Chereads / My Love Fell Asleep / Chapter 8 - Chapter VIII - AMPUNN!!!

Chapter 8 - Chapter VIII - AMPUNN!!!

"waahh enak yah Nad tinggal sendiri itu" ucap Rin sambil merebahkan dirinya ke kasur penuh kehidupan

"apa enaknya toh Rin, makan susah, uang jajan terbatas, paling istimewanya yah bisa bebas aja sih hehe"

"naah itu maksudnya Nad, nggak kayak aku huuufftt.. apa-apa harus dikawal sama penjaga bayaran mami ku, kalo mau pergi yah bareng supir heemm"

"loohh ini kamu tadi kenapa bisa pergi tanpa supir?" Tanya Nadine

"iyaa kalo soal itu kan beda lagi Nad, karena aku udah izin sama mami ku.. kata mami ku juga jarang-jarang aku bisa mendapatkan teman baik seperti kamu Nad"

"loohh kok bisa tau?" Tanya Nadine heran

"iya soalnya aku kemarin cerita soal kamu Nad hehe, tentu aja namamu dapet respon yang baik dari mami"

"iihhh dasar anak mami, apa-apa ngadu iuuhh"

"iss nyebelin ah Nadine. Udah ah aku mau mandi aja huhu" ucap Rin sambil mengambil handuk yang tergantung di dekat rak baju Nadine

"heemmm, yaudah mandi sonoo.. dasar manja weekkk!" ucap Nadine sambil menjulurkan  lidah dan menarik mata kanannya menjebel ke Rin

"bodoookkkk weeekkk!!!" balas Rin

Ketika Rin yang sudah siap untuk mandi mulai memasuki kamar mandi, Nadine berlagak seperti orang polos lalu keluar kamar apartemennya dan langsung pergi ke kamar Nathan untuk memberitahunya soal Rin yang menginap dikamarnya untuk hari ini.

"aduuhh, gak nanya pula aku kemarin dia di kamar nomor berapa" ucap Nadine sambil melirik-lirik tiap nomor kamar.

"bisa gawat nanti, kalo Rin tau aku satu apartemen sama Nathan huuuff" 

Rin yang telah berkeliling di lorong kamarnya, bingung mencari kamar Nathan yang mana.

"kalo tadi pagi ketemu di lift, berarti dia selorong dong dengan kamarku" gumam Nadine sendiri

"tapi masa aku harus menggedor setiap kamar yang ada disini huaaaa!!"

Nadine yang melihat ponselnya kembali memastikan sudah berapa lama ia mencari, mulai cemas karena sudah 7 menit berlalu.

"waduuh bisa gawat nanti kalo Rin selesai mandi aku gak ada dikamar" gumam Nadine sambil mempercepat langkahnya

Nadine yang kembali ke kamarnya dengan hadil yang sia-sia, mulai duduk di sofa depan TV sambil merenung apa yang akan terjadi bila Rin nantinya tau soal Nathan.

"uwaaahhh seger seger…." Gumam Rin yanhg baru selesai mandi dengan handuk yang masih melingkar di tubuhnya

"enaak mandi??" tanya Nadine basa-basi

"yah enaklahh, gerah hilang, adem pun melintas di sekutar tubuh hhahaha"

"iihhh, udah ah aku mau mandi juga"

"tunggu dulu Nad, kita hari ini makan apaan?" tanya Rin yang mulai keroncongan perutnya

"kamunya mau gimana Rin? Beli atau masak aja?" Tanya Nadine kembali

"heem kalo aku sih mana enaknya  aja Rin"

"masak palingan sejam kamu harus nunggu, kalo mau instan yah beli aja… tapi kamu yang bayar hahaha"

"heeemm… yaudah beli ajadeh, paling malam aja yah masaknya hehe, tapi kamu yang masak yah Nad, aku gak bisa masak hehe" ucap Rin sambil mengusap kepala belakangnya dengan pelan

"huuuuuhhh, udah bisa ditebak.. yaudah kalo gitu, aku mau mandi dulu yah.. kau rebahan aja dulu Rin, kalo mau nonton TV hidupin aja, anggap rumah sendiri aja yah" ucap Nadine sambil menutup pintu kamar mandinya yang sedari tadi sudah didalam

"yookaaayyyy Kaptenn!!" Jawab Rin sambil memberi hormat pada Nadine

Rin yang mulai mengambil pakainya di dalam tas yang sudah disiapkan oleh supir saat sebelum kemari tadi, mulai memakainya sambil melihat tubuhnya di cermin sebelah TV.

"uwaaahhh… kau memang cantik Rin hahaha" puji Rin pada dirinya sendiri saat melihat dirinya di cermin

"bego ah -_-" gumam Rin merasa depresi karena selalu bisa memuji diri sendiri, dan tak pernah dipuji oleh cowok

Setelah beberapa lama Rin menunggu sambil menonton TV, akhirnya Nadine telah selesai dengan mandinya.

Sesaat Nadine yang keluar dari kamar mandi hanya menggunakan tanktop hitam tipis, dan shot hitam sangat minim membuat mata Rin menjadi lebar

"gilaa… mulus banget kulitmu itu Nad" ucap Rin tanpa sadar

"iihh apaan sihh Rin"

"hahaha padahal dipuji, malah marah heemm"

"iya puji gpp, tapi ekspresi Rin tuh loh nyeremin udah kayak lesbi aja tatapannya"

"NOOOOO!!! Jangan berpikir aneh kamu Nad, atauu…."

