"Gue ngikut deh.. Manatau ada yang di gebet.." Celetuk Nisa.
Fatimah dan Latifah sudah menghembuskan nafasnya lelah sejak tadi. Setelah upacara berlangsung, mereka langsung duduk di kantin dengan satu botol aqua dingin di tangan masing-masing.
"Ini anak pikirannya kok ya pacaran muluuu.." Keluh Fatimah sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"Iya ih.. Gaboleh Nisa.." Tegur Latifah dengan nada lembut.
"Sekali-kalii Laa.."
"Sekali-kali, nanti jadinya keterusan Nisa.."
"Enggak.."
"Jangan ah.. Gabaik.. Nanti Allah marah.."
Nisa hanya megerucutkan bibirnya sambil menunduk. Menopang dagunya pada tutup botol aqua yang dipegangnya. Dan ketika Nisa menatap Lathifa, matanya menangkap sesosok kakak kelasnya yang berjalan cepat menuju Lathifa.
"Lathifa.. Kayaknya mau ada yang nyariin deh.." Gumam Nisa yang sampai ke telinga dua sahbatnya ini.
"Siapa?"
Karena kepo, Lathifa menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri, lalu memutar ke belakang. Dan tepat saat ia sudah menghadap ke belakang, Atika menunjukkan senyumannya.
"Lathifa.."
Lathifa membalas senyumannya, "Ada apa kak?"
"Dicariin Arsyad.. Katanya udah mau berangkat.."
"Iya kak.. Nanti Lathifa nyusul, mau minum bentar.."
"Nanti ke parkiran aja yaa..."
Lathifa mengangguk dan meminum air putihnya. Dengan 3 kali teguk, Lathifa bangkit dan menarik tangan Fatimah dan Nisa untuk ikut ke parkiran.
"Maaf lama kak.. Tadi Lathifa sama mereka ke kantin dulu.."
Arsyad mengangguk dan mengode ketiga wanita itu untuk masuk ke dalam mobil Arsyad. Mereka bertiga masuk ke mobil dan duduk di jok belakang.
'Mesti ya kak Atika yang duduk depan? ganggu pemandangan..'
Lathifa memberikan sedikit tatapan tak suka saat Atika duduk di sebelah dan sesekali melirik ke Arsyad. Sesaat kemudian, Lathifa menggelengkan kepalanya pelan melupakan pemikirannya tadi.
"Syad.. Nanti kupon bazaarnya kasih ke siapa?" Tanya Atika basa-basi sambil tersenyum manis ke arah Arsyad.
"Rizal," Jawab Arsyad singkat dan padat.
Dalam hati Lathifa tersenyum dan berseru senang. Setidaknya rasa kesalnya tadi telah terganti dengan rasa bahagia karena tau bahwa Arsyad tidak suka diajak ngobrol dengan wanita.
"Ko-"
"Yeeee udah sampaiiiii!!!!" Seru Nisa dengan lantangnya saat Arsyad memberhentikan mobilnya.
Semua mata menatap ke arah Nisa. Berbeda dengan Nisa, wanita itu tampak biasa saja saat menatap Atika yang sedikit kesal karena ucapannya sempat terpotong.
"Turun.." Titah Arsyad membuka suaranya membuat fatimah turun disusul oleh Lathifa.
"Aku sama kamu aja seh Syad.. Ikut ke parkiran, kan Rizal juga kesana.." Ucap Atika membuat Lathifa memberhentikan kakinya untuk turun.
"Sekadar mengingatkan, ga baik berlama-lama dengan yang buka muhrim kak.."
Bukan, bukan Lathifa yang berbicara. Tetapi Nisa. Sepertinya Nisa sudah muak dengan sifat Atika yang terlihat sangat jelas ingin mendekati Arsyad. Lathifa melanjutkan acara turunnya yang tadi sempat tertunda. Dan Nisa juga ikut turun.
"Kamu turun juga," Atika menaikkan alisnya.
"Yang diucapkan Nisa tadi benar. Lagian saya dan yang lainnya nanti kesini juga."
Atika turun dengan wajah yang sudah merah padam. Antara marah dan malu. Arsyad membuka kaca mobil dan sedikit mengeluarkan kepalanya.
