Chereads / shadow is my husband / Chapter 45 - Bab -45-

Chapter 45 - Bab -45-

Ayok Na, bentar lagi masuk!" Ucap Rara malah mengajak Isna berlalu meninggalkan Siska yang bengong melihat punggung Rara yang berlalu begitu saja.

" Buset! Parah banget tuh orang!" Seru Selin sahabat Siska yang selalu mengekori kemana pun Siska melangkah.

" Awas aja Lo! Lo bakalan tau akibatnya!" Gumam Siska marah menghentakkan kakinya.

sementara itu Isna tertawa terbahak melihat wajah Siska yang kesal karena Rara yang pergi begitu saja tanpa membalas ucapannya sedikit pun.

" Udah, ketawa Mulu Lo!" Ucap Rara memukul Isna yang sejak tadi tertawa.

" Lagian Lo parah banget! Orang udah pidato panjang lebar. Tau-tau Lo tinggalin gitu aja. Kejam!" Ucap Isna lagi masih tertawa memasuki kelas.

Tak lama keduanya masuk bel pun berbunyi. Jam belajar pun kembali berlanjut.

Jojo nampak tak bersemangat saat mendengarkan guru fisika yang sedang menjelaskan di depan kelasnya. Ia malah asik menggambar di mejanya.

Rasanya meski pun permasalahannya dengan Rara sudah selesai, namun tetap saja ia masih memikirkan banyak hal saat ini di otaknya.

Satu jam berlalu, pelajaran pun selesai dan berganti dengan yang lain. Jojo berdoa dalam hatinya agar guru selanjutnya tak masuk kelas, dan ya. Nampaknya doa Jojo terkabulkan. Sudah hampir lewat lima belas menit sang guru tidak muncul. Jojo menyunggingkan senyumnya sekilas masih dengan gambarnya.

" Jo!" Ucap Alfian yang membuyarkan konsentrasi Jojo.

" Sial! Kebiasaan Lo!" Jojo mencebik.

" Lo yang kebiasaan!!" Ucap Alfian menunjuk buku gambarnya.

" Apaan? Kenapa?" Jojo menutup bukunya.

" Lo beneran ke kantor kemaren?" Tanya Alfian lagi. Sebenarnya ia masih sedikit penasaran dengan cerita Jojo tadi pagi.

" Huft! Iya...kemaren gue ke kantor!" Jawab Jojo menatap aneh Alfian.

" Lo berubah pikiran? Berarti Lo setuju buat bantuin bokap Lo? Terus kak Riko gimana?"Alfian memberondong Jojo dengan pertanyaan nya.

" Buset! Kek emak-emak ghibah Lo!" Jojo jadi kesal di buatnya.

" Gue penasaran." Ucap Alfian sambil nyengir.

" Iya, gue ke kantor. Di suruh kak Riko. Gue belum tau berubah pikiran atau gak? gue juga masih mikir harus gimana. Seenggaknya masih ada waktu dua tahun buat gue sebelum ngambil keputusan." Jawab Jojo.

" Oh. Oke gue ngerti." Alfian mengangguk-anggukan kepalanya. " Terus gimana sama bisnis Lo selanjutnya?" Tanya nya lagi.

" Yeh, tadi katanya ngerti. Ah dasar dodol!" Jojo jadi kesal karenanya.

" Ya kan gue nanya doank!" Jawab Alfian.

" Tau ah. Kita ikutin aja waktu berputar." Jojo menyenderkan kepalanya ke tembok kelas.

Padahal kemarin ia cuman sekedar main saja ke kantor, tapi Jojo tak menyangka jika akan seheboh ini.

Jam pulang sekolah tiba, bel sudah berbunyi sejak tadi. Dan karena kelasnya yang sejak tadi tidak ada pelajaran alias Jakos(jam kosong) jadi mereka sudah berhamburan keluar kelas lebih dulu sejak bel berbunyi.

Jojo kini sedang berdiri di depan kelas Rara menunggu nya selesai. Karena kini hubungan mereka sudah ketahuan jadi Jojo tanpa sungkan lagi menunggu Rara tepat di depan kelasnya seperti sekarang. Padahal sebenarnya sudah biasa Jojo melakukan itu, namun biasanya ia bersama Alfian atau Akmal, atau teman lelakinya yang lain dan hanya akan berjalan di belakang Rara mengikutinya sampai ke parkiran.

Tapi sepertinya sekarang sudah tidak perlu lagi.

Tak lama kelas selesai, sudah banyak yang keluar kelas dan langsung berlari heboh menuruni tangga. Jojo masih setia menunggu Rara yang masih mengobrol di kelas dengan teman-temannya.

" Cie...cie...cie...yang udah di tungguin sama pacar!" Goda salah seorang temannya saat Rara keluar kelas dan melihat Jojo yang sudah menunggunya sejak tadi.

" Lama!" Ucap Jojo kesal.

" Heh?" Gumam Rara menaikan sebelah alisnya.

" Hehehe...gak ko!" Jojo nyengir saat melihat ekspresi Rara.

" Udah ya, gue duluan!" Ucap Isna.