"atau apa hah???"

"atauu…." Ucap Rin yang langsung melompat ke arah Nadine menggoda dan memeluk Nadine sampai terjatuh dikasur dan menggeleitiki perut Nadine

"huaahahahaudahh ud ahh.. huaahaha cukup Rinn geliii tauuu.. ampunnn ampuuunnn"

"bodok bodoookk!" Rin terus menggelitikkinya

"huaaaa nyeraahhh.. iya iyaa nggak lagii nggak lagi bilang gitu" ucap Nadine penuh dengan air mata karena kegelian yang dirasakannya terlalu berlebih dari Rin

"hahaha gituuu dong.." ucap Rin sambil melepas pelukannya pada Nadine dan beranjak darikasur nya

"udahh gih Nad buruan pakai bajumu, lalu kita cari makaann" ucap Rin sambil memegang perutnya

"iyaiya tunggu sebentar yah.."

Nadine mulai mencari-cari bajunya di dalam lemari cokelatnya untuk dikenakannya.

Setelah Nadine siap dengan persiapannya, Nadine menarik tangan Rin yang sedang asik menonton acara kartun di TV dan mengeretnya keluar pintu kamar

"yaahhh nanggung Nad…" ucap Rin yang masih mengarahkan matanya kea rah TV

"lamaaa…."

"padahal siapa yang nunggu, siapa yang bilang lama… dasar huuuh" gumam Rin.

Tepat saat Nadine baru menongolkan kepalanya dari balik pintu kamarnya, Nadine melihat Nathan yang sedang menunggu di lift di ujung lorong. Sontak Nadine, membalikkan badannya dan kembali kedalam yang masih  mengeret tangan Rin, membuat Rin menjadi bingung.

"loohh kenapa Nad?" tanya Rin heran

"bentar Rin.. kebelet pipis akunya hehe kau lanjutkan aja nontonya bentar lagi yah" ucap Nadine dengan raut muka yang mencurigakan

"heemm dasar aneh kau Nad" gumam Rin yang kembali duduk di sofa melanjutkan tontonannya.

Rin yang berada didalam kamar mandi, mulai menghitung waktu sambil membayangkan berapa lama lift biasanya naik turun dalam keadaan yang sepi.

"huuuuufff ada-ada aja sih Nathan itu, nggak pas banget waktunya… hampirr aja ketauanan" gumam Nadine yang hanya berdiri dibalik pintu kamar mandinya.

Setelah menurut Nadine waktunya sudah pas, Nadine menghidupkan closet pada toiletnya menutupi kecurigaannya pada Rin agar tidak terlalu mencolok dengan keanehannya tadi.

Saat Nadine membuka pintu kamar mandinya, dilihatny Rin masih asyik menonton Tv.

"uwaaahhh legaaanyaa…" gumam Nadine polos

Nadine yang baru keluar dari pintu kamar mandi, bergegas kembali membuka pintu keluar kamar mandinya dengan perlahan.

"settaannn!!" teriak Nadine dalam hatinya

Terlihat Nathan yang berjalan kembali ke kamarnya tidak jadi menuruni lift.

"aduhaaii pake acara balik lagi pula" ucap Nadine dalam hatinya

"udaahh Nad pipisnya? Yoookk kita cari makaannn!!" ucap Rin yang hendak beranjak dari sofa.

"aku kebelet lagii….!!!" Teriak Nadine spontan yang langsung masuk ke kamar mandi kembali sambil memegangi area intimnya meyakinkan Rin

"gilaa tuh anak.. salah minum kali" gumam Rin heran

Rin yang mendekati pintu kamar mandi mulai menanyakan keadaan Nadine dari balik pintu kamar mandi

"Naaaddd kamu gak apa-apa kannn??" tanya Rin khawatir

"aku gpp kok Rin!!!" teriak Nadine dari dalam kamar mandi

"heemm yaudah aku tunggu diluar aja yah"

"busseeettt…" ucap Rin dalam hatinya panik.

"Riinnnnn!!! Bisa ambilkan handuk di deket lemari aku tadi?" teriak Nadine spontan mengulur waktu

"hah? Handuk? Buat apaan handuk" gumam Rin heran

Rin yang merasa aneh, tetap mengambilkan handuk untuk Nadine.

"Nadd…ini handuknya" ucap Rin sambil mengetuk pintu kamar mandi dengan pelan

Nadine mulai membuka pintu dan mengambil handuk dari tangan Rin perlahan.

"waahhh banyak banget keringetku Rin hahaha" gumam Nadine mengelap keingatnya dengan handuk mandi

"iiihhhh joroookkk amat dahh kau Nadd!!!" teriak Rin dengan mimic muka yang yang terlihat jijik

"hahaha maaf Rin hehe, udah yok kita cari makan sekarang"

"heleeehh padahal siapa yang nunggu ini!!!" teriak Rin pada Nadine

"heemm kalo masih ada Nathan, pasrah aja dah heemm" gumam Nadine pada hatinya mulai lelah

Saat Nadine kembali membuka pintu kamarnya untuk ketiga kalinya, Nadine yang langsung menoleh kearah kanan fokus pada ujung lorong kamar yang berada dekat lift, mulai bernafas dengan lega karena tidak ada tanda-tanda Nathan dari penglihatannya

"huuufff selamaatt…." Gumam Nadine pada hatinya sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan

---------------------------------------

Bersambung...