Jojo sibuk mempersiapkan segalanya di bengkel bersama dengan bang Ari dan juga Dimas. Ketiganya nampak sibuk membongkar pasang mesin - mesin motor yang nanti akan di gunakan.
Sementara itu Rara yang sudah sampai di rumah Mbah nya sejak beberapa jam lalu, kini ia sedang beristirahat dengan nyaman di kamar yang memang selalu Rara gunakan saat sedang menginap seperti saat ini. Sedangkan mamahnya dan yang lain menempati kamar di sebelahnya.
Karena rumah Mbah Rara yang memang besar dan terdapat lima kamar tidur, jadi ketika mereka mengadakan acara kumpul keluarga tidak khawatir akan tempat untuk menginap. Rara lebih dekat dengan Mbah nya dari pihak sang mamah, jadi Rara lebih sering menghabiskan waktunya di rumah Mbah nya, meski rumah eyang nya (orang tua dari pihak ayah) sama - sama dekat. Namun tidak sedekat dengan Mbah nya.
Rara yang sedang tertidur pulas di kamarnya di temani mbak Yul. Di bengkel Jojo sudah nampak menyelesaikan persiapan nya dan sedang membereskan segala kekacauan yang tadi mereka lakukan.
" Oke! Selesai." Ucap Jojo sambil mencuci tangannya dan membersihkan wajahnya yang sedikit kusam.
" Ywdh, dari sini aja. Kita tunggu kabar dari sana." Saut bang Ari duduk menyenderkan kepalanya sambil menengguk habis air minumnya.
" Oke!" Saut Jojo lagi duduk di samping bang Ari seraya mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi chatnya mengecek semua pesan yang masuk. Namun dari sekian banyak pesan yang masuk ke ponselnya, tak ada pesan dari Rara dan itu membuat Jojo sedikit kecewa. Padahal ia sangat berharap jika Rara membalas pesannya tadi, namun alih - alih membalasnya, bahkan Rara saja belom membacanya. Jojo menghela nafasnya kasar.
" Kenapa Lo? kek abis narik becak?" Cibir bang Ari yang mendengar helaan nafas kasar Jojo
" Terus aja bang, terusin sampe Lo puas julid ke gue!" Ucap Jojo pasrah.
Bang Ari dan Dimas hanya tertawa girang melihat ekspresi Jojo.
" Iya bang, terusin aja ledekin Dede nya sampe puas!" Dimas kini bersuara dengan menambahkan sedikit gaya lebay dan berusaha untuk menirukan suara wanita. Bang Ari semakin tertawa terbahak - bahak melihat nya.
" Lo pikir ngapain puas?!" Saut Jojo menampakan mimik wajah jahilnya.
" Wah...Wah...Wah...!" Bang Ari menunjuk wajah Jojo dengan tatapan menyelidik.
" Au ah...serah Lo berdua aja!" Jojo tertawa pasrah tak ingin menanggapi cibiran keduanya. " Jam berapa nih? udah ada kabar belom?" Sambungnya lagi melirik jam tangannya.
" Udah jm dua belas, mau cabut sekarang?" Bang Ari bangkit dari duduknya.
" Oke, Dim Lo bawa motor gue ya, nanti lu sekalian step* dari samping. Biar bang Ari duluan!" Ucap Jojo memberikan komando.
Tak lama ketiganya pun sudah siap dengan posisinya masing - masing, bang Ari yang sudah berangkat lebih dulu untuk memastikan arena. Sedangkan Jojo dan Dimas berada di belakang seraya membawa motor balapnya. Karena kali ini Jojo tidak membawa mobil yang biasa ia gunakan untuk membawa motor balapnya, makanya ia sedikit khawatir jika ada polisi yang berpatroli malam - malam begini bisa kelar urusan nya.
