Para siswa berlari, sebagian berjalan ketika Pak Deri-guru olahraga itu sedang mengobrol dengan Bu Chika. Mereka mencuri-curi cara supaya tak menghabiskan tenaga di siang hari yang cukup terik ini. Para cowok memang menyukai mata pelajaran ini, mereka sepertinya sama sekali tidak keberatan dengan matahari terik yang cukup menyengat.
Dari semua Siswi kelas XI-Fisika-I ini hanya Nesya yang terlihat bersemangat. Dia berusaha mensejajarkan tubuhnya untuk terus bisa beriringan dengan Seno yang sedang berlari. Peluh yang mengucur dari dahi tak dihiraukannya. Nesya masih bersemangat karena Seno sepertinya sama sekali tidak menolak kehadiran Nesya.
Cewek modis, yang takut akan keringat itu memperhatikan Nesya kesal. Siapa yang tidak iri melihat Nesya yang bersampingan berlari bersama Seno? Cowok tampan seperti Seno ini akan sangat dipuja-puja, ketampanannya bertambah berlipat-lipat ketika wajah juga tubuhnya dipenuhi keringat seperti ini. Tubuhnya sama sekali tak bau keringat ataupun matahari. Bau parfum justru lebih intens tercium.
"Paling Seno ilfeel deket si Nesya. Mana mau cowok deket cewek penuh keringet gitu," omel Raini-si cewek modis itu. Kipas warna pinky yang selalu dibawanya sangat mempertegas cewek super ribet ini.
"Tapi Seno gak ngejauh dari Nesya tuh," jawab Jesika-cewek yang satu geng dengan Raini. cewek-cewek pemuja Seno. Mereka tidak begitu berani mendekati Seno seperti Nesya, masalahnya mereka pernah kena marah oleh Seno dan itu sangat-sangat memalukan.
Raini, cewek yang merasa memiliki kekuasaan karena sekolah ini milik Papanya-Rizal. Siapa yang tidak tahu Rizal? Pengusaha sukses itu sampai membeli sekolah ini hanya karena putrinya yang sekolah di sini.
Saat kelas X, Raini pernah mendorong Nesya masuk kolam renang hanya karena Nesya yang terus-terusan mendekati Seno. Sampai Seno memarahi Raini, cewek itu terlalu keterlaluan. Karena bisa saja mencelakai orang, juga karena pada saat itu sebenarnya Nesya sedang memberitahu Seno mengenai lomba futsal yang kebetulan pada saat itu Seno sedang jam olahraga berenang.
Masalah itu tidak sampai di situ, karena tidak diterima dibentak Seno, Raini mencoba memberi pelajaran pada cowok itu dengan mengskors Nesya. Karena pikir Raini, yang membuat Seno membentaknya adalah Nesya. Pada saat pemberitahuan bahwa Nesya harus diskors, Seno mengancam Raini. Pada saat itu Raini tidak tahu siapa Papahnya Seno, saat pertemuan para client yang diadakan di perusahaan milik Papahnya Seno yang juga membawa para anak sambil memperkenalkan dunia bisnis. Raini tak berkutik, Papahnya Seno adalah client penting Papanya. Seno tersenyum menang ketika melihat wajah kesal Raini.
Semenjak dari situ, Raini tak berani secara terang-terangan pada Seno, tapi dia masih berusaha, mungkin menunggu waktu yang tepat.
Nesya mengatur napasnya ketika Seno masih saja berlari. Nesya tak sekuat itu untuk mengimbangi Seno. Dia menumpukan tangannya dilutut sambil mengatur napasnya. Keringat di dahinya sudah bercucuran.
Pak Deri-guru Olahraga itu memasuki lapangan olahraga setelah kepergian Bu Chika. Mereka sama-sama single. Rumor yang beredar Pak Deri memang memiliki ketertarikan pada Bu Chika. Guru Kimia yang cantik itu bukan hanya disukai Pak Deri, Denis-cowok ini yang sebenarnya anti mata pelajaran seperti ini malah betah ketika Bu Chika yang mengajar.
"Bu Chika itu bisa diibaratkan es kelapa muda di cuaca panas, nyegerin. Jaket di musim dingin, ngangetin," ucap Denis pada waktu itu yang ditanya Fajar karena terlihat tak mengeluh sama sekali ketika pelajaran Kimia berlangsung.
***