Setelah dari cafe kini Jojo dan Alfian memutuskan untuk pulang ke rumah, dengan mengendarai motor masing-masing. Sesampainya di depan gerbang perumahan mereka Alfian melajukan motornya mendahului Jojo karena memang rumahnya berjarak beberapa rumah dengan Jojo.
kini Jojo sudah memasuki halaman rumahnya dan memasuki garasi, setelah memarkirkan motornya Jojo langsung masuk kedalam rumah dan menuju kamarnya untuk beristirahat. Karena cuaca siang itu terasa panas sekali jadi Jojo memilih untuk beristirahat terlebih dulu baru lah ia akan ke bengkel.
Jojo langsung merebahkan dirinya di atas kasur kesayangannya, tanpa mengganti pakaiannya. Tak lama Jojo pun sudah tertidur pulas.
Bu Ijah yang tadi sempat melihat Jojo memasuki rumah, ia mencari Jojo ke kamarnya.
Tok...tok...tok...
Bu Ijah beberapa kali mengetuk pintu kamar Jojo namun, tak ada yang menjawabnya. Akhirnya Bu Ijah pun membuka pintu kamar yang kebetulan tidak terkunci. " Pantesan aja." Gumam Bu Ijah saat melihat Jojo yang tertidur pulas di kasurnya. Bu Ijah pun kembali menutup pintu dan berjalan ke dapur lagi.
Siang ini Rara sedang membantu mamahnya dan mbak Yul membuat kueh untuk acara arisan RT. Ketiganya asik dengan tugas masing-masing, Rara kebagian untuk membuat adonan kueh, sedangkan mbak Yul bertugas untuk merapihkan barang-barang yang kotor dan menata tempat kueh. Dan mamahnya bertugas untuk menghias kueh.
" Mah, emang bikin kueh berapa banyak?" Tanya Rara yang sudah mulai terlihat pegal memegangi alat pengaduk adonan.
" Hemm....totalnya semua 10 macem kak, kenapa?" Jawab mamah Rara.
" Hufftt....gak apa-apa. Pegel." Saut Rara mengendurkan kedua bahunya. Mbak Yul hanya tersenyum melihat ekspresi Rara.
Ya, memang mamah Rara biasa membuat kueh dan terkadang juga menerima pesanan kueh seperti saat ini. Sebenarnya sudah banyak yang menyarankan agar mamahnya membuka toko kueh, namun mamah Rara selalu menolak dan lebih memilih membuat kueh jika ada pesanan saja. Seperti saat ini.
Kini Rara sudah membuat semua adonan kueh yang di suruh mamah, Rara langsung membersihkan badannya dan bergegas menuju kamarnya. Sebenarnya sejak tadi Rara sudah merasakan sangat mengantuk, namun karena ia harus membantu mamah dan mbak Yul jadi Rara menahan rasa kantuknya.
" Mau kemana kak?" Tanya mbak Yul.
" Mau tidur dulu bentar, ngantuk banget." Jawab Rara melangkah menaiki tangga.
" Hemm....baru juga bentar." Gumam mamah Rara.
Akhirnya mbak Yul yang mengambil alih tugas Rara, untung saja Rara sudah selesai membuat semua adonan dan tinggal menunggu waktu masak saja.
" Haduh...ngantuk banget gue." Gumam Rara saat membuka pintu kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas sofa.
Rara sudah tertidur pulas di atas Sofanya.
Bang Ari dan Dimas sedang asyik di bengkel, setelah tadi pagi bang Ari dari RS menjenguk Agung. Bang Ari memutuskan untuk ke bengkel Jojo.
" Dim, si Paijo kagak kemari?" Tanya bang Ari.
" Sore kali bang, paling dya molor." Jawab Dimas.
Bang Ari hanya mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, ia pun mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor Jojo.
Tut...Tut...Tut...
Hanya nada sambung saja yang terdengar dari ujung panggilannya.
" Wah bener ini anak tewas!" Ucap bang Ari melihat layar ponselnya yang tak ada jawaban dari Jojo.
" Kan gue udah bilang bang, Lo mah kaga percaya sih sama gua!" saut Dimas.
