Sementara Jojo sedang di periksa oleh suster, bang Ari dan Dimas menunggu mereka di depan ruangan. Keduanya masih nampak duduk menunggu dengan cemas menantikan kabar dari dokter yang menangani, sudah hampir tiga puluh menit namun baik dokter maupun suster yang menangani Agung tak kunjung keluar memberikan bagaimana keadaan Agung saat ini.
" Belom ada kabar bang?" Tanya Jojo yang sudah selesai diperiksa.
" Belom Jo!" Saut Dimas menggeleng lemah.
" Gimana keadaan Lo? Ada yg luka-luka?" Tanya bang Ari saat Jojo duduk di sampingnya.
" Ga ada" Jojo menjawab singkat menyenderkan kepalanya pada dinding rumah sakit yang terasa dingin. " Kan gue udah bilang, bukan gue yang jatoh." Sambungnya lagi.
" Cuman mastiin aja." jawab bang Ari menoleh sekilas pada Jojo.
" Bang, kalo seandainya gue yang ada di posisi Agung sekarang, gimana ya?" Tanya Jojo lagi tanpa merubah posisinya.
" Gila Lo!" Pekik bang Ari dan Dimas bersamaan menatap tajam ke arah Jojo.
" Ssttt...berisik Lo berdua!" Jojo santai menanggapi reaksi keduanya.
" Lagian, Lo kalo mau bunuh diri sendiri aja, jangan ngajak-ngajak gue!" Saut bang Ari kesal.
" Ya udah bang, kaga usah ngegas. Kan gue cuman nanya!" Jojo menghela nafasnya kasar.
" Konyol tau ga!" Jawab bang Ari mendengus kesal.
Tak lama terdengar beberapa suara langkah kaki yang berjalan cepat ke arah mereka menunggu, ketiganya kompak menoleh dan melihat teman - teman Agung datang untuk melihat ke adaan Agung yang saat ini masih di tangani.
" Bang gimana hasilnya? Apa kata dokter?" Tanya kemal pada bang Ari yang berdiri dari duduknya dan menyambut mereka.
" Udah Lo duduk aja dulu, masih di tangani dokter. Kita berdoa & tunggu bareng - bareng, semoga aja hasilnya ga terlalu parah." Jawab bang Ari menenangkan teman - teman Agung.
" Oke bang!" Saut kemal menuruti ucapan bang Ari,mereka pun duduk saling berhadap - hadapan menunggu hasil pemeriksaan. Meraka hanya saling diam dan larut dalam pikiran masing - masing, suasana pun kembali hening. Bahkan suara nafas mereka pun dapat terdengar jelas.
Tak lama pintu ruangan terbuka dan dokter pun berjalan keluar dengan wajah lelahnya. " Keluarganya pasien?" Tanya dokter sambil menatap mereka.
Bang Ari dan kemal maju menghampiri dokter tersebut secara bersamaan untuk memastikan keadaan Agung saat ini. " Kita keluarganya dok? Bagaimana keadaannya saat ini?" Tanya bang Ari mewakili kemal.
" Saat ini pasien sudah melewati masa kritisnya, banyak cidera parah yang di alami terutama di bagian kepala dan tangannya, jadi dalam waktu dua jam kedepan pasien akan kami pindahkan ke ruang ICU." Jawab sang dokter menjelaskan bagaimana ke adaan Agung.
" ICU dok?" Tanya kemal memastikan.
" Iya, meski sudah melewati kritis namun pasien saat ini masih belum sadar dan karena ada cidera kepala serius." Jawab dokter, " Semoga setelah beberapa hari pasien bisa benar - benar melewati semuanya dan sadar kembali."Imbuh sang dokter lagi. " Saya permisi.." Pamit sang dokter berjalan meninggalkan mereka yang masih terdiam mendengar penjelasan sang dokter.
" Udah Lo semua balik aja biar gue yang jagain Agung di sini." Ucap kemal pada teman - temannya yang tadi ikut datang bersama nya.
"Oke, kalo ada apa - apa kabarin kita - kita aja ya!" Jawab salah seorang dari mereka. Sambil berpamitan mereka pun pergi meninggalkan rumah sakit dan menyisakan Jojo, bang Ari, Dimas dan yoga.
" Thanks bang!" Ucap kemal lirih.
" Udah tenang aja, gue yakin Agung bisa pulih lagi." Jawab bang Ari memberikan semangat pada kemal seraya menepuk pelan bahu kiri kemal.
" Ini hasil tadi..." Kemal mengeluarkan sebuah amplop coklat yang berisi hadiah hasil balap malam itu, karena Agung mengalami kecelakaan jadi sudah pasti Jojo yang memenangkan hadiahnya.
Bang Ari menatap heran kemal yang tertunduk malu menatap lantai rumah sakit. Jojo yang melihat kecanggungan di antara mereka ia pun bangkit dari duduknya dan menghampiri mereka.
" Udah Lo ambil aja buat biaya Agung, biarpun ga seberapa tapi mudah - mudahan bisa berguna." Saut Jojo dengan santai menolak hadiahnya.
" Tapi ini punya Lo Jo!" Kemal berusaha untuk menolaknya, jujur saja ia terlalu malu saat ini. padahal tadi kemal dan Agung sudah sesumbar dan merendahkan Jojo karena optimis bisa mengalahkannya. Namun pada kenyataannya saat ini keadaan malah berbanding terbalik.
