Chereads / My Love Fell Asleep / Chapter 5 - Chapter V - Lembut

Chapter 5 - Chapter V - Lembut

"oh iya Nad kau tinggal di kamar nomor berapa?" tanya Nathan

"hmmm.. bagaimana kalo kau mampir dulu Nat, soalnya aku tadi masak sambel ikannya kebanyakan.. apa kau mau?"

"heehhh?? kau serius menawariku mampir ke kamarmu Nad?" ucap Nathan terkejut.

"iya Nat... tapi jangan berpikir yang aneh dulu, kau gak perlu masuk ke kamar cuman mengambil masakanku saja yah hahah"

"hufff kupikir tadi makan di tempatmu ternyata.."

"ternyata apa Nat?"

"hehe nggak kok, makasih yah Nad.. kebetulan sekali aku gak ada makanan ditempatku"

"okehh Nat Kembali~"

setelah Nathan dan Nadine tiba didepan kamar Nadine, Nathan hanya berdiri disebelah pintu kamar Nadine sembari menunggu.

"tunggu sebentar yah Nat.." ucap Nadine masuk kedalam

Setelah beberapa langkah masuk ke kamar..

"KYAAAAAA!!!!" Nadine berteriak keras

Nathan yang mendengar teriakan Nadine, dengan cepat masuk kedalam mengecek apa yang terjadi.

"apa yang terjadii Nad???!" tanya Nathan khawatir

"ittuuuuuuuu...." Nadine yang menunjuk ke satu arah dengan telunjuknya...

"heyooo..kupikir ada apa, ternyata cuman serangga aja.. hadeehh" ucap Nathan yang mengambil serangga itu dengan tangan kanannya perlahan

"hhhh....heiii jangan pake tangann Nat jorok tauukk..."

"huffttt dasar penakut.."

"buruuuaannn buang ke dalam closet situuu Nat..."

Nathan yang timbul keisengan pada dirinya, melempar serangga itu ke arah Nadine

"AHHHHH..... KYAAAAAAAAA....!!!!!" Nadine yang langsung mengibas seluruh tubuhnya dengan cepat, tanpa sadar Nadine yang ketakutan langsung berlari dan melompat kearah Nathan yang ada didepannya.

"Buuugghhhh!!..." Nathan menangkap tubuh Nadine yang melompat dengan keras hingga membuat Nathan kehilangan keseimbangannya ke belakang.

"brruuuugghhhh!!" Nathan terjatuh ke lantai bersama Nadine yang ada dalam pelukannya.

Nyuutt... nyuttt.. "apa ini lembut sekali.." gumam Nathan dengan mata yang masih tertutup.

Sesaat Nathan membuka matanya perlahan, dilihatnya Nadine yang sudah berdiri sedang menutup dadanya dengan erat. Pipi Nadine yang sangat memerah, dengan mata yang melotot dan bibir yang menciut menatap Nathan yang masih terbaring di lantai.

"ehhhh...." Nathan terdiam sambil melihat terus menerus ke arah telapak tangannya dan kearah Nadine yang terlihat seperti monster yang siap membunuh.

"uwaaaaaaaaa....!!!" teriak Nathan yang baru menyadari benda lembut apa yang ia sentuh barusan

"dasaarr mesummmm kauuuuu Nathaannnn!!!!!!!"

jantung Nadine berdetak cepat, karena sejauh hidupnya.. baru pertama kali ini dadanya disentuh oleh cowok. Walaupun dalam unsur ketidaksengajaan, tetap saja membuat Nadine bergetar tak menyangka dengan yang terjadi barusan.

"maaa... maaff Naddd.. aku gak sengaja..."

"Sengaja atau gak sengaja... tetap saja menyentuh tetap menyentuuhhh Mesummmm!!"

"Tunggu diluarr sanaaaa... arggh.." ucap Nadine Kesal

"iii..iiyaa iyaa" Nathan langsung berjalan keluar dari kamar Nadine, menampilka ekspresi yang sangat bersalah.

Tak lama Nathan yang sedang menunggu didepan pintu kamar Nadine, mendengar suara pintu terbuka dan segera mengarahkan badannya ke depan pintu.

Namu...., pintu tersebut hanya terbuka sedikit, lalu muncul lah tangan dengan plastik berisi kotak makan menggantung di jarinya dari balik pintu. Nathan yang langsung mengambil plastik isi kotak makanan itu dengan perlahan dari tangan Nadine... sesaat tangan Nathan yang mengambil plastik itu, segera tangan Nadine langsung masuk dan menutup pintu dengan keras membuat Nathan kaget tersentak.

"Garrr....!" suara pintu terbanting

"eww.. Busett dah" Nathan menggelengkan kepalanya perlahan yang merasa bersalah karena kejadian tadi.

"huufffttt.. bahkan ia tak berbicara dari balik pintu" gumam Nathan pelan

Nathan yang sampai dikamarnya merebahkan tubuhnya di atas sofa, dan segera membuka plastik tersebut.

"hemm apa ini??" Nathan yang melihat potongan kertas kecil didalam plastik segera membacanya.

