. Membuat Arsyad sedikit kaget.
"Kamu beneran gak mau?" Tanya Arsyad sambil menatap Lathifa.
"Eh?! Ngapain kak? Maaf saya gak dengar tadi.." Jawab Lathifa sambil menunduk. Merutuki kesalahan yang di perbuatnya.
"Berkeliling dengan saya.. Insyaallah saya jaga kamu dari yang bukan muhrim kamu.." Tawar Arsyad dengan menambahkan sedikit senyuman tipis di bibirnya.
"Saya selalu ngerepotin kakak.."
Arsyad melunturkan senyumannya dan beralih menunjuk jalan dengan dagunya. Lathifa berdiri di sebelah Arsyad. Arsyad sedikit menjauhkan tubuhnya tetapi Lathifa tetap berada di dalam jangkauannya.
"Kemana dulu kak?" Tanya Lathifa sambil menatap satu per satu toko-toko minimalis yang dibuat oleh para siswa.
"Ke tempat buku-buku dulu.."
Lathifa mengangguk dan melangkahkan kakinya ke arah meja kayu yang atasnya dominan dengan buku-buku tebal. Melirik ke arah Arsyad yang berjalan di sampingnya dengan sesekali menarik Lathifa mendekat padanya.
"Gak boleh kena siapa-siapa," Gumam Arsyad sambil menghadap depan.
"Apa kak? Ada apa?" Tanya Lathifa saat tidak sengaja mendengar gumaman Arsyad.
"Kamu gak boleh kena siapa-siapa.."
"Kenapa kak?" Tanya Lathifa lagi. Sedetik kemudian ia merutuki dirinya sendiri karena bertanya dengan kalimat yang tidak bermutu.
"Karena kamu bersih.."
Saat Lathifa kembali ingin bertanya, Arsyad menarik lengan Lathifa dengan lembut dan memberhentikannya di depan meja buku tadi.
"Haloo kak.. Dibeli yuk kak, bukunya ada yang genre religi, ada juga yang teenfiction serta genre romance kak.." Sapa siswi tersebut dengan senyuman manisnya.
"Yang religi dong kak.." pinta Lathifa sambil menatap buku-buku tebal di depannya.
"Ini kak.. Tinggal 4 soalnya yang lain udah di ambil.. Kakak telat sih datangnya.." Balas cewek itu sambil terkekeh pelan. Membuat Lathifa sontak ikut terkekeh.
"Yaudah saya ambil dua ya kak.. Berapa kupon?" Tanya Lathifa sambil mengambil dua buku religi yang tebalnya hanya 215 dan 250 halaman.
"2 kupon yang 50.000 kak.."
Lathifa mengambil kupon miliknya dan memberinya ke cewek itu. Sekarang kupon yang di pegang tinggal punya Arsyad. Lathifa bingung harus mengapakan kupon itu saat ini.
"Kak Arsyad.." Panggilnya dengan suara pelan disertai dengan jari-jari kecilnya yang menarik ujung baju Arsyad.
Arsyad menaikkan alisnya sebagai respon. Lathifa yang paham lanngsung menaikkan telapak tangannya yang sebelah kanan ke depan dada Arsyad. "Kupon kak Arsyad mau dibelikan apa?"
"Terserah kamu.. Kan saya sudah bilang itu buat kamu.." Jawab Arsyad dengan menahan senyumnya saat mimik wajah Lathifa telah berubah.
"Iss... Terus kupon kak Arsyad mana?" Tanya Lathifa lagi.
"Ada di tas.." Jawab Arsyad sambil memalingkan wajahnya.
"Bohong.. Kalau nanti aku periksa gak ada gimana?" Tanya Lathifa tetap keukeh dengan feelingnya.
"Ada.. Periksa aja.."
Lathifa mengangguk setuju. Diputarnya tubuh Arsyad agar menghadap ke arah lain. Jari-jari kecilnya mulai membuka resleting tas Arsyad dan melihat-lihat isinya.
"Kak kalau pacaran jangan disini dong.. Kasian para jomblo.." Ucap cewek tadi sambil terkekeh.
*********************