"Huh... Huh... Huh..."
Deru napas itu terdengar putus-putus. Peluh menetes membasahi wajah hingga turun ke leher dan sebagain dadanya. Suhu tubuhnya seketika naik. Namun, kaki panjang itu tetap berlari menelusuri jalan yang masih sangat sepi.
Bres...
Suara deru ombak menjadi pengiring langkahnya. Ditambah beberapa burung yang terkadang beterbangan cukup rendah dan mengeluarkan suara khasnya. Suasana tenang seperti inilah yang Lean butuhkan. Bahkan dia bisa berlari tenang tanpa takut tertangkap kamera dan beberapa orang yang mengerubunginya.
"Huh..." Napas Lean kian tidak beraturan, ditambah tenggorokannya mulai terasa tercekat. Dia menunduk sambil memegangi lutut, sambil mencoba menormalkan napasnya yang memburu.
Beberapa detik kemudian Lean berdiri tegak dan melihat jam yang telah menunjukkan pukul lima lebih lima belas menit. Satu jam lebih dia berlari mengelilingi kampung kecil ini. Sepertinya, sekarang saatnya dia kembali dan membersihkan diri.