Chereads / shadow is my husband / Chapter 46 - Bab -46-

Chapter 46 - Bab -46-

Sial! Gara-gara kantor, gue jadi lupa!

Tut..Tut...Tut...

Beberapa kali Jojo menghubungi bang Ari namun hanya suara tunggu saja yang terdengar.

" Ah, kenapa kagak di angkat?!" kesal Jojo menatap ponselnya.

Lagi, Jojo menghubungi bang Ari. Namun tetap saja sama, hanya nada suara tunggu saja yang terdengar dari ujung telepon.

" Bang Ari lagi sibuk kali, coba lagi nanti?" Dimas menyarankan.

" Terus dia ngomong apa lagi?" Jojo menatap Dimas.

" Gak sih, cuman nanya Lo doank kemana. Biasanya kan Lo di bengkel aja!" Jawab Dimas.

"Oh. Iya soalnya kemaren gue seharian di kantor, jadi kagak kesini." Jawab Jojo yang sedang mengetikan sesuatu di ponselnya.

" Kantor? Kantor apaan, Pos?" Tanya Dimas heran.

" Sue! Kantor bokap lah!" Jojo bangkit dan duduk di sebelah Dimas.

Wajah Dimas berubah seketika, " Emang bokap Lo punya kantor? Kantor apaan?" Tanya Dimas yang masih heran.

" Nanti juga Lo tau." Jojo menepuk bahu Dimas. " Lo udah makan belom?" Tanya Jojo lagi.

" Belom, tadi pas mau beli makan ada satu nongol, jadi kagak jadi." Jawab Dimas mengeluarkan rokok nya.

" Ya udah beli makan dulu, gue juga laper." Jojo merogoh dompetnya dan mengeluarkan selembar lima puluh ribuan. " Gue biasa ya!" Seru Jojo lagi.

Dimas mengangguk dan bangkit membeli makan siang.

Sepeninggal Dimas, Jojo kembali mencoba menghubungi bang Ari lagi. Namun hasilnya tetap sama saja. Tak ada jawaban dari bang Ari dan hanya nada tunggu saja yang terus terdengar.

" Huft! Ini orang kemana sih?" Ucap Jojo menatap ponselnya.

Kini pikirannya kembali teringat akan keadaan Agung. Rasanya Jojo ingin menjenguknya, namun ia masih berpikir apakah nanti kehadirannya bisa diterima? atau malah membuat agung semakin down?

Makanya selama Agung di rawat saat ini Jojo hanya bisa memantaunya lewat bang Ari atau kemal saja.

Ah! Iya kemal! Kenapa tidak terpikirkan sejak tadi?

Jojo mencari nomer kemal dan segera menghubunginya.

Tut...Tut...Tut...

Jojo masih menunggu Kemal menjawab panggilannya.

' Halo'

" Ini gue, gimana keadaan Agung?"

' Udah lumayan mendingan, tapi dya harus operasi'

" Hah?! operasi apa?"

' Tangan kirinya harus di amputasi, rencananya besok'

" Oke Lo dimana sekarang? Bisa kebengkel?"

' Oke, setengah jam lagi gue nyampe'

" Oke"

Jojo memutuskan sambungan teleponnya dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Pikirannya jauh melayang membayangkan bagaimana perasaan Agung harus menjalani operasi amputasi. Rasanya saat Jojo tahu tangan kirinya patah saja membuat Jojo mengelus dada. Apa lagi hingga di amputasi? Semoga saja Agung kuat menghadapi semuanya.

Dimas kembali dengan dua bungkus nasi untuk makan siang mereka.

" Nih punya Lo, sama es jeruk kan?" Dimas juga menyerahkan sebungkus minuman jeruk peras favorit Jojo.

Tanpa pikir panjang Jojo langsung menikmati makan siangnya. Tadi saat di cafe Jojo hanya memesan cemilan saja, jadi lah saat ini kelaparan.

" Kenyang!" Seru Dimas mengusap perutnya yang sudah terisi penuh.

" Lo kelaperan Dim?" Jojo melirik Dimas yang bersender karena kekenyangan.

" Iya, dari pagi bengkel lumayan rame!" Jawab Dimas lagi.

" Syukur lah! Biar gue cepet kaya." Gumam Jojo santai masih menikmati makan siangnya.

Dimas tertawa mendengar ucapan Jojo.

Jojo menyuap makanannya dengan perlahan, padahal perutnya terasa lapar sekali. Tapi sejak tadi ia mendengar ucapan Kemal tentang Agung, membuat nafsu makan Jojo sedikit berkurang.

" Lo makan sambil menghayati banget!?" cibir Dimas yang melihat Jojo sejak tadi nampak biasa saja.

" Perut gue laper, tapi mulut gue ogah. Jadi gue harus gimana?" Tanya Jojo.

" Halah! Udah kek emak-emak yang lagi galau kurang duit belanja Lo!" cibir Dimas lagi yang kali ini di iringi gelak tawa.

