Chereads / My Love Fell Asleep / Chapter 6 - Cahpter VI - Benih

Chapter 6 - Cahpter VI - Benih

"NADDD! Tunggu sebentarrrr...."

Nadine hanya diam dan terus melangkahkan kakinya tak menghiraukan Nathan yang sedang mengejar dan terus-terusan memanggilnya

"prukk " Nathan yang membalikkan badan Nadine yang sudah memegang bahu Nadine

"kumohoonn Nad... dengarkan aku dulu"

"apaan sihhh Nat, aku lagi males ngomong sama kamu Nat... dasar MESUMMM!"

"Itu cuman kecelakaan nad... gak ada unsur sengaja aku seperti itu, lagian kan kau juga yang langsung melompat ke arahku, jadi bukan salahku saja"

Nadine yang merasa bersalah karena langsung melompat ke Nathan, karena sangking takutnya melihat serangga yang dilempar Nathan padanya tetap kekeh pada dirinya.

"iyaa ngapainn pula kamu jail melempar serangga itu ke arahkuu uhhhh, atau jangan-jangan sudah kau rencanakan dari awal hingga kau mencari kesempatannn HAAHHH!?" ucap Nadine yang langsung melangkah pergi

Nathan terdiam membisu, setelah melihat cara Nadine menatapnya, kekesalannya, dan cara bicaranya, kembali mengingatkannya dengan mantannya. Nathan tertunduk diam dia tempat ia berdiri.

Nadine yang merasa aneh kenapa Nathan tak lagi mengejar dan memanggilnya, menghentikan langkahnya. Dilihatnya ke belakang, dan dilihatnya Nathan seperti orang yang sangat menyedihkan.

"apa aku salah bicara yah..." ucap Nadine yang melangkah perlahan mendekati Nathan kembali

"Naatt...? kau tidak apa?" tanya Nadine

"teshh... tesh..." betapa terkejutnya Nadine yang melihat Nathan yang menangis dengan tubuh yang gemetaran.

"kau kenapaa Nadd??? heii.. aku tak bermaksud membuatmu menangis, jika aku ada salah kata maafkan aku, tapi berhentilah menangis... Nat...Natttt" ucap Nadine yang sambil menggoyangkan bahu Nathan dengan tangannya.

Nathan membisu dalam tangis, perlahan Nathan berjalan melewati Nadine tanpa sedikitpun suara yang keluar dari mulutnya.

"apa mulutku sejahat itu sampai membuatnya menangis, atau Nathan gak bisa disentak yah.. atau dia memang yang cengeng.. huuuuuuuuuuuuuhhh" gumam Nadine dan menghela nafasnya dengan berat

"jadi ngerasa bersalah..." ucap Nadine dengan nada dan mimik muka yang sedih.

Nadine yang mulai berjalan cukup jauh dibelakang Nathan ke sekolah, tak mengejar Nathan yang berjalan tertunduk sedih. Nadine yang juga bingung apa yang harus ia perbuat untuk menghibur Nathan menghilangkan kesedihannya karena pikir Nadine juga kesalahan ia yang sudah tak sepantasnya marah yang bukan sepenuhnya salah Nathan.

Tiba-tiba Nathan berhenti berjalan di bawah pohon Flamboyan, Nadine yang melihat Nathan dari kejauhan berhenti berjalan membuat Nadine menghentikan langkahnya juga.

Nathan yang terlihat sedang menikmati keindahan pohon Flamboyan mengarahkankan kepalanya ke atas dengan mata tertutup, angin yang berhembus membuat kelopak merah daun Flamboyan menghiasi tubuh Nathan.

Nadine yang melihatnya, diam terpelongo dengan kekaguman yang berlebih.

"Deg...Degg...Deggg" jantung Nadine berdegup cepat

"perasaan apa ini...?" ucap Nadine yang memegang dadanya

Nadine yang tanpa sadar terus menatap Nathan dari jauh yang sedang melihat pohon Flamboyan, terus membuat hatinya berguncang..

"apa aku jatuh hati pada Nathan..? kenaapaaa hatii ini...." gumam di hati Nadine 

Nadine yang berjalan mendekati Nathan dengan pelan, berhenti tepat dibelakang Nathan yang masih saja menikmati angin yang menyelimuti tubuhnya dengan mata tertutup di bawah pohon Flamboyan.

"bolehkahh...aa..akuu" gumam Nadine didalam hatinya

tiba-tiba Nadine memeluk Nathan dengan pelan dari belakang.

"jangan melihat kesini..." ucap Nadine malu

"perasaan ini... kehangatan ini... heemmm.. aku jatuh cinta padanya"

"teeeetttt... teeeetttt....." Bel masuk sekolah berbunyi

"Naddd... Naddddd!???" 