" Bentar. Bareng aja!" Cegah Rara cepat menarik tangan Isna. " Alfian masih di parkiran kan?" Rara beralih pada Jojo.

Jojo hanya menggidikan bahunya acuh.

" Kita udah keluar dari tadi, makanya gue bilang Lo lama!" Ucap Jojo berjalan mendekati Rara dan Isna yang sudah menuruni anak tangga.

" Ya sorry, kan gak tau. Ya udah ayok buruan!"Kali ini Rara yang menarik tangan Jojo untuk menuruni tangga lebih cepat.

" Untungnya masih ada!" Ucap Rara saat melihat Alfian masih duduk di motornya dan mengobrol dengan yang lain. Jojo sudah berjalan mengambil motornya.

" Yan, cafe dulu ya. Nyonya ngajakin ke cafe?" Ucap Jojo menepuk punggung Alfian.

" Traktir?" Tanya Alfian girang.

" Tanya nyonya." Seru Jojo menunjuk Rara dan Isna dengan dagunya. Alfian pun mengekor di belakang Jojo dengan motornya.

" Yan boncengin Isna ya, ke cafe biasa dulu?" Ucap Rara menatap Alfian senang.

" Gue di traktir?" Tanya Alfian balik.

" Iya, tenang aja!" Jawab Rara mengangkat kedua jempolnya.

Mereka pun pergi menuju cafe tempat biasa mereka nongkrong.

Setelah sampai seperti biasa, mereka memilih tempat yang berada di luar ruangan agar para cowok bisa merokok.

Rara dan Isna nampak sibuk memilih menu makanan, padahal mereka sudah biasa kesini, tapi tetap saja selalu ribut saat memilih makanan membuat Jojo dan Alfian menggeleng heran.

" Dalam rangka apa ke cafe?" Tanya Alfian pada Rara yang sudah selesai dengan menunya.

" Gak ada, cuman mau nongkrong aja!" Jawab Rara datar.

" Dalam rangka pengumuman peresmian hubungan yang udah basi!" Cibir Isna.

" Maksudnya?" Alfian mengerutkan keningnya.

" Ihh...bawel banget sih Lo!" Rara melirik tajam Isna dengan ekor matanya.

Isna hanya tertawa santai.

" Udah lah nikmatin aja!" Jawab Jojo menengahi.

" Ya udah apa kata Sultan aja lah!" Alfian mencibir di iringi tawa Isna.

" Lo bisa berenti ketawa gak? Dari tadi ketawa Mulu, gak cape Lo?" Sungut Rara.

" Ihhh...orang ketawa aja gak boleh!" Isna meredakan suara tawanya.

Tak lama pesanan mereka tiba, mereka pun memilih untuk menikmati makanan terlebih dulu. Setelah satu jam di cafe, kini mereka memutuskan untuk pulang

Karena waktu juga sudah semakin siang.

Seperti biasa, Jojo mengantarkan Rara dan Alfian harus mengantarkan Isna terlebih dulu baru lah mereka pulang. Karena seharian kemarin Jojo tidak ke bengkel dan melihat keadaan disana, jadi Jojo langsung membelokan motornya ke bengkel lebih dulu.

" Dim!" Ucap Jojo saat ia sudah tiba di bengkel dan melihat Dimas sedang menambal ban motor pelanggan.

" Wih, kangen gue sama Lo!" Cibir Dimas yang melihat Jojo masuk kedalam bengkel untuk berganti baju.

Jojo langsung mengganti seragamnya dengan kaos dan celana pendek yang selalu tersedia di bengkel. Ia memang sengaja menaruh baju ganti.

" Ah..masa sih? Aku juga kangen kamu!" Ucap Jojo dengan nada genit mencolek dagu Dimas.

" Sialan!" Maki Dimas.

Jojo tertawa sambil duduk di kursi favorit nya. " Gimana kemaren. Sorry kemaren gue sibuk jadi gak ke bengkel?" Tanya Jojo membuka buku pembukuan dan mulai mengeceknya.

" Tenang. Aman kok!" Jawab Dimas mengangkat sebelah jempolnya. " Udah selesai pak, silahkan!" Ucap Dimas pada pelanggannya dan membereskan peralatan nya.

Si pelanggan tersenyum ramah pada Dimas dan Jojo, ia menyerahkan uang pembayaran. Setelahnya ia pun kembali melaju.

"Syukur lah kalo aman. Kemaren pada kesini atau Lo sendiri aja?" Tanya Jojo lagi masih melihat-lihat bukunya.

" Kemaren gue sama Akmal, ada yoga juga sih bentar. Selebihnya sendiri." Jawab Dimas membersihkan tangannya.

" Oh gitu!" Jojo manggut-manggut.

"Lo di cariin bang Ari tuh!" Seru Dimas lagi.

" Bang Ari? Kenapa?"Jojo mengerutkan keningnya.

" Gak tau. Masalah si Agung kali!"

" Sial! Gue lupa sama agung?!" Ucapnya kaget melihat Dimas.

Ah! Bagaimana bisa Jojo lupa keadaan Agung?

Dengan cepat Jojo menghubungi bang Ari menanyakan keadaan Agung saat ini.

Sial! Gara-gara kantor, gue jadi lupa!

.

.

.