Chereads / Dyani / Chapter 13 - Apa kepalamu terbentur?

Chapter 13 - Apa kepalamu terbentur?

Julian masih ingat, semenjak Dyani bersamanya, gadis itu tak pernah tersenyum sekalipun. Bahkan Dyani jarang untuk mengobrol dengannya dan tak pernah menganggab hubungan mereka ada. Dyani bahkan tak pernah cemburu ataupun marah padanya. Kemarahan pertama Dyani yang dilihat Julian adalah saat pertemuan pertama mereka setelah dia menjual Dyani pada Mark. Julianpun tau, Dyani tak pernah mempunyai teman seorang pun. Dia sangat pendiam dan sepertinya mempunyai dunianya sendiri tanpa peduli dengan keadaan di sekitarnya. Kehidupan Dyani hanya berkisar antara kuliah dan rumah. Bahkan gadis itu tak pernah bercerita apapun tentang kehidupannya di kampus. Di rumah, Dyani hanya membersihkan rumah, memasak dan membereskan pakaiannya, setelah itu gadis itu akan masuk ke kamar dan tak akan keluar lagi hingga pagi hari. Gadis itu benar-benar tertutup.

Tapi Julian tau kalau Dyani adalah gadis yang berhati lembut dan pemaaf. Julian yakin, orang yang membersihkannya saat dia mabuk adalah Dyani, bukan Ketty. Karena Julian yakin Ketty tak akan mau melakukan hal itu.

"Ya Tuhan... kenapa aku bisa membuang gadis seperti itu? " Monolognya sambil menyugar rambutnya panik.

"Apa aku harus mengurus surat perceraian itu? Apa yang harus aku katakan pada orang tuaku? " Kata Julian lirih.

"Dyani..., kenapa aku baru menyadari ini setelah kamu pergi? Kata Julian lirih. Tanpa dia sadari, airmatanya mengalir.

.........

Di lain tempat.

"Aaaa..' ! "Kata Mark sambil menyodorkan makanan kemulut Dyani. Gadis itu hanya menatap sendok itu heran.

"Aku bisa sendiri! " Kata Dyani kesal. Mark tak menghiraukan perkataan Dyani, dia masih terus menyodorkan makanan itu ke mulut Dyani tanpa berniat untuk berhenti. Dyani bernafas kesal dan akhirnya memakan makanan itu. Mark tersenyum bahagia dan berkata... "Gadis pintar! " Hal itu membuat Dyani semakin cemberut. Dyani berusaha mengambil sendok itu dari tangan Mark, tapi setiap kali Dyani mencoba merebut sendok itu, Mark selalu mencium pipi nya. Akhirnya Dyani berhenti melakukan itu saat terakhir kali mencoba, Mark malah mengecup bibirnya tanpa merasa berdosa.

Mark tersenyum puas saat Dyani mau memakan makanan yang di berikannya tanpa perlawanan seperti tadi.

"Bagus sekali sayang..., akhirnya makananmu habis juga! " Kata Mark tersenyum lembut sambil membersihkan sisa makanan di mulut Dyani, lalu memberikannya air minum.

"Terimakasih! " Kata Dyani sedikit kesal. Mark memegang dagu Dyani dan kembali mencuri ciuman gadis itu. Dyani hanya menatap Mark kesal dengan wajah yang memerah karena malu. Melihat itu, Mark tertawa lepas.

"Oh iya..., besok kamu sudah boleh pulang? " Kata Mark sambil duduk di depan Dyani setelah meletakkan piring kotor itu.

"Aku tak ingat dimana rumahku? Kenapa orang tuaku tak datang? " Tanya Dyani sedih. Mark hanya terdiam. Dia tau kalau Dyani di besarkan di panti asuhan dan di angkat oleh keluarga Julian. Julian telah bercerita banyak hal tentang Dyani pada Mark, Tapi Mark tak tega mengatakan hal itu pada Dyani.