Tempat yang biasa di gunakan sedikit lebih jauh dari jalan raya dan harus melewati jalanan yang lebih sepi dan jarang di lalui kendaraan jadi tidak akan membahayakan yang lainnya. Setelah melewati hamparan sawah dan lahan kosong yang seperti Hutan kecil akhirnya Jojo sampai di tempat tujuannya. Ternyata balap liar kali ini banyak peminatnya dan banyak sekali yang antusias untuk menontonnya, kebanyakan dari mereka semua adalah para pelajar yang sama seperti Jojo. Mereka pun sama saja, sama - sama ingin mencoba atau sekedar ingin nongkrong menghabiskan waktu malam Minggu mereka.
" Wih...akhirnya turun juga Lo?" Ucap seorang laki - laki yang datang menghampiri Jojo dengan wajah sengitnya.
" Hem...gue sih cuman ngeramein aja!" Jawab Jojo tak kalah sengitnya. Kini mereka berdiri berhadapan dengan tatapan yang sama sengitnya seperti elang yang memburu mangsa.
" Kita liat kali ini, siapa yang menang?!" Tandas laki - laki itu berbalik badan meninggalkan Jojo dan berjalan kearah motornya.
" Bang Ari ga bilang kalo Agung yang nantangin." Ucap Dimas berbisik tepat di samping Jojo.
" Biarin aja lah, mungkin bang Ari juga ga tau. Udah lah ga usah ngurusin dya." Jawab Jojo santai menanggapi ucapan Dimas.
Ya, Agung adalah lawan Jojo saat ini, keduanya sering berhadapan seperti saat ini namun Jojo lebih sering memenangkan balap sehingga membuat agung sedikit dendam pada Jojo. Agung selalu berusaha untuk mencari celah melawan dan mengalahkan Jojo, namun usahanya selalu gagal. Dan ternyata saat ini mereka kembali berhadapan.
" Pokoknya kali ini gua harus menang!" Ucap Agung menatap tajam ke arah Jojo yang nampak sedang tertawa berbincang dengan yang lainnya.
Jojo nampak biasa saja saat mengetahui jika ia akan melawan agung seperti biasanya Jojo sibuk mengobrol bersama dengan yang lainnya sambil menghisap rokoknya bersama dengan Dimas Jojo kembali mengecek persiapan motornya seraya menunggu bang Ari kembali. Setelah hampir satu jam bang Ari datang menghampiri Jojo dan Dimas yang sudah siap di atas motornya.
" Sorry gue lama...oh iya Jo si a-"
" Agung kan lawan gue?" Jojo dengan cepat memotong ucapan bang Ari.
" Iya, gue juga ga tau kalo dya yang ngerencanain balap ini. Tau gitu mah kaga gue terima dah!" Ucap bang Ari sambil berkacak pinggang menatap ke arah sang lawan yang nampak sedang unjuk gigi akan kehebatan motornya.
" Udah lah biarin aja bang, mungkin dya masih penasaran sama gue!" Jawab Jojo.
" Ya udah Lo siap - siap aja, bentar lagi start!" bang Ari menepuk punggung Jojo seraya berjalan ke arah belakang dan membantu Jojo mendorong motornya ke depan garis start.
" Udah pokoknya Lo fokus aja, jangan sampe Lo terkecoh sama permainannya Agung!" Bang Ari kembali mengingat kan Jojo sesaat sebelum permainan di mulai.
" Sip! Tenang aja bang!" Jawab Jojo memakai helmnya dan mulai bersiap di atas motornya, dengan tatapan tajam ke arah depan. Jojo fokus untuk memperhitungkan arena yang akan di lalui nya malam ini.
Agung pun sudah bersiap di sebelah Jojo dengan pakaian lengkap dan helm yang sudah melekat di kepalanya, tatapannya pun tak kalah fokus dengan Jojo. Namun tersirat jelas dalam tatapan Agung bahwa tatapan nya saat ini adalah tatapan ambisius untuk membalas dendam pada Jojo dan memenangkan balap kali ini.
