Chereads / Dyani / Chapter 21 - Tetangga.

Chapter 21 - Tetangga.

23 tahun yang lalu. Martha bekerja di sebuah klub malam. Martha adalah seorang penyanyi di klub malam itu. Pada suatu hari, dia berkenalan dengan seorang pria yang menjadi tamu di klub malam itu.

Pria itu bukan berasal dari Indonesia. Pria itu merasa sangat tertarik kepada Martha dan akhirnya mereka menjadi dekat.

Hampir setiap malam pria itu datang, hanya untuk bertemu dengan Marta.

Karena melihat sifat Marhta yang berbeda dari wanita-wanita yang ada di sana, akhirnya pria itu bertekad untuk meminang gadis itu . Martha bekerja di sana untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dia mempunyai dua orang adik yang masih sekolah, sementara ibunya tak mungkin mampu bisa memenuhi kebutuhan keluarga mereka sendiri, karena ayahnya sudah lama meninggal dunia .

Pria bule itu menerima Martha apa adanya dan akhirnya mereka menikah.

Setelah menikah, pria itu melarang Martha untuk bekerja di klub malam lagi. Pria itu menanggung semua kebutuhan keluarga Marta termasuk biaya pendidikan kedua adiknya. Pria itu juga mengenalkan Martha pada dunia rekaman sehingga akhirnya Martha menjadi seorang penyanyi. Saat ini dia cukup terkenal.

Tapi sayangnya usia pernikahan mereka tidak berlangsung lama. Tak sampai satu tahun. Disaat Martha hamil anak pertama, orang tua suaminya datang dan membawa suaminya kembali ke negara mereka .

Mereka tak peduli dengan keadaan Martha yang tengah hamil muda. Mereka tetap membawa suami Martha pergi ke negaranya dan meninggalkan Martha begitu saja. Awalnya pria itu menolak , Tapi karena ibunya mengancam akan bunuh diri akhirnya Martha menyuruh suaminya untuk pergi meninggalkannya dan memilih orang tuanya itu.

Suaminya, juga tak ingin meninggalkan Martha, tapi Martha bersikeras karena tak ingin sesuatu terjadi dengan ibu mertuanya itu

" Sayang aku takkan melupakanmu suatu saat aku pasti akan kembali dan menemuimu dan anak kita !" kata laki-laki itu Sambil mengecup kening Martha sebelum berangkat, namun sampai 20 tahun ini, mereka tak pernah bertemu lagi.

Akhirnya Martha menjalani kehamilan itu seorang diri tanpa suami di sisinya. Beruntung ibunya selalu memberi dukungan kepadanya, tapi Martha tak bisa melupakan jasa suaminya itu . Berkat suaminya, kehidupan mereka berubah menjadi lebih baik, tidak seperti dahulu yang untuk mencari sesuap nasi Martha harus bekerja dengan keras.

.......

" Jawab dengan jujur siapa orang yang telah menyuruhmu untuk membuang anakku !" kata Martha kepada perempuan yang masih saja di bawanya itu .

Perempuan itu tampak gugup, dia begitu takut untuk mengungkapkan semuanya. Padahal hal itu sudah terjadi 20 tahun yang lalu. "Jika kau tak mau menjawab..., Aku akan melaporkan mu kepada polisi !" Ancam Martha dengan tatapan bengisnya.

Akhirnya dengan gugup, perempuan itu mengakui semuanya . Perempuan itu mengatakan kalau yang menyuruh untuk membunuh putri Marta adalah keluarga dari suaminya . Karena tidak berani untuk membunuh bayi kecil itu, akhirnya perempuan itu meletakkannya di depan panti asuhan. Martha merasa tak percaya mendengar pengakuan perempuan itu. Kenapa mereka begitu tega untuk membunuh bayi yang masih mempunyai hubungan darah dengan mereka.

"Apakah kamu tidak bohong ?" tanya Martha dengan nada tegas . Perempuan itu mengangguk dengan yakin dan berkata "Sumpah ...., aku tidak berbohong . Itu adalah hal yang sebenarnya " Perempuan itu adalah pelayan di rumah Martha setelah dia menikah dengan suaminya itu. Entah bagaimana keluarga suaminya dapat mengetahui keberadaan Marta pada saat itu .