" Anggep aja gue yang tiduran di dalem sana! OKE?!" Saut Jojo lagi meyakinkan kemal yang masih nampak gengsi menerima kenyataan. " Udah ya, gue balik dulu. Cape!" Tandas Jojo menepuk punggung kemal dengan lembut.
" Udah terima aja, kita balik dulu. Kalo ada apa - apa atau butuh bantuan hubungin gue aja!" saut bang Ari berpamitan mengikuti langkah Jojo yang kemudian di susul Dimas dan yoga.
kemal masih terdiam melihat kepergian mereka hingga bayangan mereka hilang tertutup pintu UGD kemal masih terdiam. " Thanks!" Gumamnya seraya menatap lekat pada pintu yang tertutup rapat.
Sepeninggal Jojo,bang Ari dan Dimas. Kemal kembali terduduk diam menatap amplop coklat yang ada di tangannya saat ini, bibirnya tak sengaja menyunggingkan sebuah senyuman.
Sementara itu Jojo bersandar duduk di bangku penumpang sambil memejamkan matanya yg terasa sangat lelah sekali malam ini. Bagaimana tidak kejadian yang bisa saja menimpanya malam ini terjadi tepat di depan matanya, dan itu membuat Jojo menjadi sedikit lebih berpikir dan perasa.
" Udah gak usah Lo pikirin, istirahat aja. Semua motor udah ada di gudang termasuk motornya Agung juga, jadi langsung aja kita istirahat." Ucap bang Ari yang berusaha untuk menenangkan Jojo.
Jojo hanya mengangguk sambil terus memejamkan matanya, ia benar - benar lelah saat ini.
Saat sudah sampai di depan gudang ternyata sudah banyak yang menunggu karena mereka mengantarkan motor keduanya. Bang Ari pun langsung membuka pintu gudang dan mempersilahkan mereka semua masuk.
Jojo masih nampak acuh dengan keadaan sekitarnya, ia hanya tersenyum singkat saat menjawab sapaan teman - temannya, ia melangkah masuk menuju kamar yang biasa ia gunakan untuk beristirahat. Jojo pun langsung melemparkan tubuhnya ke atas kasur kecil yang berukuran pas dengan tubuhnya.
" Ahhh...!" Gumamnya menutup matanya dengan sebelah tangannya. Jojo pun kembali bangkit dan membuka baju balapnya yang masih melekat di tubuhnya. Karena tadi Jojo masih menggunakan baju santainya jadi ia tak perlu repot-repot berganti pakaian.
Waktu sudah menunjukan pukul lima pagi saat Jojo melirik jam dinding yang menggantung, ia kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur dan mengeluarkan ponselnya.
Jojo membuka aplikasi pesannya dan berniat untuk mengirimkan pesan pada Rara.
To; Bebek cantik
woy, lagi apa lu? bangun udah subuh jangan lupa sholat N jaga kesehatan ya....
Begitulah tulis Jojo pada Rara.
Rasanya saat ini Jojo ingin sekali menghubungi Rara dan mengajak nya untuk berdebat, karena bagi Jojo hanya itu lah yang mampu membuat moodnya kembali baik. Namun karena Jojo tak ingin mengganggu Rara yang mungkin saat ini masih tertidur jadi ia mengurungkan niatnya. Terlebih lagi saat ini matanya mulai terasa berat karena mengantuk. Padahal Jojo masih ingin menunggu balasan pesannya, namun matanya tak bisa di ajak kerja sama.
Tak lama Jojo pun tertidur sambil memeluk ponselnya yang ada di atas dadanya.
Sementara itu Rara yang sudah bangun sejak tadi dan melakukan sedikit olah raga di halaman belakang rumah sang nenek, ia tidak tahu jika Jojo mengirimkan pesan, karena Rara tak membawa ponselnya yang masih ia charge.
" Kak, mau sarapan apa?" Tanya mbak Yul yang datang membawakan segelas susu.
" Emang udah ada sarapan nya?" Jawab Rara.
" Belom, mbak baru mau nyari ke depan sekalian buat Mbah kung dan Mbah uti." Jawab mbak Yul lagi.
" Hmmm...aku ikut aja deh mbak" Rara pun segera menyusul mbak Yul dan berjalan keluar rumah mencari sarapan.
Setelah Hampir satu jam berjalan untuk membeli sarapan akhirnya mereka kembali ke rumah dan Rara membantu mbak Yul menyajikan sarapan yang mereka beli.
" Loh, kamu gak makan Ra?" Tanya Mbah kung yang melihat cucu kesayangannya tak ikut duduk di meja makan.
" Gak ko Mbah, aku udah makan tadi. Aku mau mandi dulu ya." Rara pun berjalan kembali menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.
Sebelum ia masuk kamar mandi Rara baru teringat akan ponselnya, jadi ia mengecek sebentar dan melihat sudah banyak pesan yang masuk, termasuk pesan yang Jojo kirimkan.
" Dih, keselek kulit duren ni bocah?" Setelah membaca isi pesan Jojo, Rara hanya tertawa kecil.
To: Orgil
Lu ngelindur ya? Apa lupa minum obat? Hahahahaha
Gue baru bangun, alhamdulilah udah ko tadi.
Balas Rara pada pesan Jojo.
Rara menaruh kembali ponselnya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang sudah terasa lengket karena berkeringat.
Minggu pagi itu akhirnya Rara menghabiskan waktunya berkumpul bersama dengan keluarga nya. Sementara Jojo menggunakan sisa waktu liburnya untuk beristirahat dengan baik di kamar di tempat bang Ari.
.
.
.