Chereads / Dyani / Chapter 18 - Cerita Mark

Chapter 18 - Cerita Mark

"Mark.. keluar! " Kata Dyani kesal. Karena Mark sepertinya masih tetap betah di kamar Dyani. Dyani khawatir jika Mark melakukan hal itu lagi, dia tak bisa mengontrol dirinya lagi.

"Baiklah...! " Kata Mark lesu dan berjalan ke arah pintu. Begitu Mark sampai di luar kamarnya, Dyani langsung keluar dari selimutnya dan berlari ke pintu. Mark yang mengetahui hal itu, tersenyum bahagia. Dia mengira Dyani mengejar nya .Tapi senyuman itu langsung pudar saat Dyani menutup pintu dan menguncinya.

'Aku gak boleh lupa lagi mengunci pintu ini! ' Batin Dyani.

"Dyani... apa kamu serius mengusirku? " Tanya Mark dengan nada memelas dan sedikit berteriak agar Dyani mendengarnya.

"Iya... Aku serius..., Dan jangan masuk lagi ke kamar ini! " Kata Dyani kesal.

"Kalau begitu cepatlah menikah denganku! " Kata Mark lagi. Tapi Dyani tak menjawab. Dia tak tau harus berkata apa. Karena tak di gubris akhirnya Mark kembali ke kamarnya dengan langkah gontai.

.........

Pagi itu. Mark membawa Dyani ke rumah orang tuanya. Tapi mereka melihat Ayah Mark sedang berusaha menahan Ibu Mark agar tak pergi. Karena tak ingin mengganggu perdebatan mereka, akhirnya Mark membawa Dyani untuk bersembunyi agar tak ketahuan..

"Sarah..., Ku mohon! Istirahat lah. kamu mau kemana pagi-pagi begini? " Kata Ayah Mark berusaha menahan istrinya itu.

"David, sejak kapan kau menghalangiku? aku sedang di tunggu teman-temanku. Nanti aku bisa ketinggalan berita terbaru. Kata Sarah kesal. dia masih berusaha menyembunyikan hal yang sebenarnya bahwa dia akan pergi bekerja. Tapi Sarah tidak tau kalau suaminya telah mengetahui yang sebenarnya.

"Biar mereka menunggu. Sini! berikan ponselmu biar aku menghubungi mereka.! " Kata David sambil berusaha mengambil tas istrinya itu.

"Lepas..! "Sarah menarik tasnya yang sudah dipegang suaminya itu.

"Lagipula, ngapain kamu masih di rumah? Sana pergi! " Sarah kesal dan mengusir suaminya itu dan mencoba berlalu. Tapi David segera memeluknya dari belakang.

"Aku sudah tau semuanya! Kau akan pergi bekerja bukan? kau tak ingin memakan uang yang aku berikan karena haram menurut agamamu. Aku akan menutup usahaku dan mulai membangun usaha lain! " Kata David terdengar bersungguh sungguh.

Mark tampak heran melihat ayahnya saat ini. sejak kapan ayahnya bisa lembut seperti ini pada ibunya. Dan sejak kapan ayahnya begitu peduli pada ibunya.

"Bagus lah..., Tapi... bisa tolong lepaskan aku?" Tanya Sarah kesal karena suaminya itu masih memeluk pinggangnya.

"Sayang..., Maafkan aku. Kenapa kamu tak pernah memberi tauku kalau kamu menderita kanker otak? " Pertanyaan David membuat Sarah kaget. Bagaimana mungkin dia bisa tau semua itu? Tak hanya Sarah, Mark pun tampak kaget saat mendengar berita itu. kakinya terasa lemas. Dia tak menyangka Ibunya menderita penyakit separah itu.

"A.. apa kata ayahku tadi? Ibuku sakit? " Tanya Mark pada Dyani. Suara Mark dapat di dengar oleh ibu dan ayahnya.

"Mark...? " Kata Ibunya kaget. Akhirnya Mark keluar dari persembunyian. Tangannya masih menggenggam tangan Dyani. Ibu Mark memperhatikan putranya dengan seksama. Ada sesuatu yang beda dari putranya saat ini. Terlebih gadis yang di bawa Mark tampak seperti gadis baik-baik dan sopan. Bukan wanita nakal seperti yang pernah dilihatnya beberapa kali.

"Mark... Siapa dia? " Tanya Ibunya tampak sedikit bahagia. Ibu Mark berharap kalau gadis itu adalah kekasih putranya.

