"Doain gue yaaaaa.. Gue ikut lomba pidato bahasa inggris.. Walaupun bukan gue yang mau sih.." Lathifa dan Fatimah hanya mengangguk.
Mereka mengikuti langkah Nisa yang mengarah ke kelas XII IPS 1 yang menjadi ruangan lomba pidato bahasa Inggris. Nisa masuk kelas dengan wajah tegang, sementara Lathifa dan Fatimah mengintip di jendela.
"Semangattt..!!!" Seru Fatimah kuat bersamaan dengan Lathifa.
"Ekhem!"
Dua wanita yang bersandar pada dinding itu langsung membalikkan tubuhnya saat mendengar dehaman seseorang. Tampaklah Irsyad yang sedang berdiri tegak. Lathifa dan Fatimah hanya bisa menunjukkan cengirannya.
"Jangan terlalu ribut ya, takutnya mengganggu konsentrasi yang lomba.." Lathifa mengangguk cepat sedangkan Fatimah masik asik menatap wajah Irsyad.
"Emm.. Kak, saya balikin jaketnya kapan?" Irsyad menaikkan alisnya bingung.
"Jaket?"
"Iyaa jaket.. Yang kakak pinjamkan ke saya kemarin.." Jelas Lathifa sambil menggerakkan tangannya.
"Ohhh.. Kasih langsung ke abang saya aja.. Tau kembaran saya kan? Yang wajahnya mirip sama saya.. Yang sekelas sama saya.. Yang bedanya hanya abang saya lebih tinggi sedikit.. Tapi kalau wajah lebih tampan saya.. Yang jajanan kesukaannya kalau di kantin bakso sama mie ayam.." Jelas Irsyad yang membuat Lathifa dan Fatimah melongo sempurna.
"Syad.. Udah waktunya buat lomba.." Panggil Sarah.
"Yasudah saya pergi dulu.. Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumsalam.."
Lathifa dan Fatimah berpandangan satu sama lain. Menahan tawa atas penjelasan Irsyad tadi. Tak disangka, Irsyad mempunyai mulut yang sangat ember soal info tentang orang lain. Sangat berbeda dengan Arsyad yang lebih banyak diamnya.
"Itu kak Irsyad?" Tanya Fatimah bingung.
Lathifa hanya menganggukkan kepalanya. Mereka hanya menahan tawa dan langsung membalikkan kepalanya menatap Nisa yang sedang berjuang mengatakan bahasa asing yang sama sekali tidak diminati oleh wanita itu.
"Misi kak.. Pinggir sikit dong, gue mau liat juga.. Hehe.." Ucap Ica.
Lathifa menggeserkan tubuhnya sedikit untuk Ica. Karena terlalu sempit, Lathifa memundurkan tubuhnya. Lagian dia sudah selesai menonton Nisa yang alhamdulillahnya Nisa mendapat urutan pertama.
"Fat.. Aku duluan yaa.. Mau ngembaliin jaket kak Arsyad.." Pamit Lathifa sambil berusaha keluar dari kerumunan para murid.
Lathifa yang sudah berhasil keluar dari kerumunan itu langsung berlari ke kelasnya. Mengambil jaket besar milik Arsyad yang sudah dicuci bersih olehnya. Dan tentu saa sudah dilipat rapi.
"Bismillah.." Gumamnya.
Lathifa berjalan ke arah deretan kelas XII. Karena ada lomba pidato bahasa Inggris, jalan menuju kelas XII sangat sepi. Dan Lathifa sangat bersyukur dengan keadaan ini. Setelah sampai di kelas Arsyad, Lathifa melihat Arsyad sedang makan Bakso.
"Assalamu'alaikum.." Ucap Lathifa membuat semua yang ada di kelas itu kecuali Arsyad menoleh ke Lathifa.
"Wa'alaikumsalam.. Wahhh ada tamu.. Masuk aja dekkk!" Seru Atika sambil tersenyum.
