Chereads / shadow is my husband / Chapter 40 - Bab -40-

Chapter 40 - Bab -40-

What the hell?! Gumam Jojo.

Akhirnya Jojo pun melangkah mengikuti kak Riko yang mengajaknya untuk makan siang terlebih dulu. Jujur saja memang saat ini perutnya terasa sangat lapar sekali, dan mungkin ada baiknya juga untuk mengisi perut dulu mengisi tenaga. Jaga-jaga siapa tau saja ada hal yang tak di inginkan.

" Mau makan dimana?" Tanya kak Riko saat mereka sudah berada di dalam lift.

" Warteg!" Jawab Jojo asal. kak Riko langsung menoleh menaikan sebelah alisnya. " Ya Lo nanya gue!" Jawab Jojo lagi.

" Dasar Paijo!" Ucap kak Riko.

Tak lama mereka sudah sampai di lobby kantor. Karena saat ini jam makan siang maka lobby kantor pun terasa sepi hanya ada beberapa karyawan, resepsionis dan security yang bertugas untuk membukakan pintu saja.

Dan itu berhasil membuat mereka semua menatap heran ke arah kak Riko dan Jojo.

" Selamat siang pak, silahkan." Ucap security yang bertugas membuka pintu dengan ramah.

Kak Riko hanya tersenyum dingin menanggapi sapaan itu.

" Makasih pak" Ucap Jojo sopan. kak Riko hanya menoleh sekilas pada Jojo. Jojo nampak acuh menaikan kedua bahunya santai. Di depan lobby sudah tersedia mobil kak Riko yang tadi sudah disiapkan terlebih dulu.

"Ayok buruan!" Ucap kak Riko membuka pintu mobil dan mengambil alih kemudi. Jojo berjalan memutar membuka pintu di samping kemudi. Setelah itu mereka pun melaju keluar halaman kantor.

" Tumben banget." Ucap Jojo membuka suara memecah keheningan di dalam mobil.

" Kenapa, gak boleh?" Kak Riko bertanya balik.

" Kan Lo tau,gue gak mau Dateng ke kantor."Ucap Jojo tanpa melihat ke arah kak Riko.

" Tapi suatu saat Lo mesti kesana tiap hari." Ucap kak Riko yang masih fokus mengendarai mobil.

Jojo menoleh menatap kak Riko menyelidik. Namun kak Riko masih tetap diam.

" Makan di situ aja ya?" Kak Riko menunjuk sebuah rumah makan yang ada di depan mereka, dengan cepat ia membelokan mobilnya dan memarkirkan nya.

Jojo terus mengekori kak Riko memasuki rumah makan itu, terlihat suasana yang berbeda dengan restauran pada umumnya. Saat mereka masuk lebih dalam sepanjang mata memandang hanya ada deretan gazebo yang berisikan para pengunjung yang hendak makan.

" Silahkan." Ucap seorang pelayan menyambut mereka dan menunjukan tempat yang akan mereka pakai.

" Tumben banget Lo makan di tempat begin?" Tanya Jojo lagi masih bingung dengan sikap Kakak nya itu.

" Udah biasa ko." Jawab kak Riko santai.

Mereka pun mulai memilih dan memesan makanan.

" Lo tau kan papah ke Jogja?" Tanya kak Riko.

" Kan Lo yang ngasih tau gue, gimana sih?" Jawab Jojo balik menaikan sebelah alisnya.

" Ah...susah ngomong sama bocah. Kapan ujian Lo?" Tanya kak Riko lagi membuka kancing jasnya.

" Masih dua bulan lagi, kenapa?" Jawab Jojo menyenderkan tubuhnya pada dinding gazebo.

" Belajar yang bener. Mulai sekarang fokus dulu sama sekolah." Ucap kak Riko lagi dengan wajah sedikit lebih serius.

" Maksudnya? Gue gak ngerti sumpah!" Jawab Jojo polos.

" Lo tau kan papah udah gak muda lagi, sekarang aja dia masih kuat buat ngurusin beberapa cabang perusahaan, tapi gak tau beberapa tahun kedepan lagi kan?" Ucap kak Riko lagi mulai membuka obrolan.

Jojo mulai mengerti ke arah mana kak Riko berbicara dan mengapa ia sampai harus datang ke kantor. Namun Jojo masih diam dan membiarkan kak Riko mengatakan semuanya.

" Terus?" Ucap Jojo santai.

" Gue juga kan udah megang yang di sini, walaupun kadang juga harus gantian sama papah." Kak Riko sedikit berbelit.

" Hemm...oke mending gini Lo ngomong aja terus terang gimana, dari pada harus muter-muter?" Jojo merubah posisi duduknya menatap kak Riko yang duduk di hadapannya.

" Gue tau Lo ngerti ke arah mana obralan ini, tapi Lo masih pura-pura buat diem dan ga ngerti kan?" kak Riko sudah mulai sedikit emosi.

" Gue masih bocah, ngerti apa? makanya gue bilang Lo jelasin aja langsung." Jawab Jojo masih dengan wajah biasanya.

" Lo tau, setelah papah pensiun udah pasti Lo yang nerusin buat mimpin di perusahaan. Suka atau gak, siap atau gak, tapi itu lah kenyataanya. Gue cuman mau Lo ngerti posisi dan tugas Lo mulai sekarang, makanya gue bilang setelah ini Lo fokus belajar dan kuliah yang bener." ucap kak Riko memajukan kepalanya menatap lekat pada kedua mata adik satu-satunya itu. " Gue tau otak Lo lebih mampu dari gue.!" Tandasnya lagi.

