Jarum telah telah berada di angka delapan. Rasa kehawatir Lean kain membesar. Sedangkan Atika, Sarah dan Stevia—kakak Lean—masih sibuk mengobrol. Hanya Lean yang terdiam, sambil berkali-kali menatap jam dinding.
"Lo kenapa, sih, dari tadi nggak bisa diem?" Stevia menatap adiknya yang bergerak gelisah itu. "Ada yang ganggu pikiran lo?"
Lean menghentikan gerakannya kemudian tersenyum kecil ke Stevia. "Gue nggak apa-apa kok. Cuma pegel aja badan gue," jawabnya sambil menggerakkan kepala.
Atika melihat luka lebam di pelipis anaknya itu. "Sebenarnya apa, sih, yang terjadi?" tanyanya. "Kamu ada masalah atau gimana? Nggak biasanya loh ada kejadian kayak gini."
Lean menggeleng pelan. "Ya ada orang yang nggak bertanggung jawab aja. Katanya sih, iseng. Tapi orangnya udah ditangkap kok. Mami nggak usah mikir aneh-aneh."