Chereads / shadow is my husband / Chapter 34 - Bab -34-

Chapter 34 - Bab -34-

Setelah memtuskan sambungan teleponnya mood Jojo membaik seketika. Wajahnya terus mengukir senyum membuat Dimas keheranan melihat Jojo yang menatap ponselnya tersenyum - senyum sendiri.

" Dih...kalo Lo mau gila, jangan di sini!" Cibir Dimas.

" Sembarangan aja Lo!" Kilah Jojo sambil menaruh ponsel nya.

" Bang Ari belom balik?" Tanya Dimas yang sejak tadi hanya duduk-duduk berdua dengan Jojo.

" Belom keknya, masuk aja yu. Dingin." Jojo bangkit dari duduknya berjalan masuk kedalam gudang yang di ikuti Dimas. " Coba Lo telepon bang Ari, tanya masih dimana?" ucap Jojo menyuruh Dimas.

Dimas pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi bang Ari untuk menanyakan keberadaan nya. Setelah menghubungi bang Ari, Dimas kembali memasukan ponselnya ke dalam sakunya.

" Bentar lagi katanya nyampe." Ucap Dimas memberitahu Jojo yang sudah menyiapkan seperangkat PS yang tersedia.

" Ya udah, sambil nunggu main PS aja lah." Jawab Jojo yang sudah siap dengan PS nya.

" Mau main apa? bola atau yang lain?" Tanya Dimas yang juga sudah siap di samping Jojo.

" Hmmm...bosen gue bola. MotoGP aja." Jawab Jojo menyenderkan tubuhnya di sofa. Sambil menunggu bang Ari akhirnya mereka pun bermain PS.

" Eh iya si kutu kupret kaga kemari Dim?" Tanya Jojo di sela - sela permainan mereka.

" Siapa? Ian bukan?" Jawab Dimas tak mengalihkan pandangannya dari layar monitor.

" Iya lah." Jawab Jojo singkat.

" Lo kaya kaga tau si Ian aja, dya kan kek ayam. Demen ngerem." Cibir Dimas.

" Hahahahaha....sa ae Lo kang lepeut." Jojo tak kalah sengit menjawab cibiran Dimas.

" Berisik Lo kang lenong." Saut Dimas lagi.

" Lo tuh, main PS aja masih kalah sama gue...tuh...tuh kan gue udah mau finish." Seru Jojo.

" Sial! Lo curang Paijo!" Balas Dimas.

" Apa sih Lo berdua, main PS aja kek main boneka - bonekaan aja." Ucap bang Ari yang baru datang.

" Masa sih cyinn..." Jojo mengedipkan kedua matanya dengan gaya genitnya menggoda bang Ari.

" Hush....jauh - jauh Lo! Pait...pait...pait...!" bang Ari bergidik ngeri melihat Jojo. Dimas hanya terkikik melihat mereka.

" Udah ah, gue mau balik aja dulu. Mau istirahat." Saut Jojo bangkit dari duduknya yang juga di susul Dimas.

" Tumben Lo!"Cibir bang Ari.

" Au ah...serah dah bang serah Lo!" Jojo nampak acuh berlalu menuju motornya.

Tak lama Jojo dan Dimas pun sudah berboncengan pergi meninggalkan bang Ari, Jojo mengantarkan Dimas terlebih dulu ke bengkel setelahnya baru lah Jojo pulang ke rumahnya.

Sejenak Jojo melupakan perihal ke adaan Agung, Jojo yakin bang Ari sudah mewakilkannya untuk menjenguk Agung. Bagus lah. Setidaknya mungkin saat ini itu lebih baik, masih butuh waktu untuk menerima keadaannya saat ini.

Setelah mengantarkan Dimas, Jojo langsung memacu kembali motornya menuju rumah." Dim, gue langsung cabut ya!" Pamit Jojo. Dimas hanya mengangguk menanggapi Jojo.

Jojo memacu motornya dengan cepat, rasanya ia sudah lelah dan ingin beristirahat di kamarnya. Membayangkan kasurnya yang nyaman saja sudah membuat Jojo tak sabar ingin segera sampai.

