Chereads / Dyani / Chapter 17 - Setan akan selalu menggoda.

Chapter 17 - Setan akan selalu menggoda.

Bab ini sedikit dewasa ya.. jadi yang belum cukup umur di skip aja.. hehe.

.......

Sarah segera turun dari pangkuan suaminya "Jangan perlakukan aku seperti orang sakit! " Katanya dengan nada kesal.

"Sayang..., tapi kamu memang sedang sakit! " Kata David menatap istrinya lembut. Sarah tak menghiraukan perkataan suaminya itu dan langsung berjalan keluar kamar David dan masuk ke kamarnya. Setiba di kamar, dia langsung mengunci pintu kamar itu.

David yang hendak mengikutinya harus berhenti karena tak bisa membuka pintu kamar Sarah.

"Sarah...., buka pintunya, aku tak mau ada sesuatu terjadi padamu! " kata david khawatir.

"Kau jangan khawatir...., Aku tak akan mengotori rumahmu! Aku slalu berdo'a agar tak mati di rumah ini! "

"SARAH... TUTUP MULUTMU! JANGAN BICARA SEMBARANGAN! "Kata David kaget karena tak menyanggka istrinya itu akan bicara seenaknya seperti itu Sehingga suaranya meninggi karena kesal. Sarah langsung terdiam dan tak bicara apa apa lagi meskipun suaminya telah membujuknya untuk membukakan pintu. Akhirnya David kembali ke kamarnya. Dia ingat Diary Sarah dan akan membaca kisah istrinya itu dari awal.

"2 Januari 1995 .

Dy... ini pertama kali aku nulis di dirimu ya.. soalnya atasanmu udah pensiun. Udah penuh.

Dy... kita sambung tentang David kemarin. Oh ya kamu belum kenal dia ya.. tanya sama kakakmu ya! Aku udah banyak cerita dia sama kakakmu.

Dy... kemarin aku berciuman untuk pertama kalinya. Entah kenapa aku membiarkan dia mengambil ciuman pertama ku. Usiaku memang sudah 25 tahun. tapi aku tak pernah melakukan hal itu dengan siapapun. Jika ibuku tau, beliau pasti akan membunuhku.. hehe. Soalnya, beliau selalu mengajarkan padaku agar jangan disentuh pria yang bukan suamiku. Tapi entah kenapa Dy... Aku sangat mencintainya meskipun keluarga ku menentang karena kami tak seiman"

David berafas sedih membaca barisan kalimat itu. Dia ingat saat pertama kali dia memberanikan diri mencium Sarah yang waktu itu belum menjadi istrinya. Meskipun itu bukan pertama kali untuk david, tapi dia merasa sesuatu yang lain saat dia melakukannya dengan Sarah. Terlebih saat melihat wajah Sarah yang merona karena menahan malu. David membalik halaman berikutnya.

" 5 Maret 1995

Dy..., Aku milih David. Meskipun keluarga ku membuangku. Aku gak bisa mencintai pria lainnya. Hari ini hari pernikahan kami. meskipun tak dihadiri orang tuaku, aku terpaksa tetap menikah. Aku tak memberitaukan hal ini pada suamiku Dy... biarlah rahasia ini cukup kita aja yang tau ya! Aku akan berusaha selalu tersenyum dihadapannya. Ayah... Ibu, maafkan putrimu ini. Bukan maksudku menjadi anak durhaka. Tapi aku yakin. Suamiku adalah pria yang baik! "

Mata David langsung kabur karena tertutup air mata, ternyata istrinya berkorban cukup besar demi pernikahan mereka. "Sayang... maafkan aku. " Gumamnya sambil menghapus air matanya agar pandangannya tak kabur lagi.

David terus membaca Diary Sarah. Kadang dia tersenyum sendiri, kadang dia tampak sedih, kadang tampak terharu saat membacanya. Sampai saat dia membaca tulisan istrinya itu yang kerja sambilan karena pekerjaannya itu haram menurut agamanya. 'Bandar Judi'. Akhirnya untuk mendapat uang yang halal, Sarah bekerja sebagai pelayan restoran. Uang hasil kerjanya pun ternyata digunakan untuk kebutuhan mereka sehari hari.