"Calon istri Mark! " Jawab Ayah Mark lebih dahulu. Sarah tampak tersenyum bahagia. Dia tak menyangka kalau putranya itu mau untuk menikah. Sarah sempat khawatir jika putranya tak mempunyai keinginan untuk menikah karena bisa dengan mudah mendapatkan wanita yang di inginkannya.

"Sayang..., kamu mau sembuh kan? Apa kamu tak ingin melihat cucu kita nantinya? " Tanya Ayah Mark penuh Harap. Sarah mengangguk dengan semangat. Awalnya Sarah tak punya lagi semangat hidup, tapi begitu mengetahui putranya ingin menikah, Sarah mempunyai dorongan yang kuat untuk sembuh.

David memeluk istrinya erat dan mengucap syukur pada tuhan. Tapi Sarah dengan. segera melepaskan diri dan mendekati Dyani dan Mark.

"Tapi.... Apa kamu serius dengan gadis ini? " Tanya Ibu Mark sambil memegang pundak Dyani. Dia khawatir jika putra nya itu hanya menjadikan Dyani sebagai mainan seperti yang sudah-sudah.

Ibu Mark sudah merasa kalau dia menyukai gadis itu. Dan dia tak ingin kalau Dyani akan mengalami nasib buruk karena ulah putranya itu.

Seharian ini Ibu Mark betah berada di rumah, wanita paruh baya itu tampak begitu bahagia. Dyani mencoba memasak sebisa yang diingatnya. Ternyata masakannya tidak mengecewakan. Ibu Mark pun tampak kagum dengan kemampuan calon menantunya ini.

"Dyani..., Kamu tinggal dimana? " Dyani tampak gugup mendengar pertanyaan itu. Seandainya dia menjawab jujur, pasti Ibu Mark akan menganggapnya wanita nakal karena tinggal serumah dengan pria yang bukan muhrimnya. Meskipun di negara ini itu hal yang biasa, namun baginya yang seorang muslim hal itu amat terlarang. Tapi mau bagaimana lagi? dia tak ingat apapun dengan masa lalunya. Dia juga tak ingat dengan mantan suaminya yang masih belum menceraikan dia secara hukum.

Melihat Dyani yang salah tingkah, akhirnya Mark membawa ibunya sedikit menjauh. Dia ingin menceritakan semua hal tentang Dyani.

Mark mulai bercerita. Ibunya mendengarkan dengan serius.

"Jadi dia lupa ingatan? " Tanya Ibu Mark tampak kaget.

"Iya Ibu..., dan dia sekarang tinggal bersamaku! " Jawab Mark sedikit khawatir Ibunya akan batal memberikan restu pada mereka.

"Kalau begitu kalian harus menikah secepatnya! " Kata Ibu Mark lagi. Mark tampak bingung. Akhirnya Mark menceritakan semuanya. Tentang Dyani yang telah lama diincarnya, namun gadis itu tak pernah peduli sampai akhirnya suami Dyani membutuhkan uang, dan dia menjadikan Dyani sebagai jaminan karena dia tak pernah mencintainya. Mark juga menceritakan kalau dia yang merenggut kesucian Dyani secara paksa dan gadis itu hamil. Tapi Dyani tak pernah tau tentang kehamilannya. Karena kecelakaan yang dialaminya akhirnya membuat dia keguguran dan hilang ingatan.

"Suaminya sudah menceraikannya secara lisan Bu. Dan Idah untuk wanita yang belum pernah disentuh tak ada bukan? Jadi mereka sudah sah bercerai. Hanya saja sampai sekarang suaminya belum mengurus surat perceraian mereka.! Mereka menikah di Indonesia " Kata Mark menjelaskan. "Pokoknya kalian tak boleh satu atap selama belum menikah! " Kata Ibu Mark menegaskan.

"Lantas dia akan kemana? " Tanya Mark khawatir.

" Bagaimana kalau tinggal disini? " Usul ibu Mark.

"Ibu yakin? Aku malah khawatir dengan ayah! " Kata Mark terlihat ngeri. Ibu Mark tampak berfikir. Dia setuju dengan kekhawatiran putranya itu.

" Ibu... percayalah. Dia bisa jaga diri. Aku juga tak ingin mengulang hal itu lagi padanya. Aku janji tak akan seperti dulu lagi. Lagipula usianya masih muda.. Masih 20 tahun. Aku juga masih 23 tahun bukan? " Kata Mark meyakinkan ibunya.

" Ibu tak tenang. Jika kalian tak menikah sebaiknya dia tak tinggal bersamu! " Suara Ibu Mark sedikit tinggi sehingga Dyani langsung terdiam karena mendengar hal itu.

'Haruskah aku menikah dengan Mark dalam waktu dekat ini? ' Batinnya bingung.