Rara masih asik menonton drama koreanya setelah tadi di ganggu Raka, ia kembali melanjutkan kegiatannya itu meski waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Rara seperti enggan untuk menyudahi filmnya hingga mbak Yul datang untuk melihatnya.

" kak, ko belom tidur?" Tanya mbak Yul yang mengintip di balik pintu.

" Ehhh...mbak. Hehehe..." Rara hanya nyengir kuda menanggapi mbak Yul." Bentar lagi mbak, nanggung satu episode lagi" Kilah Rara.

" Ya udah, udah jam sembilan kak. Besok hari sekolah." Seru mbak Yul lagi mengingatkan Rara.

" Oke mbak!" Saut Rara.

Mbak Yul pun menutup pintu kamar Rara lagi dan meninggalkan Rara sendiri.

" Cepet banget sih udah jam segini aja." Ucap Rara saat melirik jam dinding. Namin tetap saja ia melanjutkan menonton kembali.

Jojo sudah berada di kamarnya saat ini, karena tadi pas ia sampai rumah, rumahnya terlihat sepi dan hanya ada Bu Ijah saja yang menyambutnya. Hal biasa bagi Jojo jika di rumahnya jarang terlihat keluarganya. Makanya Jojo bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.

" Huh...emang paling enak di kamar sendiri!" Serunya melemparkan diri ke atas kasurnya yang sudah ia rindukan. Jojo pun mencari ponselnya untuk menghubungi Rara.

To: Bebek cantik

Woy, lagi apa Lo?

Tulis Jojo dalam pesannya dan mengirimkannya pada Rara.

Jojo kembali bangkit dan duduk di atas kasurnya melihat ke arah sekeliling kamarnya yang, ya...lumayan rapih lah untuk seukuran anak laki - laki. Jojo menopang dagunya dengan tangan kanannya sambil berpikir melihat antara meja belajarnya dan Sofanya. Sepertinya Jojo ingin merubah sedikit tata letak kamarnya.

" Hemm....oke,libur Minggu depan kita ganti posisi." Ucap Jojo akhirnya memutuskan akan mengganti tata ruang kamarnya.

Drrrttt... Drrrttt...

Ponsel Jojo pun bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Jojo langsung membukanya.

To: Orgil

Lagi mainan sama Paijo.

Balas Rara singkat.

Jojo tertawa terkikik membaca pesan balasan Rara, ternyata ia sedang asik bersama dengan boneka pemberiannya. Jojo pun kembali membalas pesan Rara.

To: Bebek cantik

Waduh, cemburu gue sama si Paijo. Enak keknya ya jadi Paijo!

Jojo kembali merebahkan dirinya dan melirik ke arah sebuah figura photo yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya. Seraut wajah yang mampu membuat Jojo tersenyum senang saat melihatnya, terlebih lagi dari photo itu seperti mengeluarkan aura positif dari senyuman yang terukir jelas di wajahnya. Ya, siapa lagi kalau bukan wajah Rara. Karena meski Jojo mendapatkan predikat playboy kenyataanya hanya Rara lah yang mampu memenangkan perhatiannya.

Saat Jojo menatap lekat wajah itu, sekilas tergambar kembali kejadian di saat ia kemarin balapan bersama Agung dan bagaimana musibah yang menimpa Agung saat ini. Raut wajah Jojo berubah seketika menjadi murung. Berbagai macam kekhawatiran muncul dalam benaknya dan menguasai hatinya kini.

Bagaimana jika ia yang mengalaminya? Bisa saja Jojo mengalami kelumpuhan? Bagaimana jika dalam kecelakaan itu ia mengalami hal terburuk, kehilangan nyawanya? Semua berbagai macam pertanyaan muncul dalam benak Jojo saat ini.

" Huhh..." Jojo menghela nafasnya kasar mengusir semua ke khawatiran nya. Jojo tak ingin terus - terusan di kuasai perasaan kalut seperti saat ini, itu bisa mengganggu mental dan fokusnya.

