Siang itu suasana sedikit lebih ramai dari biasanya, entah karena para siswa-siswi yang memadati area kantin atau karena gosip tentang Jojo dan Rara yang sudah mulai menyebar.
Ya, gosip di sekolah cepet sekali menyebar bagaikan mesiu yang tersulit api.
Siang itu Rara masih berdiam diri di kelas enggan beranjak ke kantin, ia hanya menitip jajanan pada Isna yang pergi ke kantin dengan yang lainnya. Rara nampak asik bermain game online di ponselnya.
BRAAAK
Tiba-tiba saja Chintya datang dan memukul mejanya dengan kuat membuat Rara sedikit kaget. Namun ia masih bisa mengendalikan emosinya.
" Lo tuh, kan gue udah bilang. Khenzo itu punya gue!" Ucap Chintya dengan sedikit emosi.
" Hemm...terus kenapa?" Jawab Rara santai masih bermain dengan ponselnya.
" Gara-gara Lo dia nolak gue! Gue bingung apa coba bagusnya Lo?" Ucap Chintya masih dengan nada kesalnya.
" Ya Lo tanya Jojo lah, jangan tanya gue!" Jawab Rara santai.
" Lo-" Ucap Chintya menggantung.
" Ngapain Lo?" Ucap Jojo tiba-tiba yang datang dari arah depan kelas. Jojo berjalan mendekati meja Rara.
" Jo, cewek Lo tuh urusin. Bilang jangan protes ke gue!" Ucap Rara yang mulai kesal. Ia mematikan gamenya dan memasukan ponselnya kedalam saku bangkit dari duduknya dan meninggalkan Jojo dan Chintya begitu saja.
" Kenapa jadi marah-marah sama gue!" Gerutunya meninggalkan kelas.
Jojo hanya menghela nafasnya saat melihat Rara meninggalkan nya di kelas bersama dengan Chintya dan beberapa temannya. Jojo melirik sekilas pada Chintya tanpa minat.
" Lo!" Ucap Jojo menahan emosi, " Kan gue udah bilang, jangan gangguin gue. Siapa juga yang mau jadi pacar Lo! Halu!!" Gumam Jojo meninggalkan Chintya yang kesal.
padahal Jojo sengaja menghampiri Rara di kelasnya saat tadi ia melihat Isna sendirian ke kantin. Maksud hati ingin meminta maaf dan menjelaskan, namun urusan semakin runyam. Dan kini Rara malah pergi keluar kelas entah kemana.
Jojo mencarinya di sepanjang koridor kelas dan melihat-lihat dengan seksama para siswa-siswi yang sedang berlalu lalang di area sekolah. Saat ini jam istirahat, dan Jojo harus mencari Rara. Oke sabar. Batin Jojo sambil terus menuruni anak tangga.
" Nah!" Akhirnya Jojo melihat Rara yang sedang duduk santai sendiri di bawah pohon di pinggir halaman. Jojo segera berlari menuju Rara.
" Hah...akh-hah-hir-hah-nya!" Ucap Jojo duduk sambil mengatur nafasnya yang tersengal karena berlari.
" Kenapa? Abis maraton?" Tanya Rara santai tanpa melihat Jojo.
" Sorry buat masalah yang tadi." Seru Jojo langsung pada Rara. Ia tak ingin Rara marah lagi.
" Ya udah lah, udah kejadian juga."Ucap Rara masih kesal. Karena Jojo ia jadi di berondong pertanyaan oleh teman-temannya sekelas.
" Ya udah berarti gak usah diem-dieman lagi donk?"Jojo nyengir menggoda Rara.
" Dih! Kek kuda Lo!"Seru Rara tertawa.
" Nah gitu donk. Kalo gitu berarti gak marah lagi kan?" Ucap Jojo lagi masih membujuk Rara.
" Tau ah!" Rara memalingkan wajahnya.
Bugh
Bugh
Bugh
Rara memukul-mukul bahu Jojo beberapa kali karena kesal.
Jojo hanya pasrah saja saat menerima pukulan Rara yang sepertinya ingin melampiaskan kekesalannya.
" Ra!!" Isna melambaikan tangannya melihat Rara yang sedang duduk. Dengan segera ia berlari kearah Rara membawakan pesanan Rara.
Isna langsung menggeser Jojo dengan sadisnya seolah-olah hanya ada Rara saja. " Woy!! Gue bayangan ya?" Ucap Jojo dari arah belakang Isna.
Isna memutar badannya melihat Jojo yang kesal karena Isna menggeser tempatnya begitu saja. " Oh, ada orang? Gue kirain Rara doank?" Ucap Isna dengan wajah jahilnya.
" Buset, besok pake kaca nako Lo. Biar keliatan!" jawab Jojo bangkit dan berpindah tempat sebelah Rara.
Rara dan Isna tertawa sambil menikmati jajanan mereka. Tiba-tiba saja Jojo mengambil satu Snack Rara sedang di pegang, dengan cepat Jojo memasukannya ke dalam mulut.