" Lo tau gue gak pernah mau buat ikut campur urusan perusahaan papah dan Lo, cukup buat gue jadi penonton aja. Lo salah, gue gak bisa apa-apa." Ucap Jojo tak kalah sengit. Kini jelas terlihat aura peperangan di antara kedua mata mereka.

" Kalo Lo gak mampu, Lo gak akan bisa buka bengkel sendiri di umur sekarang dan ngejalanin beberapa bisnis yang lainnya. Salah gak gue?" kak Riko mulai menunjukan kebenciannya.

" Gak usah ikut campur urusan gue!" Ucap Jojo.

" Kenapa? berarti gue bener kan. Lo itu lebih mampu dari gue. Walaupun gue berusaha sekuat apapun buat nyegah Lo, tapi gue gak bisa nyegah kenyataan kan?" Kak Riko sedikit menurunkan suara dan emosinya.

" Itu kenapa gue mulai bikin bisnis gue sendiri. Karna gue gak mau ikut campur urusan perusahaan." Jojo masih dengan egonya.

" Oke, terserah Lo. Yang jelas mulai sekarang gue udah ingetin." jawab kak Riko pasrah.

Harus ada yang mengalah bukan dalam argumen ini?

Tak lama makanan mereka pun datang. Keduanya masih nampak diam dan larut dalam pikiran masing-masing, sambil menikmati makan siang mereka. Momen yang sangat tidak biasa sebenarnya saat ini mengingat ada tembok penghalang yang tak terlihat di antara mereka, meski kakak beradik.

" Gue cape Jo kalo harus terus-terusan debat sama Lo!" Ucap kak Riko di sela-sela makannya.

" Uhuk..." Jojo langsung tersedak saat mendengar ucapan kak Riko. Jojo menengguk habis air minumnya untuk melancarkan tenggorokan nya.

" Gue gak pernah ngerasa debat atau benci sama Lo!" jawab Jojo tanpa melihat wajah kakaknya itu.

" udah lah Lo nikmatin aja makannya." Ucap kak Riko mulai sedikit melemah.

Dan begitu lah mereka menghabiskan makan siang mereka bersama setelah sekian lama berseteru, baru kali ini keduanya terlihat sangat akrab dan baik-baik saja.

Setelah makan siang mereka kembali ke kantor, karena motor Jojo juga masih halaman parkir kantor. Sebelum mereka kembali ke kantor keduanya mampir sebentar di supermarket.

" Lo mau beli rokok apa?" Tanya kak Riko membuat Jojo kaget.

" Hemm..." Jojo jadi bingung dan menggaruk kepalanya malu.

" Gue tau Lo ngerokok. Karena kalo gue nyuruh Lo turun beli gak bakalan di layanin, makanya gue yang beli." Ucap kak Riko lagi.

" Samain aja sama rokok Lo. Tapi gue mau beli makanan yang lain." Akhirnya keduanya pun turun dari mobil.

Setelahnya pun mereka kembali ke mobil dan melaju ke kantor.

" Oh iya, Lo ngomong apa tadi sama security?" Tanya Jojo penasaran.

" Ya gue bilang, Lo adek gue." Jawab kak Riko santai masih fokus dengan setirnya.

" Hemm...pantesan." Jawab Jojo.

Mereka sudah sampai di parkiran kantor, kak Riko memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu lobby kantor dan langsung di sambut pak Yanto.

" Loh, dek?" Tanya pak Yanto saat melihat Jojo yang turun dari bangku sebelahnya.

" ssttt..." Jojo menaruh telunjuknya di bibir dan mengedipkan sebelah matanya. Setelah itu Jojo mengikuti langkah kak Riko.

Karena jam makan siang sudah selesai jadi saat ini lobby kantor sudah kembali ramai, terlebih lagi saat mereka melewati ruangan para karyawan. Jojo melihat sekilas banyak yang memandang mereka heran. Jojo tertawa saat mendengar beberapa karyawan banyak yang bergosip dan menanyakan siapa dirinya.

Mereka sudah naik lift menuju ruangan kak Riko. " Pantesan Lo betah di kantor. Banyak ceweknya." Cibir Jojo saat mereka di dalam lift.

" Nanti juga Lo ngerasain." Jawab kak Riko menyeringai.

" Emang gue Lo!" Jawab Jojo sudah mulai melemparkan cibiran.

" Cih...sialan Lo!" Kak Riko berdecih. Tak lama mereka sampai di lantai tujuan.

"Dewi gimana, ada yang nyari saya?" Tanya kak Riko pada sekertaris nya yang sudah duduk manis di meja kerjanya.

" Gak ada pak. Cuman nanti siang ada meeting sama pak Johan." Ucap Dewi mengingatkan. kak Riko hanya mengangguk dan melanjutkan ke ruangannya.

" Gue ke ruangan pak Rian dulu ya?" Jojo malah berbelok ke arah ruangan yang ada di dekat lift.

" Agh...!" Kak Riko menatap Jojo yang sudah masuk ke ruangan Rian. Dewi hanya menatap bingung adegan di depannya itu. " Oh iya, itu adek saya." Ucap kak Riko memberitahukan Dewi.

.

.

.