Kehidupan SMA yang paling aku idam-idamkan akhirnya tersampaikan, kuharap aku bisa jatuh cinta pada pria pertama yang aku temui dibalik gerbang sekolah ini. Mulai hari ini aku adalah murid Sekolah Harapan Bangsa, aku yang selalu kagum saat melihat murid SMA, pada akhirnya bisa kurasakan saat ini.
"apa aku nanti bisa ngobrol kayak biasa yahh... bakal punya banyak temen gak yah,," Ucap Nadine bergumam
Sangking semangatnya, aku bahkan bangun 2 jam lebih cepat dari biasanya, hatiku merasakan suasana baru yang memulai lembar kehidupanku ini. Tak pernah sedikitpun aku tak tersenyum pada orang-orang yang menatapku.
"Jadilahh diriiimuu Nadine... Kamu bisaaaa... kamuu bisaaaaa semangaattt" ucap Nadine dalam hatinya penuh semangat.
"hmmm kelasss 1-B... dimana yaahhh haduuhhh, besar sekali sekolah ini huffttt"
"Brukhhhh.!!!" tak sengaja Nadine menabarak seseorang yang tak melihat jalan didepannya, karena sedang melihat-lihat plakat kelas yang tertempel di atas pintu setiap kelas
"ahh... maaf aku tak sengaja, maafkan aku" ucap Nadine menundukkan kepalanya pada cowok yang ditabraknya.
Namun, tak ada respon dari cowok tersebut, hanya tatapan dingin yang lebih mengerikan dari seekor singa.
"gilaaa... ngeri parahh cowok itu, padahal aku kan tak sengaja huhu,, tampan-tampan tapi mengerikan hiiii... yang penting aku sudah meminta maaf hmmm" Ucap Nadine yang meninggalkan cowok tersebut karena tak ada respon yang berarti darinya.
"padahal sudah kuputuskan ingin menjalani percintaan yang sejati dan punya banyak teman di SMA, tapi apa-apaan awal pergerakanku... penuh tatapan tajam huuuftt"
Nadine yang berkelana mengilingi sekolah, naik ke lantai 1, 2, dan 3 tapi tak juga menemukan kelas yang dicari.
"Apa aku salah sekolahan yah hufftt... masa daritadi gak ketemu-ketemu kelasku hmmm"
Aku yang sejak kecil sampai SMP masuk sekolah khusus putri, tak pernah sekalipun aku merasakan yang dirasakan orang yang sedang jatuh cinta, yang kutahu hanya drama dan komik yang beromansa cinta saja, ingin sekali aku juga merasakan seperti di komik yang aku baca tapi... hanya khayalan saja yang bisa kudapat sejak dulu.
"haduhh.. Berat juga langkah pertamaku disekolah ini hmm.." Nadine mengeluh pada dirinya.
"heeii.. mengapa kau duduk disini? Bukankah kamu murid baru disekolah ini?" ucap cowok yang kebetulan lewar dan berhenti didepan Nadine.
"ehh.. i..iya kak aku murid kelas 1 yang baru memulai awal semester sekolah.. ohh iya kak, apa kau tau dimana kelas 1-B?"
"ha ha.. ada-ada saja kau ini"
Cowok tersebut mendekatkan wajahnya ke wajahku, tentu saja gugup tertahan yang kurasakan, karena baru pertama kalinya aku sedekat ini dengan wajah cowok, aku yang cemas hanya bisa menutupkan mataku saja dengan kuat..
kletukkkk! Cowok tersebut menyentill kening Nadine
"adaawww.. sakit" sontak Nadine membuka matanya
"eeeyyy.. Ada apa dengan kau ini, kalo kelas 1 itu di bangunan sebelah kanan, kalo bangunan kiri ini untuk murid kelas 2 dan 3"
"haah? Benarkah?? ahahaha ternyata begitu... makaaasihhh yahhh!!" Ucap Nadine yang langsung berlari meninggalkan cowok tersebut karena malu dengan yang barusan terjadi.
"Ampuunnn... ditatap cowok dengan tatapan dingin, disentil oleh cowok.. terus salah bangunan pula malunyaaa... nanti apaalagiii!! huuuuuaaaaaaa!"
