Chereads / SenoRita / Chapter 13 - First ...

Chapter 13 - First ...

Happy Reading...

***

Semenjak kejadian malam itu Nesya sedikit menghindari Seno karena ia tiba-tiba deg-degan ketika berdekatan bahkan menatap Seno. Dikelas saja Nesya yang duduk sebelah Seno biasanya dia menggoda Seno kini dia salah tingkah dan wajahnya tiba-tiba memerah.

Malam itu terjadi sesuatu. Jika diingat-ingat membuat Nesya senang sekaligus salah tingkah pada Seno.

Pada saat Nesya akan keluar dari mobil Seno menariknya kembali. Dan Seno melihat Nesya yang salah tingkah membuatnya gemas dan ingin mengerjai Nesya. Namun malam itu entah kenapa Seno kelepasan, dia mencium pipi Nesya. Meskipun sekilas tapi itu ciuman pertama bagi Nesya dari seorang laki-laki, di tambah Nesya menyukai laki-laki ini. Seketika jantung Nesya berdebar cepat dan menatap Seno tak percaya. Seno hanya menatapnya biasa tanpa rasa bersalah.

Setelah Seno melepaskan tangannya yang menarik tangan Nesya, dengan segera Nesya kabur dari hadapan Seno begitu saja.

Sampai pada hari ini di sekolah, Nesya masih salah tingkah padahal Seno biasa saja.

Diliriknya Seno yang membuka ponselnya, Nesya juga merasakan getaran dari ponsel Seno yang tergeletak di meja.

Nesya membaca siapa yang menghubungi Seno.

'Ica'

Rasa senang itu tiba-tiba ambruk seketika. Ia ingat ketika permainan truth or dare itu Seno bilang dia menyukai Erisca. Harusnya Nesya tahu diri, Seno tak benar-benar menggunakan perasaan pada malm itu, bisa saja hanya bercanda?

"Seno..."

"Hm," jawab Seno.

"Em, apa kamu pernah nyatain perasaan pada Erisca?"

Seno melirik Nesya kemudian.

"Enggak. Lagian Erisca pernah bilang dia untuk saat ini tidak bisa berkomitmen ataupun hubungan sama siapapun."

"Kenapa?"

"Kok Lo kepo banget sih?"

"Ya gak papa, mau tahu aja alesannya."

"Dia pernah ditinggalin seseorang, dia masih sayang dengan orang itu dan dia belum bisa nerima orang lain. Kalau kita pacaran dan Ica gak punya perasaan sama gue, percuma."

Nesya terdiam.

"Bukannya Cinta datang tiba-tiba dan karena terbiasa?"

"Gue tanya sama Lo. Kenapa Lo ngejar-ngejar gue terus?"

"Ya karena suka."

"Lo sadar gak, Lo itu cewek, gak sewajarnya cewek ngejar-ngejar cowok dan Lo tahu sendiri semakin Lo deketin gue semakin Lo ngerasain sakit."

"Itu resiko dari pilihan yang aku pilih. Kamu gak usah terbebani, biarin aku nyoba buat kamu jatuh cinta sama aku percis aku yang jatuh cinta sama kamu, dan kalau kamu suka sama seseorang ingin miliki dia, kamu bilang aja sama aku, siapa tahu aku bisa bantu..."

"Lo gila?"

"Munafik kalau aku bilang gak cemburu, gak marah. Kemarin aja ketika ada Erisca aku benar-benar merasakan sakit luar biasa, tapi sepertinya aku akan merasakan sakit yang lebih sakit ketika melihat kamu terluka."

"Kenapa Lo gak mundur aja? Dengan begini sama aja Gue berperan antagonis disini, memikirkan perasaan gue sendiri dengan nyakitin perasaan lain."

"Enggak Sen, Kamu tenang aja aku akan ngontrol perasaan aku sendiri. Dengan kamu bersikap kayak gini aja buat aku kamu udah berperan protagonis."

"Segitu jahatnya Gue sama Lo?"

"Bukan jahat sih, tapi lebih ke nyebelin aja. Hehe..."

Seno tertawa kecil. Ini kali pertamanya berbincang panjang lebar dengan Nesya. Perihal ucapan Nesya, ia benar-benar merasa menjadi tokoh antagonis. Cinta tidak bisa dipaksakan bukan? Ia pikir dengan ia sedikit kasar pada Nesya akan merubah Nesya membenci atau menjauhinya. Namun ini tidak, Nesya terus berusaha bahkan dia bilang resiko? Bahkan Nesya bilang pilihannya adalah sebuah resiko?

***

Ayo PS, Collection, Comment temen-temen... Makasih yang udah baca, sayang kalian...