" OKE! SIAP?!" Pekik seorang cewek yang berdiri di hadapan Jojo dan agung seraya mengibarkan sebuah bendera. " 1...2...3..! GO!" Sambungnya lagi.
Dan balap pun dimulai.
Agung melesat jauh di depan Jojo dengan gagahnya sementara Jojo berada di belakang masih terus memacu motornya untuk mengejar Agung. Namun alih - alih terus memacu motornya saat belokon pertama yang sedikit tajam Jojo mengurangi kecepatan motornya, sedangkan Agung tetap memacu kecepatannya tanpa tahu di depannya adalah belokon yang sedikit tajam alhasil agung sempat kehilangan keseimbangannya namun tak sampai membuatnya jatuh dari motornya. Jojo yang melihat celah dari agung tak menyia - nyiakan kesempatan itu, setelah berhasil melewati sedikit belokan Jojo kembali memacu motornya dan kini ia berhasil mendahului Agung.
" Sial!!" Pekik Agung. Agung kembali memacu motornya untuk kembali mengambil alih posisi dari Jojo.
Terlebih lagi saat ini garis finish sudah terlihat di depan sana membuat Agung semakin memacu motornya dengan kecepatan penuh. Berbeda dengan Jojo yang nampaknya tinggal beberapa meter lagi sampai di garis finish membuat Jojo kembali mengurangi kecepatan motornya karena ia melihat seekor kucing.
Tak di sangka saat Jojo mengurangi kecepatannya tiba - tiba saja Agung menyalipnya dari belakang.
BRRRMMMM....
CKKIITT...
DUAGH!!
BRUKK!
Motor agung yang menabrak kucing itu pun limbung dan membuat agung tak bisa mengendalikan motornya yang limbung dan menghantam trotoar jalanan.
CKKIIITTT....
Jojo mengerem sekuat mungkin motornya agar ia pun tak mengalami hal yang serupa, saat motornya berhasil berhenti di depan motor Agung yang menghantam trotoar. Jojo langsung turun dari motornya dan berlari ke arah Agung yang tergeletak di atas jalan dengan tangannya yang mengeluarkan banyak darah.
" Gung!! Agung!!" Pekik Jojo yang berjongkok di depan Agung yang masih tersadar sedikit.
" Arrrggghhh..." Lirih Agung memegang kepalanya dengan tangan kanannya yang tak terluka. " Pala gue pusing Jo!" Ucapnya lagi dengan nada serak menahan sakit.
" Tahan Gung, gue panggil yang lain!" Ucap Jojo menenangkan Agung yang sudah hampir kehilangan kesadarannya.
Jojo langsung merogoh kantong bajunya mencari ponselnya. Setelah mengeluarkan ponselnya Jojo langsung menghubungi bang Ari.
" Hallo bang! Lo kemari buruan bawa mobil. Lo ikutin aja trek gue tadi!" Ucap Jojo dengan cepat.
" Lo kenapa Jo? Lo dimana?" Tanya bang Ari khawatir mendengar nada suara Jojo yang panik.
" Udah Lo cepetan kemari bawa mobil!" Pekik Jojo dengan cemas. Tanpa menunggu jawaban bang Ari lagi Jojo mematikan ponselnya dan kembali menyadarkan Agung yang hampir pingsan.
" Gung! Tunggu bentar, gue udah telepon bang Ari. Lo...Lo harus bisa tahan!" Ucap Jojo panik.
Bang Ari dan Dimas pun bergegas menuruti permintaan Jojo tadi, denagn wajah cemas dan khawatir bang Ari melajukan mobilnya dan membawa serta beberapa dari teman yang lain. " Bang Lo yakin tadi Jojo yang telepon?!" Tanya Dimas lagi berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri.
" Iya,udah makanya Lo diem aja. Jangan bikin gue tambah panik!" Seru bang Ari melajukan mobilnya dengan cepat.
