Ketiganya pun menoleh kearah belakang dan mencari asal suara tersebut, Rara dan Isna kompak memutar kepala mereka melihat siapa yang memanggil Jojo. Sedangkan Jojo nampak biasa saja, ia justru terlihat sedang menghindari yang memanggilnya.
" Paijo! itu ada yang manggil Lo, budek Lo?" Ucap Isna pada Jojo yang berdiri di samping Rara.
" Kuping apa opak si Jo? bukannya tanggepin" Saut Rara yang kini menambah kebingungan Jojo.
" Iya gue denger, ya udah Lo berdua duluan aja." Ucap Jojo dingin.
Rara dan Isna saling pandang melihat tingkah Jojo yang sedikit aneh.
" Eh, itu kan bukan anak sekolah kita? dia siapa Jo?" Tanya Rara yang baru menyadari jika yang memanggil Jojo bukanlah teman sekolah yang mereka kenal.
" Oh, biasa dia temen gue di bengkel, udah Lo berdua duluan aja." Ucap Jojo cepat agar Rara tak memberondongnya dengan pertanyaan lagi, " Gue samperin dulu ya, takutnya penting. Bye!" Jojo dengan langkah cepat meninggalkan Rara dan Isna yang masih sedikit bingung dengan sikapnya pagi ini.
" Kira - kira kenapa ya Na? kok perasaan gue ga enak ya?" Tanya Rara pada Isna.
"Mana gue tau, emang gue emaknya! Udah ah ayo ke kelas." Isna menarik lengan Rara menuju kelas dan meninggalkan Jojo dengan urusannya.
Pagi ini Kemal memilih untuk pulang dan beristirahat di rumah setelah kemarin ia menjaga Agung di rumah sakit, kemal di gantikan Lana adiknya Agung untuk menjaganya. Setelah akhirnya sepeninggal Jojo dan bang Ari dari rumah sakit, Kemal memutuskan untuk memberitahukan keluarga Agung tentang keadaannya. Kemal hanya takut terjadi sesuatu yang buruk terjadi pada Agung.
Kemal yang notabene nya sama seperti Jojo, seorang pelajar. Namun pagi ini ia memilih untuk izin karena ingin beristirahat di rumah, tapi sebelum ia pulang ke rumah Kemal memutuskan untuk menemui Jojo terlebih dulu, karena Kemal tak tahu dimana rumah Jojo jadi Kemal mengunjunginya di sekolah, terlebih lagi hari ini sudah hari sekolah.
Untung saja tadi kemal datang tepat waktu saat melihat Jojo masih berada di depan gerbang sekolahnya, jadi kemal langsung berteriak memanggil Jojo.
" Ada apa?" Tanya Jojo saat sudah berada di hadapan Kemal.
" Gue cuman mau ngasih tau keadaan Agung. Pagi-" Belum sempat Kemal melanjutkan ucapannya, Alfian yang baru datang langsung menghampiri mereka berdua.
" Lo berdua ngapain?" Tanya Alfian.
" Gak ada apa - apa kok, hayu masuk." Jawab Jojo cepat.
" Tapi Jo!" Kemal berusaha untuk menahan Jojo, namun saat kemal menatap kode dari kedipan mata Jojo ia pun mengurungkan niatnya.
" Kalo ada bisnis penting, Lo telepon atau chat gue aja. Tapi jangan jam pelajaran ya, oke! Bye!" Tandas Jojo lagi sambil berlalu meninggalkan kemal yang hanya bisa mengangguk tersenyum dengan maksud dari ucapan Jojo.
" Oke, Bye!" Jawab Kemal tersenyum canggung pada Alfian yang sejak tadi menatapnya curiga.
Kemal masih berdiri menatap kepergian Jojo dan Alfian yang sudah mulai memasuki area sekolah mereka. Kemal hanya bisa tersenyum pasrah, lagi - lagi ia merasakan perasaan aneh melihat sikap Jojo yang menurutnya aneh. Padahal pagi ini ia berniat untuk memberi tahukan keadaan Agung yang sudah mulai sadar setelah kecelakaannya semalam. Namun sepertinya Jojo ingin merahasiakan semua dari teman - temannya dan apa lagi tadi Kemal sempat melihat Jojo yang terlihat gugup di depan cewek.
Akhirnya setelah bayangan Jojo tak terlihat lagi kemal memutuskan untuk pulang dan menuruti ucapan Jojo tadi. Rasanya hari ini ia ingin sekali beristirahat di rumahnya setelah kejadian Agung. Terlebih lagi Jojo yang mungkin saat ini sedang mengikuti jam sekolah jadi membuatnya bisa sedikit beristirahat dengan tenang. Kemal pun kembali melajukan motornya menuju rumah.
Alfian dan Jojo yang kini tengah bersiap - siap untuk mengikuti upacara, sudah berkumpul bersama dengan para murid yang lain di lapangan upacara.
" Jo, tadi bukannya si Kemal ya?" Tanya Alfian dengan selidik.
" Iya kenapa?" Jawab Jojo santai.
" Ada urusan apa Lo sama dia sampe Dateng ke sekolah?" Alfian terus memburu Jojo.
" Gak ada urusan apa - apa ko,Lo tenang aja. Udah ah gak usah kepo Lo kek emak - emak yang suka ghibah aja!" Jojo malah mencibir Alfian.