"Zahra dan yang lain disini saja dulu.. Nanti saya sama yang lain kesini, jangan kemana-mana.."
Lathifa mengangguk dan membiarkan Arsyad memarkirkan mobilnya di parkiran.
"Arsyad manggil kamu Zahra ya?" Tanya Atika dengan wajah bingung.
"Iya kak.."
"Sejak kapan?"
"Kira-kira seminggu yang lalu, kak"
Atika hanya mengangguk dan mengalihkan perhatiannya dari Lathifa. Merasa kesal karena Arsyad memanggil Lathifa dengan nama Zahra. Kenapa harus berbeda? sedangkan ia juga memiliki nama panjang.
"Udah kumpul semua kan? mana kuponnya Tik?" Tanya Rizal saat semua sudah berkumpul.
"Udah.. Ini Zal,"
Rizal menerima kupon yang di serahkan oleh Atika. Dengan adil ia membagi kupon itu ke adik kelas maupun ke teman seangkatannya. Lalu mereka memasuki sekolah itu dengan sambutan yang meriah. Sebelum benar-benar membaur ke tempat yang ramai, Arsyad menarik tas sekolah Lathifa.
"Kenapa kak??" Lathifa menggerutu kesal karena tubuhnya jadi ingin terjatuh.
Arsyad memberikan satu kupon bazaar miliknya. "Ambil, jangan lupa beli buku buat baca di rumah. Saya tau kamu suka baca,"
Lathifa menggeleng kuat. "Terus kupon kakak mana.. Kan saya juga udah ada.."
"Oh iya.. Ini ada bekal dari Ummi. Jangan lupa dimakan.." Balas Arsyad mengabaikan ucapan Lathifa.
Arsyad meletakkan kupon bazaarnya di atas tempat bekal Lathifa. Lalu menarik lengan Lathifa yang terbalut baju kemeja putihnya dan meletakkan kotak bekal itu di atas telapak tangan Lathifa.
"Jangan lupa,"
Arsyad tanpa sadar mengusap ubun-ubun Lathifa yang terbalut jilbab wolfis putih yang besar. Sambil berlalu, Arsyad merutuki kebodohan yang dilakukannya barusan. Tetapi tidak melunturkan sedikitpun lengkungan senyum yang tercetak dengan jelas di wajahnya itu.
Sebenarnya, bekal itu milik Arsyad. Tetapi Arsyad dengan senang hati memberikan bekal itu ke Arsyad saat tau Lathifa tidak sempat sarapan karena kesiangan bangun. Apalagi tadi upacaranya berjalan dengan sangat lama.
"Elahh.. Abangku udah besar.." Goda Irsyad sambil mengulurkan tangannya merangkul pundak Arsyad.
"Apa sih, nggak"
Arsyad tetap berjalan dan membiarkan Irsyad merangkul dirinya. Irsyad terkekeh karena sudah berhasil menggoda abangnya yang bersifat pendiam itu.
"Bang.. Atika ngeliatin abang mulu.. Dia suka ama abang yak?"
Arsyad menautkan alisnya bingung. Melirik ke tempat dimana para wanita berkumpul. Sebelum matanya menatap Atika, Arsyad lebih dulu menatap ke arah Lathifa. Wanita itu sedang berbincang dengan dua sahabatnya sambil memeluk bekal makanannya di depan dadanya. Sesekali kekehan kecil keluar dari bibir tipisnya.
"Cantik.." Celetuk Arsyad tanpa sadar.
"Hm? Siapa bang? Aku? Heiii adikmu ini cowokkk.. harusnya ganteng bukan cantik.. Ahh gak seru ni.."
Arsyad mendengus dan memilih melepaskan diri dari kembarannya itu. Bagi Arsyad, disaat-saat seperti ini Irsyad memang sering mengeluarkan kalimat-kalimat tidak penting. Tetapi saat menjalankan tugas dan kewajibannya, Irsyad akan berubah menjadi lelaki dengan kata-kata bijaknya.
"Banggg kok ditinggal!!" Seru Irsyad yang hampir mengalahkan suara lagu yang berjudul 'Ya Asyiqol musthofa'.
***********************