" Percaya sama Lo mah musik pea!" Cicit bang Ari lagi. Dimas hanya tertawa saja mendengar bang Ari.
Waktu sudah menunjukan pukul enam sore, namun Jojo dan Rara masih nampak enggan bangun dari tidur mereka. Meski berada di kamar masing-masing, namun keduanya kompak.
Bu Ijah kembali mengetuk pintu kamar Jojo namun hasilnya tetap saja sama. Tidak ada jawaban dari sang empunya kamar, akhirnya Bu Ijah pun membuka pintu kamar dan masuk membangunkan Jojo.
" De, Dede...bangun udah sore." Ucap Bu Ijah seraya mengguncangkan kaki Jojo. Jojo hanya menggeliat tanpa membuka matanya.
" Iya nanti, bentar lagi." Ucapnya menarik guling.
" Bangun De, udah magrib." Saut Bu Ijah lagi membangunkan Jojo.
" HAH!!" Jojo membuka matanya dan langsung terduduk di kasur. Jojo melihat ke arah balkon kamarnya dan melihat matahari yang sudah hampir tenggelam.
" Ko udah magrib aja sih, cepet banget.?" Gumamnya.
" Orang Dede dari tadi tidur nya nyenyak banget." Ucap Bu Ijah.
" Ngantuk Bu, lagian di luar panas banget." Sautnya lagi mengusap kedua matanya.
" Ywdh, bangun terus mandi. Bu Ijah udah siapin makan malam di bawah ya?" Saut Bu Ijah lagi berjalan keluar kamar. " Jangan tidur lagi ya de?" Ucapnya lagi mengingatkan.
" Iya Bu. De mandi dulu baru nanti makan." Saut Jojo bangkit dari duduknya dan berjalan ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi dan berpakaian Jojo pun melangkah keluar menuju meja makan. Sambil memainkan ponselnya Jojo berjalan ke dapur. Jojo menarik bangku dan melihat meja makan yang sudah rapih dengan makan malam.
" Papah gak ada Bu?" Tanya Jojo.
" Belom pulang de."
" Mamah?" Tanya nya lagi.
" Ibu kan lagi ada acara di Jogja." Jawab Bu Ijah dengan lembut.
" Owh gitu...jadi malem ini de makan sendiri?" Tanya Jojo lagi.
" Sama gue!" Ucap kak Riko yang baru saja pulang kerja.
" Owh...gue kirain Lo belom balik?" Saut Jojo.
" Udah ah, gue laper banget." Saut kak Riko santai.
Akhirnya malam ini Jojo menikmati makan malamnya bersama kak Riko saja.
Setelah makan malam Jojo berganti pakaian dan mengeluarkan motornya menuju bengkel. Karena tadi siang dan sore ia lewatkan, jadi malam ini Jojo ke bengkel apa lagi tadi bang Ari sudah menunggunya sejak siang hari.
Tak perlu waktu lama, Jojo sudah sampai di bengkelnya dan melihat masih ada bang Ari dan Dimas.
" Sorry bang, tadi gue ketiduran." Ucap Jojo saat duduk di sebelah bang Ari.
" Lo tidur apa koma sih? lama bener." gerutu bang Ari.
" Tadi siang tuh gue abis nongkrong di cafe sama Alfian, pas balik gue tidur. terus tadi baru bangun." Jawab Jojo menjelaskan.
Bang Ari pun hanya menganggukan kepalanya. Mereka bertiga pun akhirnya mengobrol membahas tentang keadaan Agung.
Rara yang saat ini tengah menikmati makan malamnya bersama dengan keluarganya, ia masih terlihat mengantuk di meja makan.
" Masih ngantuk kak?" Tanya mbak Yul.
" Iya mbak." Jawab Rara singkat sambil memasukan makanan kedalam mulutnya.
Setelah makan malam, Rara membantu mbak Yul sebentar. Selesai dengan membereskan meja makan Rara naik ke kamarnya untuk belajar di ikuti Raka. Karena malam ini mamah nya akan menghadiri arisan di rumah tetangga mereka sedangkan papahnya belum pulang dari kantor.