Sementara itu Jojo menaruh kepala agung di pangkuannya, kepalanya pun cidera dari hidung nya mengeluarkan darah, membuat Jojo menjadi tambah panik.
" Tangan...tangan gue-" Ucap Agung terbata - bata.
" Udah Lo sabar, tunggu bentar lagi juga Dateng ko!" Ucap Jojo kembali menenangkan Agung. Jojo melihat ke arah tangan kiri agung yang mengeluarkan darah segar, dari sikunya terlihat jelas luka sobek yang cukup dalam dan panjang.
Tak lama sebuah sinar lampu pun datang mendekat ke arah mereka, dengan cepat Jojo melambaikan tangannya memberi sinyal.
" Bang!" Pekik Jojo.
Bang Ari memarkirkan mobilnya di depan Jojo, dengan cepat mereka turun dari mobil dan membantu Jojo. " Lo kenapa Jo?" Tanya Dimas dan bang Ari secara bersamaan.
" Bukan gue! Agung...buruan bantuin gue angkat dya ke mobil!" Jojo mengangkat perlahan kepala Agung. Bang Ari, Dimas dan yang lainnya pun langsung menbantu Jojo mengangkat tubuh Agung ke dalam mobil. Mobil yang sudah di rubah sedemikian rupa seperti ambulans itu pun membuat mereka leluasa membaringkan tubuh Agung.
" Biar gue ber empat sama Edo aja yang bawa Agung ke RS, Lo bertiga bawa motor gue sama motor agung ke tempat tadi, jangan lupa bilang sama temen - temennya Agung buat nyusul ke RS!" Bang Ari memberikan perintah pada yang lainnya. Setelah itu ia mengambil alih kemudi dan melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.
Ketiganya pun membawa kembali motor Jojo dan motor agung yang sudah parah bagian depannya karena menghantam trotoar.
" Loh ko kemana Agung sama Jojo! Pasti sabotase ni!" Pekik Kemal yang tak lain adalah sahabat Agung. Kemal sedikit histeris saat melihat motor agung rusak parah.
" Eitss...sabar bro! Tadi agung jatoh, terus Jojo nelepon bang Ari buat bawa mobil bawa agung ke RS!" Jelas Yoga yang membawa motor Jojo.
Tanpa bertanya lagi Kemal menghampiri motornya dan menyalakan mesinnya membawanya melaju menuju ke Rumah Sakit untuk mengecek ke adaan Agung. Balap liar itu pun kini berhenti seketika dan menyisakan kengerian yang terlihat jelas di wajah - wajah sang penonton yang baru mengetahui betapa bahayanya balap liar seperti sekarang.
Sementara itu Saat sudah sampai di UGD, Dimas turun dari mobil dan langsung di sambut oleh security yang berjaga. "Pak tolong temen saya kecelakaan" Ucap Dimas. Denan sigap pun keduanya membawa brangkar ke arah pintu belakang mobil dan menurunkan Agung dengan perlahan. Setelah menurunkan Agung Jojo sedikit mengendurkan bahunya yang sejak tadi terasa tegang, sambil membuka baju balapnya Jojo mengusap wajahnya kasar.
" Udah Lo turun, di cek sekalian. Biar gue parkir mobil dulu." Ucap bang Ari kembali mengemudikan mobil menuju parkiran.
" Gue gak apa - apa ko. Cuman butuh minum aja!" Ucap Jojo menyenderkan tubuhnya di bangku samping bang Ari. Setelah memarkirkan mobil bang Ari dan Jojo turun dari mobil berjalan menuju ruang UGD.
" Abis ini Lo cek sekalian, udah tenang aja semua biar gue yang ngurus!" Ucap bang Ari lagi setelah berada di dalam UGD.
Mereka tak bisa melihat Agung di tangani oleh dokter dan para suster jadi kini bang Ari,Dimas dan Edo menunggu di depan ruang UGD, stelah tadi Jojo di periksa oleh suster.
*step: mendorong motor dengan kaki dari sisi samping.
.
.
.