Setelah sampai di bangunan sebelah kanan , akhirnya Nadine menemukan kelasnya yang sedikit membuat hatinya lega.
"Wah masih sepi ternyata yahh...he he padahal akunya saja yang datang terlalu cepat" Nadine bergumam.
"heeiii... siniii duduk sebelahku saja" ucap cewek yang tiba lebih dulu dari Nadine.
"ahhh iyaaa.." Nadine yang langsung duduk disebelahnya.
"kenalin aku Rin, teman satu kelasmu, dan calon sahabatmu jika berjalan lancar hahahaha, cb" Ucap Rin penuh keceriaan.
"hahaha.. Aku Nadine, kuharap kita bisa menjadi teman baik yah Rin"
"hei Nadd.. apa kau sudah punya pacar?"
"hah? Bee...lumm punya ha ha ha" Ucap Nadine yang terkejut dengan pertanyaan Rin yang langsung menusuk hatinya.
"Jangankan punya pacar, melihat cowok aja jarang karena masa kelamku hufff" ucap Nadine dalam hatinya
"nahh.. kau lihat cowok yang duduk disudut belakang itu Nad,, keren sekali yah"
Nadine yang langsung menolehkan pandangannya ke belakang, membuat matanya bersinar.
"emm.. emmm..keren, tampan, ganteng lah hahaha" Ucap Nadine.
"tunggu disini Nad, aku akan mencoba kesempatanku untuk berkenalan dengannya hehe"
"Semangaaatt Rinn...!!" Ucap Nadine pelan namun dengan ekspresi yang sedang menyemangati Rin
tak lama Rin kembali ke tempat duduk disebelahku.
"Bagaimana Rin? Lancarkah?"
"diaa mengabaikankuu Naadd huaaaaaa...sedih sekaleee aku mengingatnya hiks.. hikss.. tapi Nad tapi... Hehe aku tau namanya"
"lohh kalo diabaikan bagaimana bisa tau namanya Rin?"
"dari pengenal nama yang ada di bajunya hiks hikss sediihnyaaaaa"
"Menyedihkan sekalii... he he"
Suasana kelas mulai ramai, karena sudah hampir bel masuk sekolah berbunyi. Nadine yang berusaha mengobrol dengan teman-teman barunya, mulai menikmati masa sekolah. Walau juga ada cowok yang mengajaknya kenalan dengan tatapan genit yang menggagunya, Nadine berusaha mengabaikan emosi dalam dirinya karena tak ingin merusak imagenya di hari pertama sekolah.
"waahh gurunya tampan juga yah Nad.."
"Sudah Rin fokuslah saja, sepertinya seleramu mulai turun karena hal tadi"
"hmmm menyedihkan hu hu"
Pak Sutris selaku Wali kelas dari kelas 1-B yang sedang mengajar kelasnya di hari pertama, cukup membuat siswa merasa bosan dengan materi yang dibicarakannya. Suara yang pelan, nada yang lembut, bikin ngantuk setiap siswa yang diajarnya.
"baiklah siapa yang bisa menjawab soal yang bapak buat, akan mendapatkan poin lebih di hari pertama"
Suasana hening tak bersuara, tak satupun yang berani mengangkat tangannya untuk menjawab soal yang dibuat oleh wali kelas.
"gak ada yang bisa?? kalo gak ada yang berani coba menjawab, waktu istirahat nanti kita masih akan belajar yah anak-anak.." ucap pak Sutris mengancam
"yaaahhh janganlah pak... baru juga hari pertama sudah suram.." ucap murid-murid 1-B
Nadine yang tak terima jika hari pertamanya disekolah menjadi suram, perlahan mengangkat tangannya dan memberanikan dirinya untuk menjawab soal yang tertulis di papan tulis putih.
"Iyakk... kamu silahkan.. siapa namamu?" tanya Pak Sutris
Nadine langsung berdiri setelah ditunjuk pak Sutris
"Naa.. Nadine pak"
"haduhh menyebut nama saja sudah gugup gimana ini hahaha.. yasudah silahkan bicarakan jawabanmu"
Nadine yang perlahan menjabarkan jawabannya yang cukup panjang pada pak Sutris, tergagap hingga perlahan lancar menjawabnya akhirnya Nadine selelai menjawab soal yang ditulis pak Sutris dengn kaki yang masih sedikit bergetar karena gugup.