"emmmm..." sahut Nadine pada Rin

"apa kau lagi ada masalah Nad? Kau terlihat pendiam hari ini.. apa kau sedang tidak enak badan Nad?" ucap Rin sambil menyentuh kening Nadine mengecek suhu badannya

"gak panasss.... apa kau belum makan Nad?"

Nadine hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan menjawab pertanyaan Rin.

"terussss... kau kenapa??"

"sreeekkk....." suara pintu kelas yang dibuka oleh pak Sutris

Rin berhenti mengusik apa yang terjadi pada Nadine yang terlihat bengong saja.

"huaaaa beruntung kau Nad haha"

saat waktu istirahat tiba, Nadine menyandarkan tubuhnya pada meja belajarnya.

"hmm apa yang harus kuperbuat... jangan sampai Nathan kemarii" ucap dalam hati Nadine cemas 

"Nad.. ke kantin yokk"

"a..ayok Rin"

Nadine dan Rin keluar dari kelas menuju kantin, Nadine yang berjalan seperti orang yang tak punya gairah hidup membuat Rin semakin curiga padanya. Nadine yang tak pandai menutup perasaannya, apalagi ini kali pertamanya ia merasa jatuh cinta pada cowok.

"Nadd.. kita makan siomay lagi yah hahah tapi kali ini kamu yang beli lohh"

"emm.. baiklah Rin, tunggu sebentar yah" ucap Nadine lemas dan tersenyum meninggalkan Nadine ke tempat siomay yang selalu ramai 

"hemmm... kenapa sih anak itu"

Nadine yang berdiri didepan antrian siswa/siswi yang sedang memesan Siomay hanya meratapinya, apalagi tubuhnya yang saat ini masih terasa lemas karena kejadian saat berangkat tadi. Nadine mencoba ikut menyerobot seperti yang lainnya namun tetap saja tak berhasil.

"gilaa bener nih orang-orang, baru masuk antrian aja udah telempar keluar... huffttt" gumam hati Nadine

"heii Nad apa kau mau kubantu memesannya?" tanya Kenzo yang tiba-tiba berada di sebelahnya. 

"eggg... gak usah Ken aku bisa kok hihi"

"bisa apanya dari tadi kuperhatikan kau hanya berdiri saja disini gak berani memesan hahaha"

"sini biar kubantu, mau mesen berapa porsi Nad?" tanya Kenzo 

"dua Ken hehe.. makasih yah" ucap Nadine yang memberikan uang Siomay pada Kenzo

Kenzo yang memiliki bentuk tubuh yang cukup besar dengan bahu yang lebar, cukup mudah untuk menyerobot antrian langsung ke dalam. Desak-desak di tempat siomay tak terlalu berpengaruh padanya. Nadine yang menunggu Kenzo di depan gerobak siomay hanya diam dengan tatapan kosong.

"uwaaaahhhhh.... akhirnyaa hahaha ini Nad siomaynya kasian tuh Rin udah lama nungguin"

melirik Rin dari kejauhan " iya Ken sepertinya begitu, mau gabung Ken?"

"hmm boleh sih kalo kalian gak keberatan hahah" 

"kurasa Rin pasti seneng kalo kau ikut bergabung Ken"

"hahah baiklah kalo memaksa"

Kenzo dan Nadine berjalan ke meja tempat Rin berada, Rin yang terlihat sangat bahagia dari raut mukanya karena bisa semeja dengan Kenzo lagi.

"Ehhh ada Kenzo hehe" ucap Rin sambil membenahi rambutnya 

"heheh hai Rin..." Kenzo tersenyum

"lohh kamu gak beliin untuk Kenzo Nad siomaynya?"

"hemm?? ini juga tadi Kenzo loh Rin yang mengantri haha" Nadine tertawa dengan terpaksa 

"kejamnyaaa dikau Nad..."

"sudah-sudah lagipula aku juga seneng kok jika bisa membantu kalian"

"heemmm... selamat makaaaaannnn!!" ucap Rin semangat

"paarrraaaaahhh memang terbaik siomay kantin sekolah ini huahahaha" 

"hadehhh dasar kau ini Rin" ucap Nadine menghela nafas

"kalian ini lucu sekali, apa kalian teman kecil?" tanya Kenzo 

"hahaha malahan kau Ken sekarang yang terlihat lucu, kami baru saja kenal kemarin saat pertama masuk"

"haaa? Benarkah?? tidak kelihatan seperti teman baru kemarin" 

"iyaaaa karenaa Nadineee yang terbaikkk Kenn" ucap Rin langsung memeluk Nadine disebelahnya

"ihhh udahh ah Rin malu taukk"

Rin terus saja memeluk dan mengeluskan pipinya ke pipi Nadine dengan lembut namun peluk yang sangat erat.

--------------------------------------------

Bersambung...