Julian masih merasa berat meninggalkan Istrinya itu. Meskipun dia sudah berjanji akan mengurus surat perceraian mereka secepat mungkin, tapi Julian merasa tak rela melepasnya. Sehingga Julian belum mengurusnya sama sekali. Julian bekerja sebagi Clening servis di kampus itu, itu hanya agar dia bisa menatap istrinya itu setiap harinya. Ya... meskipun hanya menatap gadis itu dari jauh, tanpa bisa mendekatinya, Julian mereka sedikit senang.
Meskipun Mark telah menyelesaikan kuliahnya dan sedang mengurus wisuda, Mark selalu memantau Dyani di kampus itu. Hal inilah yang membuat hati Julian serasa tertusuk-tusuk.
.....
Mark mulai mempelajari agama Dyani. Dia sering singgah ke sebuah mesjid yang ada di daerah itu dan bertanya banyak hal. Mark ingin menepati janjinya akan mempelajari agama Dyani jika gadis itu sadar dari komanya.
Mark akhirnya mengetahui kalau hal yang selama ini dilakukannya sangat bertentangan dengan Islam. Pergaulan bebas, minum-minuman keras, yang menjadi kebiasaannya ternyata hal yang sangat dilarang dalam Islam. Bahkan dia sering memakai wanita yang telah di pakai ayahnya ataupun sebaliknya. Ibunya telah seringkali menasihatinya,Tapi Mark, tak pernah mendengar nasehat ibunya itu. Mark tak menyadari Ibunya amat menderita karena ulah ayahnya dan dirinya. Meskipun begitu Mark sangat menyayangi ibunya.
Mark juga tau kalau usaha keluarganya Itu sangat di benci dalam Islam. Untung saja dia mempunyai usaha sendiri yaitu memiliki butik yang sudah mempunyai beberapa cabang.
"Ini berat sekali! " Batinnya. Karena minuman keras sangat susah untuk dihindarinya. Dan usaha ayahnya tak akan mungkin bisa dia larang. Kalau soal wanita, Mark sudah tak pernah menyentuh wanita lain semenjak dia menyentuh Dyani, meskipun gadis itu tak mau lagi melayaninya sesudah kejadian itu.
selain mendengar penjelasan dari ulama itu, Mark akhirnya membandingkan dengan ilmu pengetahuan, ternyata ajaran itu sangat sesuai dengan ilmu pengetahuan . Akhirnya dia mulai menyadari kebaikan Islam untuk kehidupannya.
"Pak... Jika aku masuk Islam, apa yang harus aku lakukan? " Tanyanya pada ustad itu.
"Membaca dua kalimat syahadad, itu yang utama. kamu juga harus melaksanakan sholat lima waktu sehari semalam. Selain itu kamu juga harus dikhitan! " Jawab ustad itu.
"Khitan? "
"Iya.. di sunat! " Ustad itu menjelaskan pada Mark. Mark paham. memang ada juga orang yang di luar agama Islam melakukan hal itu di negaranya untuk kesehatan. Tapi sayangnya Mark tak termasuk salah seorang diantara mereka.
"Mmm... Pak. berapa lama sembuhnya? " Tanya Mark tampak cemas. Ustad itu tersenyum. lalu menerangkan semuanya pada Mark. Mark tampak sedikit lega.
"Apa kamu ingin masuk Islam? "
"Iya..., maukah bapak mengajariku? "
"Tentu! tapi bolehkah aku tau apa yang membuatmu pindah agama? "
"Aku tak pindah agama, selama ini aku belum memiliki agama. tapi aku yakin Tuhan itu ada. Ada kekuatan yang sangat luar biasa di balik alam ini. Tapi aku tak tau harus menganut agama apa, sampai aku menemukan gadis itu. Awalnya aku hanya ingin seagama dengan calon istriku itu. Tapi begitu aku mempelajarinya beberapa minggu ini, aku tertarik dan ingin memeluk Islam! "
"Alhamdulillah...! " Kata Bapak itu penuh syukur.
Dengan malu-malu, Mark meminta tolong bapak itu untuk mengantarnya khitan beberapa hari lagi setelah hari wisudanya. dengan senang hati bapak itu mau mengantarnya.
Mark yang sudah mulai mempelajari Islam, meskipun belum mulai masuk agama itu, tampak sedikit khawatir karena Dyani tak pernah beribadah seperti dulu. Padahal waktu dahulu, Dyani tak pernah meninggalkan ibadahnya. Mark juga menanyakan hal itu pada bapak itu, dan jawaban dari si bapak, sedikit membuatnya lega. Dyani termasuk orang yang hilang ingatan. Tapi bapak itu menyarankan agar Mark mencoba mengingatkan Dyani dengan agamanya.