"Baiklaahh... kamu boleh duduk.."
"fiuhhh.." Nafas Nadine merhembus berat
"baiklah, jawaban dari Nadine baik sekali... tapi kurang tepat... apa ada lagi??"
"ewww... ternyata salah Rin hi hi.." ucap Nadine malu
"haha gapapa yang penting kan sudah berusaha kamunya Nad... Santai ajaa santaiii hihihi"
"waahh sepertinya tidak ada yang bisa jawab yah??"
Cukup lama pak Sutris menunggu hingga ada yang berani mengangkat tangan untuk menjawab soal di depan mereka.
"teng..tengg..tenggg" bunyi bel istirahat berbunyi.
"yaahhhhh.... sudah istirahat saja hmm... baiklah karena tak ada yang bisa menjawab soal ini dengan benar, kita lanjutkan kembali pelajarannya yah anak-anak"
"gilaaa... buseet pak.. lapaarrr ohhh... kelaamm sudahh" ucap murid mengeluh
"hahaha kalian ini, kalo mengeluh nomor satu, pas ditanya pada diem saja bisanya.. sudah sudah... buka halamannn..."
Tiba- tiba cowok yang diajak Rin berkenalan tadi mengangkat tangannya memotong bicara pak Sutris.
"iya kenapa nak?" ucap pak Sutris yang bersiap menjabarkan jawaban soal yang ia tulis sendiri
Cowok tersebut langsung memberi jawabannya atas soal yang ditulis di papan tulis putih itu tanpa memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, cara menjawab yang sederhana, pelan tapi lancar, dengan suara yang lembut sekali namun tegas diterangkannya.
"ho.... ha ha haha baiklah..baiklah jawaban yang tepat sekali nak, , iyaa sepertinya pelajarannya kita tunda sampai waktu istirahat selesai.. baiklah silahkan istirahat"
"Yeaahhhhh!!! mantappp... kau terbaikk" ucap murid yang bersorak pada cowok tersebut.
"uwaahh.. udah keren, tampan, cerdas pulaa... idaman akuuuuu sekalii Nadd.. " ucap Rin Kagum
"hiissss kamu ini Rin.. udah ah, kita ke kantin yukk...sekalian berkelana disekolah"
"ayoookkk... sekalian cuci mata liat murid cowok disekolah haha"
"iuhhh ganjen" Nadine menggerutu
Nadine dan Rin pun berjalan keluar kelas, Nadine yang tak sengaja tersandung pada pembatas pintu kelas kehilangan keseimbangannya,namun tiba-tiba seorang cowok yang sedang berdiri didekat pintu menangkap tubuh Nadine dengan sigapnya.
"ahhhhh...." teriak Nadine yang menutup matanya yang hendak jatuh
"heii.. tenanglah sedikit" ucap cowok tersebut dingin yang dipeluk erat oleh Nadine saat hendak jatuh
"ah... aha..haha, terimakasih sudah meno.." ucap Nadine terhenti melihat siapa yang menolongnya.
"dia kannn??? cowok yang tatapan kayak singa pas pagi tadiii" ucap Nadine terkejut dalam hatinya.
"anuu... tolong jangan digenggam terlalu kencang..."
"ehhh??"
Celana cowok tersebut mendadak terporot kebawah, terlihat jelas boxer dengan motif hati yang diapaki cowok tersebut.
"sudah kubilang kan.. celanaku ini kebesaran makanya pakai ikat pinggang.. kalau ditarik begitu pasti lepas"
semua orang yang melihat terpaku pada boxer yang dipakai cowok itu, tak lepas juga Nadine yang terus melihat boxer cowok itu karena baru pertama kalinya ia melihat cowok menggunakan celana sependek itu.
"Jangan dipelototi dong... dasar mesum.." ucap Cowok tersebut dingin sambil membenarkan celananya yang terporot.
"kyaaaaaaaa....." Teriak Nadine keras berlari meninggalkan cowok itu dan Rin yang menjadi sorotan semua orang.