Hari ini jadwal latihan futsal kelas XI-Fisika-I. Siapa yang sangat antusias? Tentunya Nesya. Dia bisa melihat Seno yang banjir keringat.
Duduk di tribun. Melihat Seno berlatih menjadi kesenangan Nesya tersendiri. Lagi pula bukan hanya Nesya disini, pacar-pacar mereka juga berada disini.
XI-Fisika-1, mayoritas laki-lakinya mengijuti ekstrakulikuler futsal. Dan akhirnya menjadi satu tim. Lagi pula mereka kompak, bukan hanya dalam futsal seperti ini, di kelas pun sama kompak. Jangan kira Seno pelit dengan pekerjaan rumahnya, dia-Seno sama sekali tidak pernah tidak memberikan pekerjaan rumahnya ketika yang lain minta nyontek.
Tadi-sebelum latihan Nesya memberikan satu pcs wafer roll rasa strawberry untuk Seno. Ia memasukannya ke loker Seno. Jangan tanya bagaimana bisa Nesya melakukan hal itu, karena dia pasti akan berusaha untuk mewujudkan apa yang dimaunya.
Sebelumnya dibungkus wafer itu Ia tulis pesan yang ditulis di stickynote biru.
'Semangat'
Hanya satu kata, karena Nesya tiba-tiba bingung mau nulis apa lagi. Takut ketahuan yang lain, pasalnya itu ruangan loker anak cowok.
Saat Seno membukanya, Ia membaca kata 'semangat' itu, celingak-celinguk siapa yang memberikannya. Tidak ada nama yang tertera. Jangan fikir Seno tahu tulisan Nesya. Dia sama sekali tidak peduli.
Seno pun memasukkan wafer roll itu kedalam tasnya.
***
Lorong sekolah begitu sepi, Nesya berjalan menyusuri lorong, mencari flashdisk dengan gantungan doraemon. Saat ke lapangan futsal tadi, Nesya tak sadar kalau flashdisknya jatuh.
"Mana data-data yang belum masuk ke laptop masih ada disana lagi," gumam Nesya dengan khawatir.
Nesya menghela napasnya. Mang Harun sudah menunggu di parkiran sekolah. Tadi Nesya sadar flashdisk tidak ada saat akan memindahkan file dari handphone ke flashdisk, tapi nyatanya flashdisk hilang yang entah dimana.
Saat menunduk, Nesya melihat gantungan Doraemon yang percis miliknya. Ia terlihat senang lalu mendongak melihat siapa yang menemukannya.
"Seno?"
"Yang ngasih wafer roll tadi, Lo kan?"
Nesya gelagapan. Kalaupun bohong dia sudah ketahuan Seno.
Nesya nyengir kuda, "makasih udah nemuin flashdisknya."
Nesya mencoba meraihnya, namun Seno dengan segera menjauhkannya.
"Itu flashdisknya," ucap Nesya mengalihkan dari wafer roll.
"Dapet kunci loker gue dari siapa?"
'Mati'
Nesya sudah saling berjanji untuk hal ini. Seno pasti marah dan merasa privasinya terusik karena hal ini. Nesya takut Seno marah kepada orang yang membantu Nesya.
"Aku minta maaf udah lancang," ucap Nesya kemudian.
"Gue tanya Siapa, bukan nyuruh lo m8nta maaf," jawab Seno.
Nesya takut bukan main. Ia memilin jari-jarinya, menunduk tak berani menatap Seno.
"Lo yang bilang atau gue cari tahu sendiri?"
Nesya masih diam.
"Aku duplikat kunci loker kamu," jawab Nesya pelan, nyaris tak terdengar.
"Kok bisa?"
"Maafin aku Sen, aku janji gak lagi kayak gitu," ucap Nesya lagi.
"Flashdisk gue tahan. Gue buru-buru, besok Lo jelasin sejelas-jelasnya."
Seno berlalu setelahnya.
Huuh. Nesya membuang napasnya, sedikit lega namun khawatir akan esok. Kenapa sih harua seceroboh itu?
***