Tak lama mbak Yul pun datang untuk membantu Rara dan Raka belajar.
Di bengkel bang Ari, Jojo dan Dimas masih membahas Agung. Bang Ari menceritakan semua yang obrolannya tadi bersama Agung, Jojo hanya bisa mendengarkan sambil menatap motornya intens. Pikirannya jauh melayang mendengarkan obrolan bang Ari.
Tadinya Jojo ingin sekali untuk menjenguk Agung di RS, namun setelah mendengar bang Ari, Jojo menjadi tak yakin. Bisa saja niat baiknya di tolak Agung? Siapa yang mau terlihat lemah di depan lawan nya bukan? Jadi mungkin untuk saat ini biarkan Agung sendiri dengan kekecewaannya saja dulu.
" Bang nanti kalo ada yang ngajak turun lagi. Tolak aja dulu, lagian gue kan udah mau ujian kelulusan." Ucap Jojo.
" Udah pasti lah, tanpa Lo bilang juga gue udah pasti mikirin ke situ." Saut bang Ari.
" Tumben mikir Lo Jo?" Timbal Dimas.
" Mikir lah gue. Sue amat Lo!" Jojo melemparkan bungkus rokok pada Dimas.
" Tapi lebih bagus lagi insyaf Jo!"
" Hmm.... lucknut bener ni orang!" Jojo menjadi gemas pada Dimas yang terus-terusan meledeknya.
" Au ah...serah Lo aja dim!" Jojo pasrah menanggapi Dimas. Bang Ari hanya tertawa melihat keduanya.
" Ya udah, Lo konsen aja buat ujian kelulusan. Nanti kalo emang mau turun lagi bisa kita atur. Lagian mungkin emang waktunya buat istirahat kali." Jawab bang Ari.
Jojo dan Dimas hanya menganggukkan kepala mereka kompak.
" Ya udah gue balik ya. Bye!" Bang Ari pun bangkit dan menaiki motornya untuk pulang. Meninggalkan Jojo dan Dimas yang mulai membereskan bengkel, karena sudah waktunya untuk tutup.
Setelah selesai membereskan bengkel dan memastikan semuanya sudah rapih, Jojo pun pulang meninggalkan Dimas.
" Gue balik dulu ya, hati-hati Lo dim!" Ucap Jojo. Dimas hanya mengangguk.
Jojo pun kembali melajukan motornya menuju rumah, rasanya hari ini malas sekali untuk berlama-lama di luar rumah. Entah mengapa Jojo ingin berdiam diri di rumah, meski hanya ada kak Riko saja.
Antara bengkel dan rumahnya tak memakan waktu yang lama, Jojo sudah sampai di rumahnya dan menaruh kembali motornya di garasi.
" Tumben Lo?" Tanya kak Riko yang melihat Jojo berjalan masuk.
" Cape gue, pengen istirahat." Saut Jojo santai.
" Baguslah bocah kaga usah kelayapan."
" Lo tuh yang harusnya diem, biar cewek-cewek aman." Saut Jojo seraya menaiki tangga menuju kamarnya.
" Adek sialan Lo!!" Maki kak Riko.
Jojo hanya tersenyum miring mendengar makian kak Riko. Jojo tak ingin menjawabnya lagi bisa-bisa gak bakalan selesai adu jigongnya (hahahah).
Jojo berganti pakaian hanya menggunakan celana boxer dan kaos oblong saja, ia mulai menyalakan tv dan menonton film saja.
Baik Jojo ataupun Rara keduanya larut dalam kegiatan masing-masing dan tak ada niatan untuk menghubungi satu sama lain. Mungkin takut mengganggu aktivitas mereka.
Tok...tok...tok...
Tiba-tiba saja pintu kamar Jojo di ketuk.
" Jo...Jojo!" Panggil kak Riko.
Jojo pun bangkit dengan malasnya dan membukakan pintu kamarnya.
" Kenapa sih?" Tanya Jojo yang hanya menjulurkan kepalanya.
" Papah Jo! Papah!!" ucap kak Riko panik.
" Kenapa papah?"
.
.
.