Chereads / My Love Fell Asleep / Chapter 4 - Chapter IV - Mata Yang Indah

Chapter 4 - Chapter IV - Mata Yang Indah

"uhhhh padahal masih pengen lebih lama lagi ngobrolnya hmmm.. sudahlah.... belii minyaakkk~ beli minyaakkkk~ hhaha"

"waaahhh cuaca yang cerah sekali, andai aja aku punya pangeranku disini... Hmm pengen rasanya aku memenggam tangannya dengan erat dan memeluknya dengan penuh kasih.... wooaahh ngayal lagi deh ehehe"

terlintas pikiran Nadine yang membuatnya terganggu.. " tapii tunggu dulu.. jika Rin tau Nathan tinggal di apartemen yang sama denganku... tidakk tidakkk bisa!! Bakalan berabe nanti urusannya" gumam Nadine menggelengkan kepalanya membuat rambut panjangnya terkibas dibalut angin yang menerpa.

setelah Nadine membeli minyak goreng dan beberapa bahan makanan lainnya, sampailah Nadine di kamar apartemennya. Tak lama ia sampai dikamar, dilihatlah ponselnya yang sudah penuh dengan panggilan dari ibunya, karena Nadine mode diamkan suara notif maupun panggilan saat disekolah tadi dan lupa membunyikannya.

"uwahhh gawat Mama... bisa berpikir aneh-aneh nanti dia" Nadine segera menghubungi ibunya.

"tuttt... tuuttt.. tuutttt" tersambung panggilan dengan ibu Nadine

"Halo ma..."

"kemana saja kau nak, tak mengangkat telepon mama tadi kan sudah lama waktu pulang sekolah"

"maaf ma, tadi aku lagi beli minyak goreng untuk masak.. santai aja ma aku gak bakal macem-macem kok"

"hmm kamu ini, awas saja kalo mama dapet laporan yang aneh disekolahmu.. mama sekap kamu"

"haha iya mamaku cintaku, jangan khawatir aku bisa jaga diri dengan baik kok"

"emm yasudah baguslah kalo gitu nak, oh iya mama mau ngasih tau sama kamu kalo ada anak temen mama juga yang sekolah disana.. katanya dia juga tinggal di apartemen yang sama denganmu, kebetulan sekali kan... nanti mama bakalan minta tolong sama dia buat mantauin kamu disana"

"yaahh mamaa... gak usahlah ma, lagian yang ada malah terbatasi nanti aktivitasku hehhh....eemm"

"iya bagus dong, senggaknya bisa mengurangi rasa khawatir mama selama kamu disana hufft

"huffttt... iyadeh, memangnya siapa nama anak temen mama itu?"

"kalo kamu tau nanti kamu penuh waspada sama dia... sudah yah nak, mama mau pergi nemenin papa dulu. Kamu baik-baik ya disana"

"emm.. iya ma, mama juga sehat terus disana yah, salam buat papa juga ma"

"tuutt..!" panggilan berakhir

"hmm padahal ingin bebas, tapi sepertinya bakal sama saja nanti kayak dirumah"

Nadine yang segera menyiang ikan didalam kulkas, dan memasak sambel ikan seperti yang dibuat ibunya untuk mengisi perutnya yang sudah sejak tadi kelaparan.

Setelah Nadine selesai memasak sambel ikan, ia langsung menyiapkan untuk ia makan.

"selamat makan!" ucap Nadine pada dirinya sendiri

Perlahan Nadine, memakan masakannya.. Hingga habis dilahapnya yang ada di piring yang ia siapkan untuk dirinya makan.

"hmm.. sepii sekaliii disini huuh, jadi kangen omelan mama.." ucap Nadine yang segera menyalakan speaker mendengarkan lagu dari ponselnya.

Lagu melow yang menyejukkan hati Nadine, perlahan membuat matanya mengantuk perlahan hingga tertidur.

"Tidaaaaakkkk!!! jangan sentuh akuu, kumohoonn ambil saja uangku tapiii..."

Nadine yang langsung disekap dua orang, membuatnya tak berdaya. Teriakan Nadine yang terendapp dari tangan besar seorang pria, dengan yang satunya bersiap mengerayangi tubuh Nadine... Nadine mengerang dengan keras yang membuatnya hanya bisa pasrah karena kalah kekuatan dengan 2 orang pria tersebut...

"jjjaaannggannhh kuohoonn" ucap Nadine dari balik tangan besar yang menutup mulutnya

"uwahhh indah sekali tubuhmu... nikmati sajaaa gadis keeeciill..."

"aahhhhhhhhh....." teriak Nadine yang membuka mata dari tidurnya.

"hoshh hosshh..!!! ternyata cuman mimpi" keringat dingin membasahi tubuh Nadine karena ketakutan dari mimpi barusan

Nadine yang menolehkan pandangannya ke jam putih yang tertempel di dinding dekat Tv 32 inch, dilihatnya pukul 16:28 wib.

"huaaa,,,,,, menyeramkan sekaliiii! mimpi apaan itu ngerii banget. .."

