Happy Reading
***
Yang paling membuat kita bahagia itu kesembuhan. Makannya untuk orang-orang sehat di luar sana harus selalu bersyukur karena di beri kesehatan.
Tak enak badan itu benar-benar menyiksa, rasanya lemas, makan pun sangat tak selera.
Beberapa hari itu Nesya memang tersiksa, dia hanya berbaring ketika di rumah. Di sekolah ia berusaha seceria mungkin. Tapi ia bukan berpura-pura karena memang ketika melihat Seno ia merasa ada secercah semangat.
Pagi ini Nesya pun sembuh, ia sudah benar-benar siap menuju sekolah. Gayanya tak neko-neko bahkan makeupnya ia hanya menggunakan pelembab, bedak bayi juga lipbalm, se-simple itu.
"Mau Bunda anter?" tanya Bundanya.
"Bunda kayak gak tahu aku aja."
Nesya kini sambil memakan roti sandwich yang dibuat Bundanya itu.
Setelah sarapan Nesya pun berpamitan untuk ke sekolah. Ia hanya perlu berjalan menuju halte, dan menunggu bis di sana.
Seorang Nesya itu sepertinya memang sangat peka terhadap keberadaan Seno. Dari kejauhan ia melihat sebuah mobil yang lewat sana. Dengan sigap dan tanpa berfikir panjang Nesya menghadap mobil itu, membuat sang empu mobil mengerem mendadak.
Nesya nyengir kuda, menyadari kegilaannya. Bahkan beberapa orang yang berada di sana ada yang meneriakinya.
Seno keluar dari mobilnya, ia siap memaki Nesya.
"Sorry," dengan segera Nesya berucap mendahului Seno yang akan memakinya.
"Lo itu udah gila?"
"Kebablasan, omong-omong boleh nebeng gak?"
"GAK!"
Seno menolak mentah-mentah permintaan Nesya tersebut.
Tiit...Tiit
Suara klakson bersahutan, Seno melihat ada beberapa mobil di belakang mobilnya. Seno segera memasuki mobilnya. Nesya langsung bersiap di samping mobil Seno, ia mengetuk-ngetuk pintu mobil itu.
Seno tanpa memperdulikannya ia langsung menancap gas.
"Aw..." Nesya sedikit tersenggol karena Seno menancap gasnya dengan langsung tanpa aba-aba. Ia tersenggol dan jatuh di trotoar. Siku tangannya luka kecil karena tergores dan di gunakan untuk menahan tubuhnya.
Nesya pun beringsrut kembali ke tempat pemberhentian halte. Dan ternyata kakinya pun ada luka, ia melihatnya menghela napas.
"Baru juga sembuh Nes... nes..." ucap Nesya pada dirinya sendiri. Orang-orang yang tadi melihatnya, sepertinya mengucap syukur di hati mereka.
Dan tak lama bus pun datang.
***