"Iya kak Makasih.."
Lathifa memasuki kelas Arsyad dengan langkah gugup. Dalam hati Lathifa sedang merutuki kursi Arsyad yang sangat jauh dari pintu. Arsyad yang peka terhadap sekitar langsung mendongakkan wajahnya menatap Lathifa yang sudah berdiri di hadapannya.
"Kak.. Ini jaket kakak, terima kasih.." Ucap Lathifa sambil meletakkan jaket Arsyad di atas meja.
Arsyad bisa mencium aroma harum dari jaketnya. Sepertinya Lathifa memakai parfum khusus setiap mencuci. Dengan senyum tipis Arsyad menerima jaket itu, "Terima kasih kembali.. Harusnya saya yang ambil, karena itu kesalahan adik saya.."
"Engga papa kak.. Saya juga kebetulan punya waktu luang.. Kalau begitu saya permisi kak.. Assalamu'alaikum.." Pamit Lathifa sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.
Arsyad mengagguk dan kembali melanjutkan aktivitasnya memakan bakso. Sesaat sebelum Lathifa benar-benar melewati pintu, Arsyad bangkit dan memanggil Lathifa. Lathifa berhenti dengan alis yang menyatu.
"Nanti kamu pulang sama saya ya.. Kata Ummi kamu mau nyetor ke Ummi.." Lathifa terdiam kaku. Bingung ingin menjawab apa.
"Kalau begitu nanti saya tunggu di parkiran. Mobil saya warna hitam seperti punya Abi. Hari ini kita pulang sekolah jam satu lewat lima belas menit." Jelas Arsyad. Lathifa menganggukkan kepalanya dan berbalik badan melanjutkan acara jalannya yang tertunda.
"Wa'alaikumsalam.." Gumam Arsyad saat ia tadi lupa menjawab salam Lathifa.
Arsyad kembali duduk di bangkunya dan memakan sisa bakso miliknya. Tangannya terulur untuk kembali memakai earphone miliknya. Seketika surah-surah al-quran mengalun lembut ke telinganya dengan suara yang tidak terlalu kuat.
Tetapi sebuah tepukan keras menghantam bahunya. Membuat Arsyad terbatuk akibat tersedak kuah bakso.
"Gak lucu Za.." Kesal Arsyad setelah meminum air putih dari botol minum miliknya.
"Lo sih.. Punya pacar gak bilang-bilang.. Mana adek kelas lagi, masih unyu-unyu gitu wajahnya.." Balas Mirza menyambar bakso Arsyad.
"Bakso saya ituuu.." Protes Arsyad melihat mangkok baksonya yang sudah kosong.
"Nanti gue beliin lagi. Btw itu beneran pacar lo? Cantik Syad cantik.. Gue setuju dia jadi pacar lo.." Puji Mirza.
"Pacar siapa? Saya pacaran sama siapa? Ngawur kamu.." Tanya Arsyad sambil menautkan alisnya.
"Itu adek kelas tadi. Yang ngasih jaket lu.." Jawab Mirza dengan menatap wajah Arsyad.
"Bukan.. Dia hanya korban kecerobohan kembaran saya.. Saya gak mau punya pacar.. Dosa Za.." Tegur Arsyad.
"Yaudah.. Kalau gue yang pacaran sama dia gimana?" Tanya Mirza sambil menaik turunkan alisnya.
"Baru juga dibilang dosa.. Malah mau dosa.. Aneh kamu tu. Lagian cewek tadi juga gamau pacaran.."
Mirza hanya bisa mengangguk paham, lalu kembali duduk di bangkunya. Membiarkan Arsyad menepikan mangkuk baksonya dan menelungkupkan wajahnya di sela-sela lipatan tangannya. Wajahnya merah padam menahan kesal.
'Emang kamu pikir Lathifa suka sama cowok yang ngajak dirinya pacaran? Ya enggaklah!' Batinnya kesal.
*****************