Meskipun Dyani merasa nyaman saat bersama Mark, tapi entah kenapa hatinya masih ragu untuk menikah dengan pria itu. Dia masih penasaran dengan masa lalunya. Apa yang menyebabkan perceraiannya dengan suaminya itu. Dyani pertama kali melihat mantan suaminya itu saat dia berada di rumah sakit. Dyani bisa melihat tatapan penuh kasih dari pria itu padanya. Tapi kenapa mereka bisa bercerai dan Mark bilang kalau suaminya itu tak mencintainya sama sekali. Lalu kenapa pria itu ada saat dia berada di rumah sakit. Dyani tak pernah bertemu lagi dengan pria itu. Bahkan dia tak ingat siapa namanya.
"Mark... Sebaiknya, Aku tinggal sendiri. Aku akan mencari pekerjaan! " Kata Dyani setelah berada dekat dengan Mark. Mark merasa kaget atas permintaan Dyani. Cowok itu merasa tidak rela jika harus berjauhan dengan Dyani.
"Aku gak mau. Kamu harus selalu bersamaku!" Jawab Mark kesal. Dyani hanya terdiam. Dia tampak sedang memikirkan sesuatu.
"Mark... itu lebih baik..! " Jawab Ibu Mark.
"Tapi Ibu..., Dia tak ingat apapun! " Kata Mark khawatir.
"Kamu bisa Memantaunya. Kalian tak harus serumah. Tak baik!" Kata Ibunya mencoba memberikan pengertian.
"Dia bisa bekerja di restoran tempat ibu bekerja.! " Sambung Ibu Mark lagi.
"Tidak... aku tak setuju. Dia akan bekerja di butikku! " Kata Mark menegaskan. Dia tak ingin semakin jauh dari Dyani. Jika gadis itu bekerja di tempat ibunya bekerja, pasti mereka akan semakin jarang bertemu.
"Sayang..., Aku tak mengizinkan kamu bekerja lagi. Aku akan menutup usahaku dan membangun usaha dari awal, aku gak keberatan jika penghasilanku tak sebesar sekarang! " Kata Ayah Mark sambil memegang tangan istrinya itu. Sarah hanya terdiam. Dia tak membantah. Dia tak ingin membuat suaminya itu gagal melakukan hal baik.
.....
Saat dalam perjalanan pulang.
"Mark... besok aku akan pindah. Temanku bilang, dia tinggal sendirian di kontrakannya. Jika aku tinggal di sana, akan lebih hemat karena kami akan membayarnya bersama! " Kata Dyani sedikit takut. Mark langsung mengeram mendadak sehingga Dyani hampir saja mencium dasbord jika dia tak pakai sabuk pengaman.
"Ada apa? " Kata Dyani protes.
"Aku gak mau kamu pindah! " Kata Mark menatap Dyani kesal.
"Mark... apa yang dikatakan ibumu benar, kita hampir saja melakukan kesalahan kemarin! " Kata Dyani tak kalau kesal.
"Aku gak bakal ngulang lagi..., jadi jangan pindah ya.. kumohon...! " Kata Mark sambil mengatupkan kedua telapak tangannya.
"Mark...! "
"Sayang....! " Kata kata Mark menirukan Dyani.
"Pokoknya gak boleh, aku harus pindah! " Kata Dyani tegas.
"Kalau begitu menikahlah denganku? " Kata Mark lagi.
"Tak semudah itu Mark...! " Jawab Dyani.
"Jadi kita akan semakin jarang bertemu? Aku akan wisuda beberapa hari lagi . Kita juga tak akan serumah lagi..., Kalau begitu kamu harus bekerja di tempatku! " Kata Mark cemberut.
"Iya... baiklah. sepulang kuliah aku akan langsung ke sana. " Mendengar itu Mark langsung tersenyum gembira. Jadi dia masih bisa bertemu dengan kekasihnya itu lebih lama. Meskipun merasa berat, tapi Mark harus merelakannya, karena dia juga khawatir akan khilaf lagi seperti kemarin.
"Janji jangan nakal. Jangan akrab sama cowok lain! Jangan keluyuran malam-malam. Ingat kamu udah punya aku! " Kata Mark memberikan wejangan. Dyani hanya mangut-manggut saja tanpa ingin membantah.