'ini masakan yang sudah kucampur dengan perasaanku padamu, selamat menikmati.. Nadine'

Nathan yang tersenyum dengan menggelengkan kepalanya segera membuka kotak makan dari Nadine,, setelah dibukanya kota makan tersebut Nathan tertawa tak percaya dengan isi dari kotak makanan tersebut.

"hahahaha mengerikan sekali gadiss itu.." ucap Nathan yang melihat ikan yang sudah hancur tak berbentuk dengan nasi dan sambel ikan yang sudah bercampur berdecak di seluruh bagian kotak makan tersebut seperti habis terguncang keras setelah ditutup.

"haha gak apalah, akan kumakan masakan yang ia buat dengan bercampur perasaanya ini haha" ucap Nathan sembari mengambil sendok di meja makan yang ada dibelakang.

"Makanan tetaplah makanan" gumam Nathan segera melahap makanan dari masakan Nadine, dengan lahap ia makan tanpa memikirkan bentuknya lagi, entah tulang ikan, entah cabai rawit yang ia makan, Nathan terus melahap makanan tersebut sampai tak tersisa.

"hooaaaahhhh enaknyaa, jadi mengingatkanku padanya (mantan kekasih Nathan)"

Nathan yang sudah 2 tahun tak bisa move on dari mantannya itu, menjalani kehidupannya dibalik kenangannya bersama mantannya yang selalu membayanginya. Kenangan indah yang tak bisa ia lupakan, dan kenangan buruk menjadi pelajaran baginya. Nathan yang mulai beralih pada minuman keras setelah ia putus dengan mantannya, membuat kehidupan dan dirinya perlahan hancur terkikis.

Nathan pernah mencoba membuka hatinya pada perempuan lain, namun pintu hati itu tak pernah berhasil ia buka karena sosok mantannya yang terus mambalut bayang-bayang pikirannya. Sampai sekarang, Nathan terus menjadi seseorang yang bukan dirinya sekali.

Apalagi saat berjalan beberapa bulan setelah Nathan berpisah dengan mantannya. Nathan terus mengurung dirinya, membuka malamnya sendiri dikala matahari bersinar, kegalauan yang terus menggenggam hatinya dengan erat, membuat Nathan terus menerus menjalani hidupnya dibalik topeng. Hingga sedikit demi sedikit ia menjalani kehidupannya kembali normal.

Namun satu hal yang tak bisa ia kembalikan pada dirinya, suasana kegelapan malam yang sangat ia sukai berubah menjadi ketakutan. Bahkan disaat mati lampu saja Nathan mulai bergetar ketakutan dengan detak jantung yang bertdetak menajdi sangat cepat.

Nathan yang tak mengenal sosok dirinya yang sebenarnya lagi sejak putusnya hubungan Nathan dengan mantan nya... Membuat hati Nathan tak pernah merasa sangat sekosong ini setelah kepergian mantannya,, setiap ia membutuhkan sebagai tempat bersandar,, mantannya lah yang terus membuat kuat Nathan menghadapi kesedihan disetiap ada masalah.

"huuuffttt... kenapa selalu saja ia muncul dalam pikiranku" ucap Nathan yang terbaring merebahkan tubuhnya di atas kasur hingga matanya terlelap dalam tidur.

Tanpa Sadar Nathan sudah terbangun saja, melihat ke arah jam pukul 05:00 wib, dengan segera Nathan pergi mandi bersiap-siap untuk pergi kesekolah.

"Tap.. tapp...tappp" suara langkah kaki Nadine yang berjalan untuk berangkat sekolah, perlahan ia melangkahkan kakinya menuju lift apartemen.

Setelah berjalan mendeketai lift, langkahnya terhenti, ketika ia melihat Nathan yang juga akan berangkat sekolah menunggu didepan lift.

Nadine yang mau tidak mau harus bertemu dengannya setelah marah dengan kejadian kemarin, Nadine berjalan ke lift berdiri disebelah Nathan dan beberapa orang yang juga sedang menunggu.

Nathan yang belum menyadari kehadiran Nadine yang jaraknya sedikit di belekang dari sebelah Nathan. Hingga sampai lift terbuka masuklah orang-orang juga Nathan dan Nadine yang ikut masuk.

Setelah didalam lift, barulah Nathan sadar jika ada Nadine didekatnya, namun Nathan yang melihat Nadine yang terlihat masih marah padanya karena kemarin mengurungkan niatnya untuk menyapa,  ditambah lagi suasana di dalam lift yang cukup ramai tapi hening karena ruang hampa dari dalam lift.

Setelah beberapa lantai dilewati, barulah sampai lift yang dinaiki Nathan dan Nadine di lantai dasar. Nadine yang lebih dulu keluar dari lift daripada Nathan berjalan sedikit cepat meninggalkan Nathan, namun Nathan yang sedari tadi ingin mengajak Nadine mengobrol... tertahan karena keramaian di dalam lift tadi.

"Nnnaaaddd....!!!" teriak Nathan berlari mengejar Nadine yang sedikit jauh darinya.