Pagi hari seperti biasanya. Jojo kali ini bangun dengan semangat, sudah sejak jam lima pagi tadi Jojo bangun. Hal yang jarang sekali terjadi. Mungkin karena semalem ia tidur dengan nyenyak, jadi pagi ini Jojo bisa bangun dengan semangat.
Sejak bangun tadi pagi, Jojo sibuk membereskan buku-buku pelajarannya dan belajar sebentar. Setelahnya Jojo mandi dan bersiap-siap untuk pergi sekolah. Tak lupa ia pun sarapan bersama kak Riko terlebih dulu.
Saat Jojo turun ia sudah melihat kak Riko duduk santai sambil menikmati kopi panasnya di meja makan.
Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang mengganjal di dalam pikiran Jojo tentang perubahan sikap kak Riko akhir-akhir ini. Namun Jojo menahan semuanya, dan berharap kak Riko memang sudah benar-benar berubah.
Ya, semoga saja! Begitulah harapan Jojo.
" Tumben Lo udah bangun?" Tanya kak Riko heran yang melihat Jojo sudah rapih.
" Kenapa? Aneh?!" Balas Jojo acuh sambil mengambil selembar roti dan mengoleskan selai coklat.
Kak Riko hanya diam memperhatikan Jojo.
Setelah sarapan Jojo berpamitan pada kak Riko dan mengendarai motornya menuju sekolah.
Saat sudah sampai di gerbang depan sekolah, Jojo melihat Alfian sudah menunggunya di parkiran sekolah dengan santai.
" Widih...! Gue pikir Akmal duluan yang nongol. Tumben!" Tanya Alfian setelah Jojo memarkirkan motornya di sampingnya.
" Gak boleh?" Jawab Jojo acuh.
" Gak, gue takut nanti ada angin topan doank!" Cibir Alfian.
" Kamvret!" Balas Jojo memukul bahu Alfian. Mereka hanya tertawa mendengar cibiran yang di lontarkan.
Mereka memilih untuk masuk ke kelas lebih awal dan menunggu Akmal di kelas. Karena sekolah masih agak sepi Jojo mengajak Alfian ke tempat biasa untuk menikmati sebatang rokok terlebih dulu.
" Yan tempat biasa yuk?" Ucap Jojo menarik lengan Alfian untuk berbelok menuju ruangan belakang sekolahnya.
" Ah si kamvret! Pagi-pagi udah ngajakin orang dosa aja!" Cibir Alfian namun tetap mengikuti langkah Jojo. Hanya ada mereka berdua disana, karena masih pagi jadi belum banyak para siswa-siswi yang datang. Terlebih lagi para siswa yang biasanya menghuni tempat itu akan muncul pada siang hari. Saat jam pelajaran di mulai.
Keduanya menikmati rokok masing-masing dan larut dalam ke asyikan mereka. Hanya terdengar suara helaan nafas saat mengeluarkan asap rokok dari keduanya. Suasana yang aneh!
" Kemaren gue ke kantor seharian." Ucap Jojo memecah keheningan.
" Tumben, dalam rangka apa?" Alfian balik bertanya. Ia tahu betul sahabatnya itu paling tidak ingin ke kantor.
" Gak tau gue juga, kak Riko nyuruh buat kesana. Dan gak tau kenapa kaki gue nurut aja." Jawab Jojo lagi.
" Kaki kan di perintah otak. Berarti otak Lo yang salah Paijo!" Cibir Alfian lagi.
" Nah itu lo tua!." Jawab Jojo asal.Entah apa yang ia pikirkan kini tapi rasanya semua tidak akan berjalan dengan mudahnya.
" Ya udah, lagian oke-oke aja kan?!" Jawab Alfian mematikan rokoknya yang sudah habis. " Udah ayok ke kelas." Kini gantian Alfian yang menarik Jojo untuk kembali ke dalam kelas.
Saat mereka keluar dari tempat itu terlihat sudah banyak para siswa-siswi yang datang. Sekolah pun sudah mulai ramai seperti biasanya. Mereka kembali ke kelas dan mendapati Akmal sudah duduk manis di bangkunya.
" Wih, kesiangan Lo berdua?" Ucap Akmal.
" Lo yang kesiangan!" Jawab Alfian. Jojo hanya diam saja mengeluarkan ponselnya.
Rara dan Isna sudah datang dan sudah bergosip ria bersama dengan teman-teman nya yang lain. Rutinitas yang selalu para kaum cewek-cewek lakukan.
" Na gue mau keluar bentaran ya!" Ucap Rara pamit pada Isna.
" Mau kemana?" Tanya Isna saat Rara sudah berlalu. " Yeh si markonah!" Gumam Isna.
Triiingg...
" Lah hp siapa tuh yang bunyi?" Tanya Salah seorang temannya. Mereka mengecek ponsel masing-masing, namun ponsel mereka tak menunjukan ada tanda-tanda notifikasi. Sementara suara ponsel itu terus berbunyi.