...
Setelah wisudanya, Mark menepati perkataannya dan masuk Islam. Mark.... juga di khitan. Mark juga telah melaksanakan sholatnya. Suatu hari, Dyani berdiri mematung saat melihat Mark yang sedang sholat. Dia tidak tau apa yang sedang dilakukan cowok itu. Setelah cowok itu selesai, Dyani langsung bertanya karena penasaran.
"Apa yang kamu lakukan tadi? "
"Apa kamu tak tau? " Tanya Mark dan dijawab dengan gelengan Dyani. Mark menatap Dyani lembut. Dia sedikit sedih karena Dyani sampai saat ini belum pulih. Tapi Mark juga khawatir, jika Dyani menemukan ingatannya, masih maukah gadis itu bersamanya?
"Aku sedang sholat. Aku telah mengikutimu memeluk Islam. Kamu lupa? " Tanya Mark sambil memegang kepala Dyani sayang. Dyani hanya mengangguk, dia seperti sedang berfikir..
"Aku juga ingin mengingatnya. Bantu aku! " Pinta Dyani penuh harap.
"Baiklah. ., aku akan membawamu ketempat bapak itu, tapi setelah lukaku sembuh! " Kata Mark yang baru saja disunat siang ini, sehingga dia sedikit sulit dalam bergerak.
"Kamu terluka? Dimana? " Tanya Dyani khawatir sambil memperlihatkan seluruh tubuh Mark. Tapi dia tak menemukan lecet sedikitpun.
"Di sini! " Kata Mark sambil menunjuk senjatanya dari luar kain. Dyani langsung melotot marah karena berfikir kalau mesum Mark lagi kumat.
"Sayang..., aku serius. Aku baru saja di sunat siang ini. jadi masih perih..., nanti kamu juga bakal paham! " Kata Mark lagi yang melihat wajah bingung Dyani.
"Apa itu sunat? Kenapa sampai di sunat?" Tanyanya bingung. Akhirnya dengan sedikit malu, Mark menjawab pertanyaan gadis itu. Dan Dyani tampak paham.
Setelah sembuh, akhirnya Mark juga membawa Dyani bertemu dengan bapak itu, dan bapak itu mulai mengingatkan Dyani dengan Islam. Dyani cepat belajar. dan akhirnya dia bisa kembali melaksanakan ibadahnya. Mark pun sedikit demi sedikit juga sudah mulai mengusai Islam, termasuk sudah mulai bisa melaksanakan ibadahnya.
...........
Hari ini, Ayah Mark berkunjung ke rumahnya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Hal ini karena Mark tak pernah lagi mengunjungi Kasino mereka. Dyani membukakan pintu untuk laki-laki paruh baya itu. Ayah Mark menatap Dyani dengan tatapan mesum seolah ingin melahap gadis itu. Dyani tampak risih dan segera menutup pintunya. Ayah Mark membuka pintu dengan kunci yang ada padanya sehingga Dyani semakin takut.
"Siapa anda? " Tanya Dyani berusaha menguatkan dirinya.
"Aku ayahnya Mark. Apa kamu wanitanya? " Tanya Ayah Mark. Dyani tampak bingung. Bukankah mereka bertunangan? kenapa Ayah Mark malah tak mengenalnya?
Laki-laki itu semakin mendekati Dyani sehingga Dyani mundur beberapa langkah...sampai akhirnya...
"Ayah.! Jangan ganggu dia! " Kata Mark yang mendekati mereka dan langsung berdiri di depan Dyani untuk melindunginya.
"Apa-apaan ini? bukankah kita saling berbagi?" Tanya Ayahnya.
"Tidak lagi Ayah.. aku tak akan membagi dia dengan siapa pun dan aku tak ingin yang lain lagi! " Ayah Mark tertawa mengejek mendengar perkataan putranya itu. Sementara Dyani mencoba mencerna perkataan Mark.
"Berbagi? Apa yang di bagi? " Tanya Dyani yang tak bisa menahan penasaran nya.
"Kami sering berbagi wanita! " Jawab Ayah Mark santai sambil menatap Dyani denga tatapan mesumnya, dia benar-benar menginginkan gadis itu. peekataan itu amat mengejutkan mereka berdua, sehingga membuat Dyani dan Mark sama-sama melotot karena kaget.