Martha terdiam beberapa saat, dia berpikir jika saja perempuan itu menuruti kehendak orang itu, pasti anaknya takkan hidup sampai sekarang. Tapi karena perempuan itu tidak berani membunuh, Maka anaknya bisa hidup sampai sekarang. Hanya saja dia tidak pernah bertemu dengan putrinya semenjak saat itu.

"Nyonya Maafkan saya! Saya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa , karena karena saya diancam oleh mereka! " Kata perempuan itu masih memohon pengampunan. Martha hanya mengangguk dia harus Iklaskan semua kejadian itu, sekarang dia hanya berharap agar bertemu dengan Putrinya lagi . Alamat itu telah didapatnya ,dia tak sabar menemui putrinya itu.

....

Di lain tempat .

Dyani sedang berjalan memasuki rumah Mark. hari ini dia ingin pindah ke tempat Lucy .Mark tampak sedih, dia tak rela melepaskan gadis itu.

"Mark, aku tak boleh tinggal di sini lagi !" kata Dyani menjelaskan pada Mark , agar pria itu mau melepaskannya.

"Apa salahnya di sini aku berjanji takkan berbuat macam-macam , lagi pula di negara ini tak masalah kok jika kita tinggal bersama. Kamu bisa melihat banyak orang yang tinggal bersama Meskipun mereka tidak menikah! " kata Mark membela diri, agar Dyani membatalkan keinginannnya untuk pindah. "Biarkan saja mereka, yang penting kita jangan melakukan hal itu! " kata Dyani. Mark semakin sedih karena tak bisa menahan keinginan Dyani .

"Kamu mau berjanji kan agar mau bekerja di tempatku ?" Pinta Mark pada Dyani . Dyani berpikir sejenak , dia memang membutuhkan biaya untuk hidupnya. Tak mungkin dia hanya menggantungkan diri pada Mark, Karena pria itu bukan suaminya. Akhirnya Dyani menerima tawaran untuk bekerja di tempatnya . Mark merasa sangat senang karena mereka masih bisa bertemu setiap harinya meskipun waktu bertemu mereka tak sesering saat ini.

...

akhirnya Mark mengantar Dyani ke tempat Lucy tapi Mart kaget ketika mengetahui bahwa Lucy juga tinggal bersama kekasihnya, Tak hanya Mark, Dyani juga kaget karena Lucy mengatakan kalau dia tinggal sendirian. Akhirnya Mark membawa Dyani keluar dari rumah itu, tak mungkin Jika Dyani akan tinggal bersama mereka.

Sebelum berangkat Dyani bertanya.

"Apakah pria itu juga tinggal di sini? "

Lusi menjawab "Kekasihku hanya datang sekali sekali ke tempat ini dan menginap di sini! "

Mendengar itu Mark makin gusar, akhirnya dia minta izin kepada Lucy untuk membawa Dyani karena dia tak mungkin bisa tinggal di sana . Lusi hampir saja tertawa, karena semenjak dia mengenal Mark, dia tak pernah melihat pria ini cemburu kepada wanita lain, tapi pada Dyani dia sangat sangat melindungi gadis itu. Akhirnya Lucy merasa lega, jika Dyani bersama Mark.

"Aku akan mencari tempat tinggal lain untukmu. Pokoknya kamu tak boleh tinggal di sana! " Kata Mark dengan nada kesal.

...

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka menemukan sebuah apartemen yang bisa di tinggali. Mark sangat senang karena ada dua tempat yang kebetulan bisa mereka tinggali.

"Aku ambil keduanya! "Kata Mark pada pemilik Apartemen itu. Mark kaget saat melihat laki-laki paruh baya itu menatap Dyani haru. Awalnya Mark ingin marah, tapi karena tatapan pria itu menunjukkan tatapan haru , bukan mesum, akhirnya Mark mengurungkan niatnya untuk marah.

Lagi pula sangat susah untuk mencari tempat tinggal di kota itu. Apalagi tempat yang berdekatan seperti ini Mark tak akan menyia-nyiakan kesempatan itu , dia juga akan mengambil tempat di sebelah Dyani agar mereka bisa semakin sering bersama. Meskipun Dyani tak tinggal lagi di rumahnya tapi mereka tetap bisa bersama karena mereka menjadi tetangga.