Sesampainya di sekolah Nesya menuju UKS. Ia berniat mengambil plester untuk menutupi lukanya.
"Tangan lo kenapa?"
Denis tiba-tiba saja ada hadapannya dan melihat luka di sikunya itu. Nesya memang sedang meniup-niup lukanya, karena lumayan terasa perih.
"Tadi jatuh keserempet mobil."
"Keserempet, kok bisa?"
"Mau bantuin gue gak?" tanya Nesya langsung.
"Bawain tas gue ke kelas, mau ke UKS dulu," lanjut Nesya sambil nyengir.
"Sini gue bawain tas lo!"
"Thanks yah Den."
***
Denis menghempaskan tas itu pada bangku Nesya. Seno melirik orang yang menyimpan tas itu, karena tangan itu milik seorang laki-laki.
"Sen, gila si Nesya kena serempet mobil tuh. Siku tangannya sama kakinya pada luka," ucap Denis.
Seno sama sekali tak berkutik, namun ingatannya memutar kejadian tadi. Ia menghilangkan fikiran itu, ia berfikir mungkin saja Nesya terserempet mobil lain.
Melihat Seno yang tak berkutik sama sekali membuat Denis gendok sendiri.
Tak lama kemudian Nesya masuk ke kelas dengan sedikit tertatih, kakinya tiba-tiba terasa kaku dan sedikit perih ketika bergerak.
Denis segera duduk di bangku belakang Seno, ia berencana duduk dengan Fajar dan membiarkan Nesya duduk dengan Seno.
Nesya duduk di samping Seno. Ia melihat Seno sama sekali tak meliriknya. Jangankan meminta maaf, melihatnya saja sepertinya muak.
"Den gue duduk bareng fajar aja," ucap Nesya yang berbalik bada menghadap Denis.
"Gue ada urusan sama Fajar, lagian gue duduk sama Seno terasa banget jomlonya. Kalau diibaratkan tempat udah kayak di kuburan lah."
Nesya terkikik mendengar penuturan Denis.
"Atau Lo mau sebangku sama gue?" tawar Nesya.
"Enggak...enggak yang ada kayak hidup di tengah-tengah pasar sama Lo. Berisik."
"Ish, kalo ngomong tuh jangan sembarangan!"
Nesya berdecak dan kini ia kembali membenarkan duduknya.
***
Suara riuh penonton begitu mendominasi, para pemain kini sedang melakukan pemanasan.
Hari ini ada pertandingan futsal antar kelas. Yaitu kelas IPA juga IPS . Diantaranya kelas IPA ada Seno juga dua teman yaitu Denis dan Fajar. Di kelas IPS ada cowok yang terkenal dengan senyum mautnya yaitu Rendi. Cowok itu selalu tebar pesona dan menjadikan wanita-wanita cantik korbannya. Sudah di pacari dan mendapatkan yang di mau dia akan meninggalkan dan mencari mangsa yang baru.
Cowok-cowok SMU Dirgantara memang pabriknya cowok tampan juga keren dan kaya juga. Suara-suara cewek meneriaki jagoannya. Dalam keramaian begini, para wanita itu berani meneriaki nama Seno, karena Seno tidak akan melayangkan tatapan tajam, menusuk juga sikap dinginnya.
Tahu Erisca? Wanita yang di panggil Ica oleh Seno. Hari ini dia menemani Seno, dan itu membuat Fajar juga Denis tak percaya. Ia di buat melongo begitu saja, Seno terlihat lembut kepada Erisca. Nesya yang ikut bersama mereka memang sudah tahu mengenai Erisca, namun ia tak pernah berfikir kalau Seno mengajaknya.
"Lo gak papa?" tanya Denis pada Nesya.
"Enggak, udah tahu kok," ucap Nesya sambil tersenyum. Jauh dilubuk hatinya ia merasakan seperti sayatan yang memang sengaja secara perlahan agar terasa rasa perihnya.
"Lo udah tahu cewek itu? Gue sama Fajar aja baru tahu, dan baru ketemu."
"Apa sih yang enggak gue tahu dari Seno."
Denis mengangguk-angguk, ia kasihan melihat Nesya sebenarnya. Fajar juga sempat bertanya pada Denis perihal Erisca.
"Jadi Seno sudah punya kekasih, makannya dia tak mau dengan Nesya?"
"Mungkin."
Percakapan itu berlangsung saat mereka selesai pemanasan dan bersiap untuk bertanding.
Nesya seperti biasa menyiapkan minum untuk Seno, Fajar, juga Denis. Ini bukan pertama kalinya pertandingan futsal di selenggarakan dan Nesya sudah hapal apa saja yang dibutuhkan Seno, Fajar juga Denis. Ia bersedia melakukan apapun untuk cowok yang disukainya itu.
Erisca menyaksikan Seno bertanding dengan seksama. Ia juga memberikan senyuman juga teriakan ucapan selamat pada Seno ketika Seno mencetak gol ataupun gagal.
Istirahat pertama berlangsung, Nesya sudah bersiap dengan minuman mineralnya. Ia pertama kali berikan pada Seno, namun Erisca juga memberikannya pada Seno. Seno melirik dua botol minuman dari dua wanita itu.
Seno tentunya mengambil air mineral yang di sodorkan Erisca.
"Makasih," ucap Seno pada Erisca sembari tersenyum manis.
"Buat gue aja," ucap Denis langsung menyambar air mineral itu, ia melihat kekecewaan Nesya. Nesya pun tersenyum pada Denis, ia juga memberikan Fajar air mineral itu.
Fajar hanya berucap terima kasih, namun dia merasa sangat canggung juga kasihan pada Nesya.
Rasa sakit terserempet mobil Seno tak sesakit melihat Seno tersenyum dengan mudah untuk wanita lain.
***