" Mungkin gue harus pindah haluan kali ya?" Ucapnya sambil menatap photo Rara, seolah - olah ia sedang berbincang langsung. Tapi sebenarnya itu hal yang mustahil, karena Rara tidak tahu jika Jojo seorang pembalap. Yang Rara tau Jojo hanya lah apa yang ia lihat. Jadi Jojo tak mungkin mengatakan secara langsung, Jojo tak ingin Rara menjadi khawatir karenanya.

Jojo kembali membetulkan posisinya, ia menatap langit kamarnya sambil berpikir jauh dengan semua hal yang sudah ia lakukan sejauh ini. Rasanya pikiran Jojo saat ini terasa berat sekali, otaknya tak mampu mencerna semua dengan cepat. Akhirnya Jojo pun memejamkan matanya yang lelah. Beristirahat untuk menyambut hari esok karena Jojo masih harus sekolah.

Pagi hari ini Rara bangun lebih pagi dari biasanya, ia langsung membereskan kamarnya terlebih dulu setelah itu Rara membersihkan diri di kamar mandi. Jojo juga pagi ini bangun tepat waktu, saat alarm di ponselnya berbunyi pukul enam pagi ini. Jojo langsung bangun dari tidurnya. Dengan gerakan yang gontai karena kesadarannya yang belum pulih Jojo bangkit dan berjalan ke kamar mandinya, setelah itu ia memulai ritual mandinya.

Rara sudah siap dengan seragam sekolahnya beserta dengan perlengkapannya. Rara turun kebawah untuk sarapan terlebih dulu.

" Sarapan apa ni mah?" Tanya Rara saat ia menarik kursi makan di samping Raka.

" Mau nasi goreng? atau roti aja kak?" Jawab sang mamah.

" Hem...nasi goreng aja deh." Rara pun menyendokkan nasi goreng ke atas piringnya dan mulai menikmati sarapannya. Setelah selesai Rara berpamitan pada mamahnya dan berangkat ke sekolah dengan Isna menggunakan angkutan umum.

Jojo saat ini juga sudah berada di jalan menuju sekolah dengan motornya, pagi ini Jojo tak menjemput Rara dan memilih untuk berangkat sendiri ke sekolah. Tak perlu waktu lama Jojo pun sudah sampai lebih dulu di sekolah, ia memarkirkan motornya di tempat yang sudah di sediakan.

" Gue yang kepagian? apa emang begini berangkat pagi ya?"Gumam Jojo sambil menyisir pandangannya ke sekitar parkiran. Suasana yang masih terlihat sepi membuat Jojo cengar - cengir sendiri." Aneh! Udah lah gue sambil nunggu Rara aja deh." Gumamnya lagi yang kembali duduk di atas motornya dan menunggu Rara.

Setelah beberapa menit mulai terlihat beberapa siswa - siswi yang mulai berdatangan membuat suasana semakin ramai. Tak lama Rara dan Isna pun datang dengan angkutan umumnya, Jojo bergegas berjalan menunggu di depan gerbang.

" Jiah...ini tuh hari apa sih?" Tanya Isna.

" Senin lah, gimana sih Lo!" Balas Rara.

" Tumben banget tuh makhluk udah standby!" Jawab Isna lagi sambil melirik ke arah Jojo yang tengah tersenyum ke arah mereka.

" Siapa?" Rara yang masih belum melihat keberadaan Jojo jadi bingung dengan omongan Isna. Rara pun mengikuti arah pandangan Isna," Owh...gue pikir siapa? Amnesia kali dya Na!" Jawab Rara tertawa menanggapi Isna.

" Hahahah, julid banget Lo sama pacar sendiri."Jawab Isna.

" Tumben Lo udah disini, kena angin apa?" Cibir Rara saat melintas tepat di depan Jojo yang sedang menunggunya.

Jojo hanya tersenyum menjawab pertanyaan Rara. Kini mereka bertiga pun berjalan menuju kelas mereka masing - masing.

" Jo! Khenzo!" Pekik seseorang memanggil Jojo dengan kencang.

Langkah ketiganya pun terhenti dan menoleh ke belakang mencari asal suara.

.

.

.