"Jadi makanan dirumah ini adalah hasil gajinya? Dia... juga tak pernah membelanjakan uang yang aku kasih? " Gumam David kaget. sambil menutup Diary istrinya itu.

"Jadi selama ini dia keluar bukan pergi bersama teman teman sosialita seperti yang dia bilang? Dia bekerja? Kenapa Kamu sembunyikan semua ini dariku? " Tanya David sambil menatap hampa. Dia merasa benar benar bersalah.

.....

Sementara itu di kediaman Mark. Cowok yang satu ini sedang mengendap endap ke kamar Dyani. Tujuan awalnya hanyalah mengobati rindunya yang entah kenapa malam-malam buta begini dia ingin melihat wajah gadisnya itu.

Tapi sesuatu hal terjadi pada dirinya saat melihat Dyani yang tidur dengan gaun tipisnya sedang memeluk sebuah guling. Paha mulus gadis itu terlihat sempurna. Mark menelan ludahnya melihat pemandangan ini. Tanpa sadar, Mark berjalan mendekati ranjang Dyani. Cowok itu tidur di belakang gadis itu dan memeluknya. Dyani yang tertidur lelap tak menyadari hal itu bahkan saat Mark menarik tubuhnya agar tidur telentang.

Mark mulai mencium bibir Dyani dan beberapa saat kemudian dia telah berpindah ke leher gadis itu. Dyani yang hampir sadar, merasakan sesuatu yang terjadi pada dirinya. ingin rasanya membuka mata, tapi matanya terasa berat akibat dia terbawa kenikmatan permainan Mark. Akhir Dyani mengumpulkan semua kesadaran nya dan kaget saat Mark telah berada di atas tubuhnya dan tengah mencumbunya.

"Mark.. lepaskan! Apa yang kau lakukan? " Tanya Dyani kaget. Mark akhirnya tersadar.

"Apa kamu tak menyukainya" Tanya Mark lagi.

"Mmmm Bukankah ini dilarang? kita belum menikah! " Jawab Dyani sambil menatap Mark. Tangannya masih menahan dada cowok itu agar tak menempel di tubuhnya. Namun bagian bawah Mark dapat dirasakan oleh Dyani meskipun mereka sama sama memakai busana.

"Mark... bangunlah! Aku tak mau melakukannya! " Kata Dyani khawatir. Mark mencoba bangkit meskipun dia merasa kecewa.

"Sayang... menikahlah denganku! Aku tak tau berapa lama lagi aku bisa menahan diriku.! " Kata Mark sambil bangkit dan duduk di tepi ranjang. Dyani segera duduk, merapikan pakaiannya dan menutup tubuhnya dengan selimut meskipun cuaca terasa panas dan AC kamar tak dihidupkannya .

"Bukankah kamu bilang suamiku belum mengurus surat perceraian ku? "

"Kalian menikah di Indonesia. Kita akan menikah di sini! Atau... kamu masih belum mencintai ku? " Tanya Mark khawatir. Dyani hanya terdiam. Dia masih belum ingat hal sebenarnya.

"Apa kamu... mencintai ku? " Tanya Dyani lagi.

"Ya.. Aku sangat mencintai mu. Besok kita akan bertemu ibuku. Aku ingin nengenalkanmu padanya. Beliau pasti akan sangat gembira. Tapi Dyani tampak sedikit khawatir.

"Jangan khawatir.. Ibuku amat baik. Maukah kamu ikut denganku? " Dyani mengangguk. Mark tersenyum. Ini berarti Dyani menyetujui untuk menikah dengannya.

Mark membelai pucuk kepala Dyani sayang. tiba tiba saja Mark mengecup bibir lembut itu. Tapi niat awalnya hanya memberi sebuah kecupan malah menjadi ciuman penuh hasrat. Dyani segera tersadar, dan mendorong tubuh Mark. Dia takut ke bablasan karena ulah Mark itu. Ternyata benar kata Sang Ustad yang khawatir mereka tinggal bersama meski beda kamar. Setan akan selalu menggoda.