Sore hari Rara beserta dengan keluarganya kembali pulang ke rumah mereka setelah menghabiskan waktunya untuk berkumpul bersama dengan kakek dan neneknya.
" Pah, nanti berenti di supermarket dulu ya. Tapi nanti aja yang deket-deket rumah." Ucap Rara saat mereka berada di perjalanan.
" Mau beli apa kak?" Tanya sang mamah yang duduk di samping papahnya yang mengemudi.
" Mau beli perlengkapan cewek." Jawab Rara lagi.
" Raka mau beli cemilan ya?" Raka ikut - ikutan menyuarakan keinginannya.
" Iya." Jawab sang papah tersenyum melirik sekilas kearah samping.
Jojo yang baru bangun dari tidurnya kini ia masih mengumpulkan sisa - sisa nyawanya yang masih berada di alam mimpi, sambil mengerjakan matanya yang masih terasa berat Jojo meraih ponselnya yang ada di sampingnya. Memeriksa dan berharap pesan nya akan mendapatkan jawaban dari Rara.
Senyumnya merekah seketika saat melihat ada balasan pesan dari Rara, Jojo segera membuka dan membacanya.
" Hahahaha...emang paling julid!" Seru Jojo tertawa senang membaca pesan Rara.
Padahal hanya sebuah pesan biasa saja, jauh dari kata - kata perhatian apalagi romantis, namun entah mengapa itu lah yang membuat mereka bisa bertahan selama hampir tiga tahun ini.
Bang Ari yang mendengar suara tawa Jojo ia pun mengintip ke arah kamar dan berdiri di ambang pintu sambil melipat kedua tangannya di dada. "Kenapa Lo?" Tanya bang Ari sedikit ingin tahu.
"Kepo Lo bang!" Jawab Jojo singkat bangkit dari tidurnya.
" Keknya Lo kudu di periksa otaknya deh semalem tuh!" Cicit bang Ari menanggapi jawaban Jojo.
" Sial Lo bang!" Jawab Jojo lagi bangkit dan berdiri dari atas kasurnya." Oh iya, gimana keadaannya si Agung? Udah ada kabar lagi belom?" Tanya Jojo lagi yang masih teringat akan keadaan Agung.
" Tadi sih Kemal udah ngabarin gue, Agung belom sadar tapi udah gak kritis kok. Udah tenang aja, gak usah khawatir." Jawab bang Ari sambil melemparkan sebotol air mineral.
" Oke!" Jawab Jojo menangkap botol minumnya dengan sempurna.
" Udah, buruan bangun mandi. Udah sore. Gue udah beliin makan tuh." Seru bang Ari lagi berjalan keluar meninggalkan Jojo yang masih duduk di pinggir kasurnya.
" Hah...!." Jojo menyugar rambutnya kebelakang dan mengusap wajahnya perlahan. Jojo menaruh botol minumnya dan bangkit berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah hampir tiga puluh menit di dalam kamar mandi, Jojo keluar dari kamar mandi sudah dengan wajah dan badan yang segar dari sebelumnya, Jojo meraih sebuah kaos t-shirt yang ada di lemari pakaian bang Ari dan memakainya. Setelah rapih Jojo keluar kamar dan menghampiri bang Ari beserta Dimas yang sedang mengobrol di halaman belakang.
" Loh, si yoga kemana? Balik dia?" Tanya Jojo yang tak melihat yoga di antara bang Ari dan Dimas.
Iya balik dia dari tadi siang." Jawab Dimas menyodorkan sekotak makanan yang tadi mereka pesan. " Gue balik ke bengkel ya?" Ucap Dimas lagi.
" Mau ngapain Lo?" Jawab Jojo bingung mengangkat sebelah alisnya.
" Lah, kan gue mau buka bengkel Paijo!" seru Dimas tersenyum aneh.
" Udah lah, biarin aja dulu bengkel mah. Ribet banget sih, libur aja dulu lah." Saut Jojo santai menyenderkan kepalanya pada dinding gazebo.
"Ya udah, serah Lo aja lah!" Saut Dimas pasrah, Dimas kembali merebahkan tubuhnya yang masih sedikit lelah, terutama matanya yang masih terasa mengantuk sekali.
" Gue mau keluar dulu ya, Lo tunggu aja." Bang Ari bangkit dari duduk nya.
"Lo mau kemana?" Tanya Jojo masih dengan pose yang sama sejak tadi.
" Ada urusan bentar. Tunggu aja." Bang Ari langsung menyalakan mesin motor dan melaju keluar gudang.
Jojo dan Dimas hanya diam larut dalam pikirannya masing - masing. Terlebih lagi Dimas yang masih mengantuk langsung tertidur pulas. Sedangkan Jojo? Jojo masih nampak diam menatap langit -langit gazebo yang terbuat dari bambu itu. Matanya menatap pada deretan daun kelapa yang di sulap menjadi atap, namun pikirannya jauh melayang masih memikirkan kejadian yang di alami Agung sekarang.
Lama Jojo memikirkan semuanya, semuanya menjadi satu dalam pikirannya seolah - olah membuatnya menjadi ragu akan semua hal dan hobi nya selama ini. Jojo tahu betul bagaimana resikonya jika ia salah atau tidak fokus saat mengikuti balap. Namun Jojo juga bingung apa ia harus meninggalkan hobinya? atau berusaha untuk acuh pada semua resiko yang sewaktu - waktu dapat menimpanya?
Jojo sadar betul, apa yang di alami Agung saat ini mungkin bisa di bilang sebagai beruntung, karena hanya patah lengan dan memar - memar, meski lumayan parah dan resiko terbesarnya adalah mungkin saja saat ia melakukan balapan dengan hadiah yang tak seberapa ia bisa celaka hingga mengakibatkan kehilangan nyawanya sendiri, bisa saja kan?