Nadine yang segera bersiap untuk mandi membasuh tubuhnya, karena telah basah oleh keringat yang keluar dari tubuhnya karena mimpi buruk. Perlahan Nadine membuka pakaiannya sampai tak ada sehelai pun yang menempel pada tubuh putihnya

Nadine yang segera menghidupkan keran shower dan bercampur dengan air yang keluar dari Shower tersebut. Nadine yang masih tak bisa menghilangkan ketakutannya pada mimpi yang dialaminya, hanya menyatu dengan tiap air yang keluar dari Shower sembari membasuh bagian-bagian ditubuhnya.

Lagu dari ponsel yang tersambung pada speaker masih terus berputar sebelum Nadine tertidur hingga selesai mandi.

"segeerrnya...hufftt"

"uwaahhhh jalan-jalan disekitar apartemen mungkin bisa membuatku lupa dengan mimpi tadi" ucap Nadine yang mengganti bajunya yang telah basah dari keringat.

Nadine yang memakai baju warna pink tua setengah lengan dengan celana panjang, berjalan sekitar apartemen. Saat Nadine cukup jauh berkeliling, ia pun melihat sebuah taman dari kejauhan yang menarik kakinya melangkah kesana.

Setelah menikmati suasana ditaman, Nadine duduk di bawah pohon sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajah dengan lembut. Diambilnya ponsel dari saku celana kanannya untuk mengamabil beberapa foto dan

mengirimkannya pada orang dirumahnya tentang aktivitasnya.

Sesaat setelah Nadine mencari angle yang bagus dari kameranya, tak sengaja ia melihat Nathan yang sedang joging di trek joging area taman,

"hmmm.. Itukann seperti Nathan..."

di zoomnya kamera ponsel, diperhatikannya... " kann benar Nathan hahah... ambil potonya ahh sekali-sekali jadi paparazi gapapalah kali yah he he"

setelah Nadine mengambil gambar dari Nathan yang sedang joging, dilihatnya kembali foto-foto yang sudah diambil.

"hmmm... keren juga nih, ehh yang ini lebih dapet suasanya sorenya..."

tak lama Nadine yang sedang melihat foto-foto dari ponselnya, datang seseorang menghampirinya yang sedang duduk di bawah pohon.

"mau kau apakan foto-foto itu Nad??" tanya Nathan sambil menajamkan matanya

dengan sigap Nadine mengarahkan pandangannya pada sumber suara "ehhh... Nathan he he, udahan jogingnya Nat? " ucap Nadine polos yang ketahuan oleh Nathan mengambil gambar dirinya

Nathan langsung duduk beristirahat disebelah Nadine yang sedang menggenggam ponselnya dengan erat.

"lanjutkan saja Nad, aku cuman mau istirahat saja disini"

Nadine dan Nathan duduk bersama dibawah pohon taman.. tapi saling diam, membuat Nadine menjadi canggung.

"aduuhh masa sedieman sihh,, buka topik dong Nad" gumam Nadine dalam hatinya

"Wuuusssshhhhhhhh~" hembusan angin kencang yang mengibas rambut Nathan dan Nadine melayang di udara.

"mata yang indah..." "gumam Nadine tanpa sadar.

"hahh? Apa kau bilang sesuatu Nad?" tanya Nathan

"ehhh gakk enggaakk... ehehe salah denger kali kamu Nat he he" ucap Nadine yang jadi salting (salah tingkah) dengan ucapannya.

"huaaa hampir saja, cerobohnya kau Nad.." ucap Nadine dalam hatinya

mereka kembali diam cukup lama, Nadine yang sibuk memainkan ponselnya biar kelihatan gak mati gaya, dan Nathan yang menyandarkan tubuhnya pada batang pohon.

Nadine mencuri-curi pandang sesekali pada Nathan yang menutup matanya seperti menikmati angin yang sepay sepoy menyelimuti tubuhnya.

"kok jadi keliatan ganteng banget sih kamu Nat..." gumam Nadine dalam hatinya dengan mata yang berbinar.

Nathan yang memiliki tubuh ideal dan tinggi 2 jengkal tangan lebih tinggi dari tingginya Nadine, dan kulitnya yang putih bersih seperti kulit Nadine, didukung juga dengan wajahnya yang mempesona bagi kaum hawa, membuat Nadine terpaku melihatnya.

"apa seperti ini yah rasanya benih perasaan yang sedang jatuh hati... oaaaaaahh tidakk tidakkk baru juga kenal, baper sekali dirimu ini Nadddd!" ucap Nadine dalam hatinya sambil menggelengkan kepalanya dan mulutnya yang mingkem.

"kau kenapaaa Nad? Apa kau kebelet pipis?" tanya Nathan yang melihat Nadine bertingkah aneh

"ahaha... hahaha gak ada kok Nat... anginnya sejuk sekalii yahh ehehe" ucap Nadine megubah topik

"sialan.. Sedang jatuh hati, malah dibilang kevelet pipis hufftt Nathan bodoh" gumam Nadine dalam hatinya.

"hmm aneh sekali kau ini Nad... pulang yukk udah hampir gelap"

"emmm.. ayookk..."

Mereka berdiri perlahan dan berjalan dengan Nathan yang selangkah didepan dari Nadine