"Temen lo?" Tanya Sarah saat melihat Adiba berdiri tepat di depan Lathifa.
"Lo mau apain dia?" Tanya Adiba dengan nada sinis.
"Bukan urusan, lo..!" Ketus Sarah sambil menyingkirkan tubuh Adiba. Tapi tenaganya tak cukup kuat untuk menyingkirkan Adiba.
Adiba membalikkan tubuhnya. Menatap Lathifa dengan tatapan bertanya, "Lo ngapain disini? Disini banyak penyihir.."
"Mau ngasih buku latihan kak Arsyad. Tadi Ummi kak Arsyad nitip ke saya di depan.." Jawab Lathifa gugup.
"Kelas Arsyad berjarak dua kelas kalau dari sini. Lo jalan aja, biar ini gue yang urus.." Titah Adiba.
Lathifa mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Berlari kecil ke arah kelas Arsyad. Tepat di depan pintu, Irsyad keluar kelas dengan tangan di renggangkan secara horizontal.
"Aduh.." Ringis Lathifa saat merasakan dirinya sedikit tersingkirkan.
"Eh?! Maaf-maaf.. Saya gak sengaja.." Ucap Irsyad dengan diselingi oleh tawanya. Tidak sopan memang lelaki yang satu ini.
"Iyaiya gak papa kak.."
Lathifa kembali berdiri dengan tegak di hadapan Irsyad. Membuat tubuhnya terlihat sangat pendek. Karena hanya setinggi dada Irsyad.
"Mau ngapain?" Tanya Irsyad santai.
Adiba sedikit mendongak. Tak lama, sebuah ringisan yang keluar dari bibir Irsyad membuatnya tak jadi berbicara.
"Kalau ngomong sama perempuan tubuh laki-laki di rendahkan. Udah diajarin Abi kan?" Tegur Arsyad sambil melewati Lathifa dan Irsyad begitu saja. Berjalan ke arah bangkunya.
Irsyad menunjukkan cengirannya. Walau yang terlihat menonjol adalah sebuah ringisan. Dengan bersandar di pintu dia menundukkan wajahnya, "Ada apa?"
"Mau ngasih buku kak Arsyad. Tadi ketinggalan di meja. Bunda yang nyuruh saya buat kasih ke kakak.." Jawab Lathifa sambil menunjukkan buku bersampul coklat dengan mata pelajaran Fisika yang sudah tertera disana.
"Oh.. Makasih banyak ya, padahal disitu ada tugas yang harus dikumpul.." Balas Irsyad. Lalu menatap Lathifa, "Ngasih ke saya atau bang Arsyad?" Tanyanya dengan nada sedikit ingin menggoda Lathifa.
Lathifa menundukkan pandangannya. Tidak lagi menatap Irsyad. "Kalau gak kakak, ya kak Arsyad.." Jawab Lathifa dengan suara pelannya.
"Uhh imutnya ca-"
Ucapan Irsyad terhenti saat matanya menangkap wajah gadis yang selama ini berurusan dengannya. Tanpa aba-aba, ia pergi meninggalkan Lathifa seorang diri.
"Buku kak Arsyad.." Ucap Lathifa saat tersadar buku Arsyad belum diambil Irsyad.
"Panggil aja orangnya.. Pasti adaa," Seru Irsyad yang sudah tak nampak lagi.
Lathifa merutuki kebodohannya yang tidak memberikan buku Arsyad terlebih dahulu tadi. Sekarang lihat, bahkan ia tidak punya cukup mental untuk memanggil Arsyad.
"Apa nanti aja ya.. Tapi kayaknya kak Aryad udah kecarian..." ucapnya saat melihat Arsyad yang merogoh-rogoh tasnya.
Lathifa menatap Arsyad yang matanya masih fokus ke arah tas hitamnya. Wajahnya terlihat panik. Sepintas, perkataan Irsyad tadi terlintas di benaknya.
Lathifa melirik kelas Arsyad yang masih sepi. Hanya ada dua atau tiga orang. Jelas saja, karena ini masih jam 06.15 menit.
"Kak Arsyad.." Panggil Lathifa pelan sambil berdiri di samping Arsyad.
"Ada apa? bisa cepat? saya sedang sibuk Zahra.." Tanya Arsyad dengan tangan yang sibuk mengeluarkan buku-bukunya dari dalam tasnya.
"Saya mau kasih buku ini.. Tadi ketinggalan.." Jawab Lathifa menyodorkan buku fisika tadi tepat di atas tangan Arsyad.
"Astagfirullahhh.. Terima kasih banyak, terima kasihh.."
Arsyad menerima buku itu dan memeriksa isinya. Buku itu adalah buku yang dari tadi di cari Arsyad.
"Syad.. liat pr fisika dong.." Pinta Reihan. Teman sekelas Arsyad. Sudah menjadi kebiasaan bagi Arsyad dimintai seperti ini oleh temannya.
"Ini.."
Lathifa bergerak memasukkan semua buku Arsyad yang ada di atas meja. Menyusunnya di dalam tas Arsyad yang sedikit besar. Lalu tak sadar menaruh tas Arsyad di kursi Arsyad.
"Terima kasih.." Ucap Arsyad dengan senyuman tulus di wajahnya.
"Sa..sama-sama kak.."
Lathifa menganggukkan kepalanya dan hendak berjalan keluar kelas. Sampai sebuah lengan yang terlihat sedikit berotot itu menghentikan langkahnya.
"Saya antar.."
"Tidak usah kak.. Saya bisa sendiri kok," Tolak Lathifa lembut.
"Gak baik perempuan jalan sendirian. Nanti dilirik sama yang lain." Jelas Arsyad membuat Lathifa mengernyitkan dahinya.
"Maksud kakak?" Tanya Lathifa tak paham.
"Anak kecil gak perlu tau.. Bayangin aja kalau saya jadi pahlawan kamu.. Penjaga kamu.. Sejak saat ini.. Dan sampai azal memisahkan.."
Lathifa mematung tak percaya. Wajahnya memerah layaknya sebuah kepiting rebus. Menyembunyikannya di tundukkan kepalanya. Arsyad yang tersadar hanya menutup matanya dan merutuki kebodohannya yang tak bisa dikontrol jika di hadapan Lathifa.
"Maaf.. Saya kelepasan bicara," Ucap Arsyad sambil menutup wajahnya.
"Kak Arsyad lagi bercanda yaa?" Tanya Lathifa untuk meredakan situasi yang sangat canggung ini.
Arsyad hanya diam sebagai jawaban. Tangannya juga belum terlepas dari wajahnya. Menutupi senyuman yang entah kenapa tidak ingin pergi dari wajahnya.
"Ayo ke kelas.."
Lathifa mengangguk dan berjalan di samping Arsyad. Membuat beberapa siswa kelas X, XI, maupun XII yang sudah datang sedikit merasa cemburu. Setelah sampai, Lathifa menunggu Arsyad untuk pergi.
"Yasudah saya balik. Kamu yang rajin belajarnya.." Arsyad menggantungkan ucapannya. "Dan soal tadi, saya tidak sedang bercanda.."
Arsyad langsung berlari dengan kekehan kecil di bibirnya. Membuat Lathifa bingung sendiri. Di satu sisi ia merasa kegeeran, dan di sisi lain tersenyum dengan lebar.
********************