Entah lah, rasanya saat ini Jojo ingin sekali menghilangkan segala keraguan yang ada di dalam dirinya.
Rara yang sudah sampai di rumah nya kembali dan saat ini sedang asik menonton drama Korea favorit nya, Rara nampak fokus menatap laptopnya hingga ia tak menyadari jika Raka sudah duduk diatas ranjangnya di samping nya.
" Kak, lagi liat film apa sih? Ko serius banget?" Ucap Raka dengan polos dan wajah keponya.
" ihhh...ko kamu di sini sih?" Tanya Rara yang melihat ke arah Raka yang sedang asik berbaring di sampingnya.
" Raka juga mau liat donk, film apa emang?" Ucap Raka lagi.
" Udah sana. Anak kecil ga boleh nonton, tidur aja. Lagian besok kan sekolah." Kilah Rara menutup layar laptopnya agar Raka tak ikut melihatnya.
" Ih, kak Rara juga kan besok sekolah." Raka kembali merajuk tak mau menuruti ucapan Rara.
" Orang kakak juga mau tidur juga ko." Akhirnya Rara menyerah ia mematikan laptopnya dan menyimpan kembali di laci nakasnya.
" Udah kan tuh, sekarang kita tidur." Ucap Rara ikut berbaring di samping Raka.
Namun Raka malah membalikan badannya dan turun dari ranjang Rara, Rara hanya bisa menatap heran melihat adiknya yang aneh. Rara hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Raka yang sudah berjalan keluar dari kamarnya.
" Haish....biang kerok!" Gumam Rara memukul sebuah bantal yang ada di sampingnya.
Rara langsung meraih Paijo boneka yang di berikan Jojo, sebuah boneka beruang besar yang sama besar nya dengan ukuran badannya. Rara membaringkan bonekanya tepat di sampingnya ia menatap lekat pada mata hitam boneka itu.
' kira - kira kalo malem gini, Lo tuh lagi apa ya? ngapain aja?. Apa Lo diem di rumah atau sibuk tebar - tenar pesona ke mangsa baru? hmmm...gue jadi penasaran.' Gumam Rara berbicara pada boneka itu seolah - olah ia sedang berbicara langsung dengan Jojo.
' Lo tau ga, Lo itu ganteng banyak fans nya, multi talent banget, tapi Lo tuh terlalu cuek, cuek banget. Sampe kadang gue mikir Lo tuh orang apa boneka sih? Belom lagi fans Lo yang suka Muja - Muja Lo soal sikap dingin Lo, padahal kalo tau Lo gesrek...gue yakin pada ilfeell pasti.' Rara terus berbicara menumpahkan segala pertanyaan yang tak bisa ia tanya kan langsung pada Jojo.
Sepertinya Rara lebih menyukai bonekanya saat ini, karena tanpa malu dan ragu ia bisa mengungkapkan segalanya tanpa harus takut rahasianya terbongkar ataupun kecewa jika ia menceritakannya. Saat sedang asik mengobrol bersama dengan 'Paijo' tiba - tiba saja ponselnya bergetar.
Drrrttt....drrrttt...
Rara mengintip sedikit dari balik ' Paijo' melihat layar ponselnya menampilkan nama ' Orgil ' Rara langsung meraihnya dan menjawab panggilan itu.
" Tumben telepon gue?" Tanya Rara saat ia menjawab panggilan dari Jojo.
" Lo gak suka gue telepon?" Saut Jojo dengan nada menggoda.
" Gak ko, aneh aja. Biasanya kan chat doank."
" Lagi males ngetiknya. Kenapa Lo sibuk ya?"
" Gak ko." Jawab Rara cepat sambil memeluk 'paijo'
" Oh, Lo lagi ngapain? Masih nafas ga?"
" Ya masih lah dodol, gimana sih Lo? kalo gue kagak nafas. Koit donk!" Ucap Rara sedikit sewot mendengar pertanyaan Jojo. Masih nafas ga? Hello??? kalo ga nafas ya mati lah. Terdengar tawa nyaring Jojo di ujung telepon.
" Kan, Orgil mah begitu!" Ucap Rara lagi yang ikut tertawa mendengar tawa Jojo.
" Hemmm...masa gue orgil?" Goda Jojo lagi. Rasanya saat ini mood Jojo sedikit membaik setelah bercanda dengan Rara.
" Emang iya, mana ada orang nanya kek gitu coba?" Rara masih nampak sewot menjawab pertanyaan Jojo.
" Ada kan gue yang nanya." jawab Jojo tak mau kalah.
" Serah lah Jo...serah Lo aja!" Rara hanya bisa pasrah menghela nafasnya kasar.
" Hahahahaha...bebek bawel!" cibir Jojo lagi.
" Kalo gue bebek kenapa mau?" tanya Rara balik.
" Lah Lo sendiri kenapa mau sama orgil?" Jojo kembali membalikan pertanyaan nya pada Rara di iringi dengan tawanya yang membuat Rara semakin sewot.
" Siapa yang mau sama Lo? bukannya kebalik?" Rara pun tak mau kalah membalas semua cibiran dan pertanyaan yang Jojo berikan.
" Iya, iya gue yang suka sama Lo! puas?!" Ucap Jojo akhirnya menyerah dalam perdebatan itu. " Ya udah Lo istirahat ya, jangan lupa besok sekolah." Sambung Jojo lagi.
" Iya, Lo tuh yang harusnya istirahat. Lo kan suka bolos" Ucap Rara lagi.
" Hahahaha. Tau aja Lo, Ya udah. Bye!"
" Bye!" Rara dan Jojo pun memutuskan sambungan telepon mereka dan kembali dalam aktifitas masing - masing.
.
.
.