" Lah... bener-bener markonah!" Seru Isna yang memeriksa tas Rara dan mendapati ponsel sahabatnya itu berbunyi. " Waduh!!" Gumam Isna yang melihat nama pemanggil di ponsel Rara.
" Siapa Na?" Tanya temannya.
" Kagak tau!" Jawab Isna santai. Padahal Jojo yang meneleponnya. " Udah lah biarin aja!" Ucapnya lagi mengacuhkan panggilan telepon itu. Isna menaruh ponsel Rara di sakunya dan kembali bergosip.
Triiingg...
Ponsel Rara kembali berbunyi.
" Udah angkat aja, penting kali?" Ucap temannya lagi.
Isna pun menjawab panggilan itu.
' Hallo...'
" Hemm..."
' Lah ko Lo, nyonya kemana?' Tanya Jojo yang heran karena suara Isna yang ia dengar.
" Lagi keluar, hpnya kagak di bawa." jawab Isna.
' Bentar '
Jojo langsung bangkit dan berjalan keluar untuk mengecek. Jojo masuk kedalam kelas Isna dan membuat keadaan sedikit heboh.
" Kemana orangnya?" Tanya Jojo saat sudah berada di depan Isna.
" Mana gue tau, ke toilet kali." Jawab Isna acuh. " Matiin dodol teleponnya!" Ucap Isna yang masih melihat Jojo menempelkan ponselnya di telinga.
" Oh iya gue lupa!" Seru Jojo.
" Kenapa Lo nyari Keira?" Ucap teman sekelas Isna yang sedang bergosip.
" Lah emang gue salah nyariin cewek gue!" Jawab Jojo santai duduk di bangku Rara. Isna hanya menggeleng kan kepalanya mendengar jawaban Jojo.
Hemm...dasar Paijo! Gerutu Isna.
" Masa sih, bukannya Lo pacaran sama Siska?" tanya nya lagi.
" Gue mah kagak pernah pacaran sama Siska, pacar gue mah cuman Kei-"
" Paijo!! Ngapain Lo?!" Tiba-tiba saja Rara datang dan langsung menyela ucapan Jojo.
" Nah Lo!! Eng...ing..eng...!" Isna tertawa di sampingnya menertawai wajah Jojo yang kaget.
" Lo dari mana? Gue telepon Isna yang jawab?" Tanya Jojo tak memperdulikan keadaan sekitar yang menjadi heboh. Semua mata tertuju pada mereka.
" Balik Sono ke habitat Lo!" Ucap Rara ketus. Rasanya Rara ingin sekali memukul kepala Jojo dengan penghapus papan tulis, agar ia sadar situasinya sekarang.
" Tapi Lo dari ma-"
" Hush...udah sana!" Rara menarik lengan Jojo keluar kelas. Di sudut ruangan Chintya yang melihat itu menjadi geram di buatnya. Sementara Isna sudah banyak di berondong pertanyaan oleh yang lain.
" Dodol!!" Maki Rara kesal saat sudah berada di depan kelas.
Jojo masih belum mengerti situasinya saat ini, ia menatap heran Rara yang terlihat kesal, " Kenapa, kok marah?" Tanya Jojo dengan polosnya.
" Masih nanya kenapa lagi, noh Lo liat?!" Ucap Rara kesal menunjuk ke arah dalam kelasnya yang sedang menatap mereka dengan tatapan penasaran, cemburu, marah, dan juga kesal tentunya.
" Sh*t!! Gue lupa" Ucap Jojo menepuk jidatnya yang baru sadar akan ulahnya.
" Udah Sono balik!" Rara berbalik meninggalkan Jojo yang masih berdiri di tempatnya.
Benar saja kan, mulai banyak terdengar suara-suara yang bergosip di belakangnya membicarakan ia dan Jojo. Hal yang paling Rara sebal.
" Nih hp Lo! sorry." Ucap Isna menyerahkan hp Rara.
" Thanks, gak apa-apa ko." jawab Rara datar.
Tak lama jam pelajaran pun dimulai. Kini semuanya diam dan fokus mengikuti pelajaran. Begitu pula dengan kelas Jojo. Setelah tadi Jojo kembali ke kelas dengan wajah kusut. Guru pun datang dan memulai pelajaran.
Alfian dan Akmal yang sejak tadi sudah penasaran dengan wajah kusut Jojo, rasanya mereka sudah gatal sekali ingin bertanya, namun karena masih ada guru jadi mereka hanya saling sikut melihat Jojo yang diam saja.
Setelah bel istirahat berbunyi para siswa bergegas menuju kantin dan hanya menyisakan beberapa saja di kelas, termasuk Jojo dan yang lainnya.
" Kenapa Lo, kusut banget dari tadi?" Tanya Alfian.
" Gue lupa!" Jawab Jojo datar.
" Lupa apa? Lupa pake Daleman?" Cibir Akmal dan Alfian tertawa.
" Sialan Lo!" Jojo bangkit keluar kelas meninggalkan keduanya.
" Woy tunggu! Sialan!!" Pekik Akmal dan Alfian yang berlari menyusul Jojo.
.
.
.