" Hemmm!!" Rara mendengus kesal dengan ulah Jojo. Jojo hanya tertawa.
" Ngapain Lo disini?" Tanya Isna lagi.
" Ngejagain barang antik!" Ucap Jojo asal.
" Lo pikir gue patung bersejarah apa?!" Rara melirik tajam ke arah Jojo.
" Mungkin Lo mumy Ra!" Isna menambahkan.
" Dih, bukan gue yang ngomong ya? Gue gak bilang kek gitu!" Ucap Jojo cepat saat mendapat lirikan tajam.
Sudah cukup bagi Jojo Rara marah padanya, ini saja dia sedang berusaha untuk merayu Rara agar tak marah. Isna yang membuat suasana menjadi keruh lagi membuat Jojo ingin mengikatnya di tiang bendera sekolah.
"Udah sana, nanti temen-temen Lo nyariin!" Ucap Rara tanpa menoleh pada Jojo.
" Gampang mereka mh!" Jawab Jojo.
" Hemm...Udah gak apa-apa ko. Gue gak marah." Rara menyunggingkan senyumannya menatap Jojo. Meyakinkan Jojo bahwa ia baik-baik saja.
Ya, meskipun tak sepenuhnya baik. Namun Rara tetap berusaha untuk biasa saja. Ia juga tahu saat ini Jojo sedang berusaha untuk membujuknya agar tak marah lagi.
Jojo jadi diam melihat senyum Rara yang terkembang, " Hemm...oke deh! Gue ke kantin dulu ya?" Jawab Jojo akhirnya. " Na, jagain nyonya gue ya. Jangan sampe ada yang nyomot!!" Ucap Jojo pada Isna meninggalkan mereka.
" Udah Sono! Tenang aja aman sama gue mah!" Isna mengusir Jojo agar menjauh dari mereka. " Hufftt!" Isna menghela nafas.
" Kenapa Lo?" Rara bingung.
" Lo tau, semua nanyain tentang Lo sama Paijo!Pusing gue jadinya!" Ucap Isna memukul-mukul kepalanya yang pusing mendengarkan pertanyaan orang-orang tentang Rara dan Jojo.
Plis, deh siapa yang punya hubungan, siapa yang jadi sasaran? HAH! Kalo bukan temen Isna juga tidak akan ambil pusing.
"Sorry, jangan salahin gue. Salahin noh si Paijo!" Ucap Rara tertawa melihat ekspresi Isna yang cemberut.
Mereka pun nampak asik menikmati jajanan siang itu di bawah pohon rindang yang memang sengaja di adakan sekolah agar membuat para siswa-siswi nya nyaman saat di lingkungan sekolah.
Setelah menghabiskan jajanan mereka, keduanya kembali ke kelas karena sebentar lagi jam istirahat akan selesai.
" Keira!" Sebuah suara memanggil nama Rara dengan nada sinisnya.
Rara dan Isna berhenti dan salaing bertatapan kesal karena mereka tahu siapa yang kali ini memanggilnya. Tanpa ada niat untuk menoleh keduanya tetap diam dan kembali berjalan, namun saat hendak naik tangga langkahnya langsung berhenti.
Sreet
Siska menarik lengan Rara dengan kasar, untung saja Rara tak sampai terjatuh. Mau tak mau Rara dan Isna pun menoleh.
"Apa?" Tanya Rara singkat melihat Siska yang sudah berdiri dengan wajah kesalnya.
" Ternyata kali ini Lo yang jadi korbannya Khenzo?" Tanya Siska dengan sinis melipat kedua tangannya di dada.
"Maksudnya?" Rara masih pura-pura biasa saja.
" Gue yakin, sebentar lagi Lo bakalan sama kek mantan-mantannya yang lain." Jawab Siska lagi. " Gue heran, kenapa kali ini dia pilih Lo? emang stok cewek cantik di sekolah ini udah abis ya?" Cibir Siska.
Rara hanya menyunggingkan senyum miring nya saja, ia masih tetap biasa saja menanggapi Siska. Bukannya emang ini yang akan terjadi pada akhirnya jika semua tahu? Jadi Rara harusnya sudah mengerti kan?
" Lo silahkan nikmatin waktu senang-senang dulu sama Khenzo. Gue yakin setelah itu Lo bakalan di hempas!" Ucap Siska lagi penuh percaya diri.
Hah! Boleh gak sih kalo nempelin kaca di semua badannya biar bisa ngaca? Seneng-seneng? Di hempas? Aduh! Rara hanya tertawa saja mendengarnya.
" Ketawa aja terus. Bentar lagi Lo bakalan nangis kecewa!" Tandas Siska menunjuk-nunjuk Rara.
Isna yang sejak tadi mendengarnya ia hanya bisa menahan tawanya saja. Siska terlalu percaya diri. Apa jadinya kalo Rara yang jawab? Halah Bodo amat!
" Udah selesai ngomongnya?" Kini giliran Rara yang buka suara.
Siska hanya mengangguk.
Namun, Rara berbalik dan meninggalkan Siska begitu saja.
.
.
.