Chereads / SenoRita / Chapter 10 - Nonton Bareng (NoBar)

Chapter 10 - Nonton Bareng (NoBar)

Happy Reading...

***

Di malam minggu yang cerah ini sangat di sayangkan jika tidak di manfaatkan. Bertaburan bintang di langit yang biru sudah berubah gelap karena matahari tenggelam.

Malam ini Nesya akan menonton, ada film baru di bioskop yang sedang dibicarakan khalayak ramai.

Fajar, Denis, Seno juga .... Erisca.

Yang mengajak nonton Denis. Ia bahkan akan mentraktir semuanya. Meskipun semuanya orang berada namun nyatanya Denis lebih kaya. Denis ini anak mamih papih yang segalanya akan diberikan, apapun yang ia mau. Mungkin sebab lebih berkecukupan itu membuat Denis sama sekali tak berfikir masa depannya seperti apa, ia hanya ingin bersenang-senang saja.

Nesya di jemput Denis, ia sudah berjanji pada Nesya. Fajar membawa mobil sendiri dan Seno pastinya bersama Erisca.

Mobil mewah Fajar untuk pertama kalinya menapaki halaman luas rumah mewah Nesya.

"Lo gak ada niatan buat bawa mobil sendiri? Gue yakin seratus persen rumah mewah lo ini pasti memiliki garasi tempat mobil terparkir."

"Enggak ah, selagi masih bisa ada yang ditebengin kenapa harus bawa mobil sendiri?"

"Mau untung aja Lo!"

"Emang siapa orang yang mau rugi?"

"Terserah dah!"

Nesya pun memakaikan sabuk pengamannya. Mobil itu pun meluncur menuju tempat yang akan dituju.

***

Di bioskop sudah ada Fajar Seno dan Erisca. Denis dan Nesya datang terakhir dari mereka. Beberapa menit lagi film akan di putar.

Nesya melirik Seno yang bersampingan dengan Erisca.

"Jadi obat nyamuk," gerutu Nesya.

"Apa Nes?" Fajar yang mendengar sekilas mencoba menanyakan kembali.

"Enggak, itu ada nyamuk."

"Belum mandi Kau? Perasaan tidak ada nyamuk."

"Au ah..."

"Kak, aku ketoilet dulu yah nanti masuk duluan aja, tiketnya biar aku bawa. Takutnya aku lama di kamar mandi."

"Oh biar aku tungguin aja."

"Gak usah, duluan aja masuk."

"Oke kalo gitu."

***

Lampu ruangan theater pun dimatikan, film akan segera di mulai. Nesya tiba-tiba saja kebelet pipis, dia pun ke kamar mandi dan mengambil tiketnya juga.

Erisca masuk kedalam ruangan theater itu, kursi yang kosong berada di pinggir, ia terpaksa duduk di situ karena jika ia duduk di kursi kosong sebelah Seno akan membentuk bayangan dan mengganggu orang-orang yang berada di belakang.

"Aku disini aja," pesan itu di kirimkan kepada Seno.

"Iya gak papa kalo gitu."

Film di putar, Nesya masuk setelah beberapa menit, kursi kosong itu berada di ujung. Tempat yang tadinya untuk Erisca. Erisca yang polos, ia sedikit berjalan cepat melewati meskipun sebenarnya sedikit mengganggu penonton lain.

Ia nyengir kuda ketika melihat Seno yang berada di kursi itu.

"Bukannya aku duduk sama Denis?"

Seno melirik Nesya sebentar lalu kemudian melanjutkan menontonnya.

"Sen..."

"Kalo mau nonton ya nonton, jangan banyak omong!"

"Serem banget sih," ucap Nesya, kemudian melihat kedepan layar.

Nesya memeriksa ponselnya karena baru saja bergetar.

"Bunda juga lagi keluar, kamu kalau pulang kasih tahu Bunda yah."

"Selamat bermalam minggu Bunda. Iya nanti aku kasih tahu."

Nesya pun memasukan ponselnya kedalam tas.

Nesya seketika melotot melihat adegan di depan, ia segera memalingkan mukanya dan melihat wajah Seno. Jantungnya berdebar seketika.

"Kamu liat adegan ciuman itu?" tanya Nesya pada Seno.

Seno melirik Nesya.

"Kenapa mau?"

"Boleh," cengir Nesya.

"Cih."

"Akhirnya kita nonton bareng juga."

"Lo mau nonton apa ngobrol?"

Nesya langsung terdiam.

***