......
Pagi ini, Dyani yang baru datang melihat seseorang sedang berdiri di pintu kelasnya. Pria tinggi itu seperti sedang mencari seseorang. Dari pakaian seragamnya, Dyani dapat mengetahui kalau pria itu adalah petugas kebersihan yang selalu membersihkan koridor di jurusannya itu. Dyani sering melihat laki-laki itu. Hanya. saja. laki-laki itu selalu menggunakan masker, mungkin agar terhindar dari debu.
Laki-laki itu berbalik dan hampir saja menabrak Dyani yang sedang berdiri di belakangnya. Karena melihat Dyani, laki-laki itu gugup, terlebih dia tak memakai masker saat itu.
" Kamu.... bukankah kamu...? " Tanya Dyani tak percaya.
"Maafkan aku! "Jawab laki-laki itu berusaha menghindar. Dia berjalan secepat mungkin agar jauh dari Dyani, Dia khawatir karena ketahuan. Laki-laki itu berjalan. keluar gedung, dan Dyani masih terus mengejrnya. Gadis itu berharap bisa mengetahui masa lalunya dari pria itu.
"Tuan... tunggu! " Kata Dyani dengan bahasa Indonesia dan menarik tangannya sehingga laki-laki itu menghentikan langkahnya.
"Kamu..., Kamu yang pernah aku lihat di rumah sakit bukan? " Tanya Dyani masih menggunakan bahasa Indonesia karena dia tau cowok itu memahaminya.
"Apa kamu bekerja di sini? " Mendengar pertanyaan itu Julian langsung berbalik menatap Dyani.
"Hanya agar aku bisa melihatmu setiap harinya. Dyani... maukah kamu kembali bersama ku? Pulang ke rumah kita? Atau kita akan kembali ke Indonesia! " Kata Julian dengan tatapan mata yang berkaca-kaca.
Dia awalnya telah bertekad akan melepaskannya Dyani ke tangan Mark. Tapi batinnya selalu memberontak. Entah sejak kapan dia merasa kalau dirinya telah jatuh cinta pada gadis itu.
"Bukankah... kamu. telah menceraikanku? " Tanya Dyani polos. Hal itu berasil membuat air mata Julian tumpah.
"Apa... apakah aku bukan wanita baik-baik sehingga kamu menceraikanku? " Tanya Dyani khawatir. Dia merasa khawatir kalau dirinya dahulu bukan wanita baik-baik sehingga suaminya meninggalkannya. Julian langsung memeluk Dyani. Dia tak bisa membendung tangisnya lagi. Dyani yang awalnya ingin melepaskan diri merasa tak tega, akhirnya dia. membiarkan Julian memeluknya dan mengusap punggung pria itu seolah-olah menenangkannya. Akhirnya Julian melepaskan pelukan itu.
"Bukan... kamu gadis yang sangat baik. Aku yang jahat. Aku melakukan kesalahan besar padamu. Entah kamu bisa memaafkanku atau tidak. Dyani...., Aku ingin kita kembali. Aku. akan jadi suami yang baik. Kita akan memulai semuanya dari awal!" Kata Julian sambil mengenggam tangan Dyani.
"Aku..., Aku bahkan tak ingat namamu? Bagiku saat ini kamu adalah orang asing. Meskipun kata Mark kalau aku pernah menikah denganmu selama satu tahun, tapi aku tak ingat apapun. Mark juga mengatakan kalau kita dijodohkan dan kamu telah memiliki kekasih yang sangat kamu cintai bukan? Makanya kamu mengakhiri hubungan kita. Lantas..., kenapa sekarang kamu ingin kita kembali membina rumah tangga? Bagaimana dengan hubunganmu dengan kekasihmu? Lagipula saat ini aku sudah menjalin hubungan dengan Mark. Meskipun dia tak cerita bagaimana hubungan kami bermula. Tapi aku yakin dia serius denganku! " Kata Dyani penuh penasaran. Julian menatap Dyani lembut seraya berkata..
"Aku benar-benar telah kehilangnmu! " Julian tersenyum tipis, lalu berjalan menjauh sambil berkata.. "Semoga bahagia! " Ucapannya itu tulus Keinginannya saat ini hanyalah agar Dyani bahagia.