" Hem...sialan Lo! Inget Lo masih utang penjelasan ke gue!" Tandas Alfian.
" Iya bawel bener dah! Buruan baris!" Saut Jojo sambil berkumpul dan berbaris bersama dengan Akmal dan teman - teman sekelas nya yang lain. Untung saja upacara akan segera di mulai jadi Jojo bisa menghindar dari segala pertanyaan - pertanyaan Alfian saat ini.
Setelah tiga puluh menit mengikuti upacara kini mereka semua kembali ke dalam kelas mereka masing - masing dan bersiap untuk mengikuti kegiatan belajar. Rara dan Isna masih membahas siapa yang memanggil Jojo tadi, mereka masih sedikit ingin tahu ada urusan apa mereka berdua. Namun Rara tak pernah ingin mencampuri urusan Jojo. Hal apa pun itu.
" Na, kira - kira siapa ya tadi?" Tanya Rara pada Isna.
" Mana gue tau, kenapa gak Lo tanya aja langsung?" Jawab Isna.
" Haleh...dasar markonah!" Rara memukul bahu Isna.
" Ya lagian Lo kepo, tapi ga mau nanya langsung, serah dah...serah Lo!" Jawab Isna lagi menggelengkan kepalanya bingung dengan sikap Rara pada Jojo.
Akhirnya Rara hanya bisa terdiam mendengar jawaban Isna, memang benar apa yang Isna katakan. Jujur saja ia sebenarnya kepo pada semua urusan Jojo namun selama ini ia berusaha untuk menahan semua rasa ingin tahu nya dan berjanji untuk tidak mencampuri semua urusan Jojo. Jadi Rara hanya bisa menahan semuanya hingga Jojo yang menceritakannya sendiri.
Tak lama guru pun masuk ke kelas dan memulai pelajaran hari itu. Di kelas Jojo pun tak jauh berbeda suasananya seperti kelas Rara.
Setelah dua jam mengikuti pelajaran kini waktunya istirahat mereka semua langsung menggunakan waktu istirahat untuk mengisi perut atau sekedar bermain - main dengan yang lainnya.
Rara dan Isna sudah menikmati waktu istirahat mereka di kantin sambil memakan cemilan dan minuman yang mereka pesan. Suasana kantin di jam istirahat selalu ramai dan penuh dengan para siswa. Mereka asik mengobrol dan bergosip ria layaknya ibu - ibu kompleks.
Jojo dan Alfian tengah menikmati waktu mereka di halaman belakang sekolah, tempat yang paling mereka sukai jika sedang ingin menikmati rokok. Harus bisa pintar - pintar dalam bersembunyi jika ingin merokok terlebih lagi di lingkungan sekolah. Jika ketahuan guru sudah pasti akan di berikan sangsi, sangsi terberat sampai di keluarkan dari sekolah.
" Oh iya Lo masih punya utang penjelasan sama gue Jo!" Ucap Alfian di sela - sela menyesap rokoknya.
" Aish...Gue lupa kan. Untung Lo ingetin gue!" Jawab Jojo sambil menepuk jidatnya. Jojo mengeluarkan ponselnya dan melihat ada beberapa panggilan dari Kemal.
"Kelupaan apa?" Tanya Alfian lagi yang melihat Jojo sedang sibuk dengan ponselnya.
" Bentar gue telepon dulu. Nanti baru gue jelasin semua nya." Jawab Jojo lagi.
Jojo pun menelepon Kemal dan menanyakan keadaan Agung pagi ini. Alfian mendengarkan Jojo dengan serius ia sedikit kaget mendengar tentang keadaan Agung saat ini, Alfian menatap Jojo dengan kaget. Jojo menoleh pada Alfian ia hanya menyunggingkan senyum smirk nya, seolah - olah berkata bahwa semuanya baik - baik saja.
Pagi ini Agung sudah sadar dan sudah melewati masa kritisnya, namun sayang nya saat Agung sadar tangannya yang terluka sepertinya lebih parah dari dugaan. Dan saat dokter menyatakan jika tangannya mengalami patah tulang dan menyebabkan kelumpuhan. Membuat Agung histeris dan membuat keadaannya tidak stabil lagi. Jojo bisa mengerti bagaimana perasaan Agung sekarang, ia tak bisa menggunakan sebelah tangannya lagi.
" Oke Mal, Thanx ya infonya. Insya Allah gue nanti mampir sama bang Ari." Ucap Jojo setelah mendengarkan penjelasan Kemal.
" Hem...gue rasa Lo jangan dulu kesana deh, gue takut Agung tambah syok. Apalagi kondisinya sekarang kek gitu, Lo ngerti kan maksud gue Jo?" Ucap Kemal.
" Oh gitu. Oke gue ngerti ko. Ya udah Lo infoin aja kalo ada apa - apa." Saut Jojo lagi. Setelahnya Jojo mengakhiri teleponnya dan kembali memasukan ponselnya kedalam saku.
Jojo menghela nafasnya kasar.
"Separah itu Jo?" Tanya Alfian yang sejak tadi sudah tak sabar ingin menanyakan semuanya.
Jojo hanya mengangguk lemah.
" Udah yu kita masuk, nanti balik Lo ke rumah gue." Saut Jojo.
Alfian pun mengangguk dan mengikuti langkah Jojo kembali ke dalam kelas dan menyimpan semua rasa penasarannya hingga nanti saat jam sekolah usai.
.
.
.