" Terus, ketawa yang puas!" Jojo kesal di buatnya mendengar suara Dimas.

" Dih ngambek! kek anak perawan!" Dimas terus saja mencibir Jojo. ia tidak tahu jika saat ini suasana hati Jojo sedang risau.

Tak lama Jojo pun menghabiskan makanannya,setelah itu ia kembali duduk di bangku kasir.

Triiingg...

ponsel Jojo berbunyi, dengan cepat Jojo menjawab panggilan itu.

" Halo bang?"

' Di mana?'

" Bengkel"

' Oke gue kesana'

Tanpa menunggu jawaban, bang Ari memutuskan sepihak panggilannya.

" Bang Ari?" Tanya Dimas.

" Hemm..." Gumam Jojo mengangguk.

" Mau kesini?" Tanya Dimas lagi.

" Iya, udah di jalan keknya." Jawab Jojo masih duduk di tempatnya.

Dimas mengangguk.

Kemal datang terlebih dulu di bandingkan bang Ari. Ia datang dengan motornya dan masih menggunakan seragam sekolahnya. Setelah turun dari motor Kemal berjalan menghampiri Jojo dan Dimas yang sedang duduk-duduk di bengkel.

" Baru balik Lo?" Tanya Jojo saat bersalaman dengan Kemal.

" Iya, tadi Lo telepon pas banget jam pelajaran terakhir gue!" Jawabnya duduk di samping Dimas.

" Oh gitu. Udah makan belom Lo?"Tanya Jojo lagi.

" Gampang!" Saut kemal membuka kancing seragamnya dan menampakan kaos dalamnya saja.

" Bang Ari lagi di jalan, paling bentar lagi nyampe!" Seru Jojo. Kemal hanya mengangguk.

Jojo dan Kemal hanya diam, mereka larut dalam ponsel masing-masing.

Sebenarnya Jojo ingin langsung menanyakan kabar Agung langsung, namun karena bang Ari yang akan datang, jadi Jojo mengurungkan niatnya untuk bertanya dan menunggu bang Ari.

" Yang kemaren siapa Jo?" Tanya kemal.

" Hah yang mana?"Jojo nampak berpikir. Siapa yang dimaksud Kemal, Alfian atau Rara? " Si Al?" Tanya Jojo lagi.

" Bukan, yang cewek dua." Ucap kemal. Jujur saja, sebenarnya Kemal sedikit penasaran dengan dua cewek yang ia temui pagi itu saat menghampiri Jojo.

Karena sikap Jojo yang sangat berbeda sekali saat di depan keduanya. Membuat ia penasaran, pasalnya Kemal tahu betul bagaimana Jojo diluaran.

"Hemm...yang cewek dua itu?" Ulang Jojo memastikannya. Kemal mengangguk.

" Yang satu cewek gue." Ucap Jojo santai mengungkapkan nya.

" Oh, cewek Lo yang mana lagi ni?" Kemal nampak mencibir jawaban Jojo, ia tersenyum menahan tawanya.

" Serius. Yang agak tomboi itu cewek gue. Gue udah pacaran sama dia tiga tahun." Jojo menatap Kemal dengan serius dan di sertai tatapan tajam dari matanya.

Kemal terdiam seketika melihat ekspresi wajah Jojo yang berubah menjadi serius. Kemal tersenyum kikuk melihat Jojo.

Tapi, bentar. Tiga tahun? Masa iya sih? Khenzo, selama itu sama satu cewek? Kemal berdebat sendiri dengan pemikirannya.

" Dia satu-satunya cewek yang gue akuin jadi pacar. Selain dia, gue cuman sekedar kenal aja." Jawab Jojo lagi yang sepertinya tahu apa yang di pikirkan Kemal.

" Serius Jo? Selama itu dan Lo masih anteng-anteng aja kadang Deket sama yang lain?" Kemal sudah tidak bisa lagi menyembunyikan rasa penasaran nya.

"Serius!" Jawab Jojo dengan mantap.

" Lo gak tau aja dia tuh mecin aslinya!" Cibir Dimas yang kini buka suara mencibir Jojo.

" HAH!" Kemal bengong menatap keduanya.

Bagaimana bisa? Padahal di luar sana Jojo terkenal playboy? Namun nyatanya, ia bisa menjalin hubungan selama tiga tahun pada satu wanita.

" Udah gak usah bingung. Emang gitu kenyataanya!" Seru Dimas lagi mewakili Jojo. Jojo hanya nyengir melihat ekspresi Kemal.

" Hemm...gue kirain cuman kek biasa aja. Untung belom gue tanya lebih jauh." Jawab Kemal.

"Maksud Lo?" Jojo mendelik menatap Kemal.

"Eits... Santai Jo." Kemal nyengir melihat tatapan tajam Jojo.

" Kenapa Lo?" Tanya bang Ari yang baru saja tiba.

.

.

.