"Sayang...., Orang tuamu sudah tak ada dari kamu kecil. Kamu tinggal di panti asuhan dan akhirnya orang tua Julian mengadopsimu dan menikahkan kalian, kalian tak saling mencintai, itu sebabnya rumah tanggamu tak berjalan lama. Sudah satu bulan ini kamu tinggal denganku! " Kata Mark tersenyum lembut. Dyani melotot tak percaya. Bagaimana mungkin dia tinggal dengan seorang laki-laki tanpa ikatan perkawinan.

"Orang tua angkatku? " Tanya Dyani penasaran.

"Mereka ada di Indonesia. Dan Kamu kuliah di sini.

"Apa aku kuliah? Aku tak ingat sama sekali! " Kata Dyani bingung.

"Sabar..., kata dokter ingatanmu hanya hilang untuk sementara waktu. setelah itu akan normal lagi! " kata Mark membelai lembut rambut Dyani.

.......

Esok harinya mereka pulang kerumah Mark. Awalnya Dyani tak ingin masuk kerumah itu. Tapi Mark mengatakan kalau mereka beda kamar, dan Dyani punya kamar sendiri. Akhirnya Dyani masuk kerumah itu dan Mark menunjukkan kamar Dyani. Gadis itu dapat melihat bukti keberadaannya bahwa dia memang penghuni kamar itu.

"Ini kamarmu! Kamarku ada di sebelah! " Kata Mark menjelaskan. Dyani tampak lega. Mark tampak kecewa. Dia berharap Dyani akan mau satu kamar dengannya. Ternyata, meskipun gadis itu lupa ingatan, dia masih tak mau satu kamar dengannya.

"Julian... cepatlah urus... aku tak bisa menahan diriku lagi" Gumam Mark kesal.

"Urus apa? " Tanya Dyani polos. Mark tampak gugup dan tak tau harus menjawab apa. Tapi Dyani sepertinya masih menuntut jawaban nya.

"Sayang..., bukan apa-apa.. hanya masalah pekerjaan! " Kata Mark beralasan.

.......

beberapa hari kemudian

Setelah pulih, Mark mengantarkan Dyani ke kampusnya. Dyani tak tertinggal absen karena Mark sudah membayar joki untuk gadis itu selama Dyani sakit dan tak masuk kuliah.

Melihat Dyani yang berjalan bersama Mark, beberapa teman satu jurusan Dyani tampak heran. Karena mereka tau kalau Dyani adalah orang yang suka menyendiri dan lebih menyukai menghabiskan waktu di perpustakaan atau di taman kampus itu seorang diri. Gadis itu tak pernah berinteraksi dengan siapa pun. Jika ada pria yang mendekatinya, Dyani mengatakan kalau dia sudah menikah, sehingga pria itu mundur teratur.

Beberapa Pria yang di tolak Dyani tampak kesal saat melihat Dyani jalan bareng Mark. Mereka merasa di bohongi oleh gadis itu. Mereka juga sudah tau sepak terjang Mark yang terkenal sebagai bintang kampus dengan gelar play boy nya.

"Gadis itu ternyata menjadi sasaran Mark selanjutnya! " Kata salah seorang cowok itu.

"Kasihan! " Jawab yang lain dengan nada sedih.

Dyani berjalan memasuki kelas itu. Mark mengantarkannya sampai ke pintu.

"Aku sudah tau jadwal mu! " Nanti ku jemput! Jangan pergi kemana-mana ntar kamu nyasar! " Kata Mark. Dyani hanya tersenyum dan mengangguk.

"Gadis pintar! " Kata Mark sambil mengusap kepala Dyani sayang. Beberapa orang yang melihat hal itu saling berpandangan. Pasalnya mereka tak pernah melihat Dyani tersenyum sekalipun. Gadis itu tak mempunyai ekspresi selama ini, sehingga mereka enggan untuk membawa gadis itu berteman. Tak hanya itu, mereka juga tak pernah melihat Mark berperilaku manis seperti tadi. Laki-laki itu biasanya kasar dan tak pernah memperlakukan pasangannya dengan manis. Mark biasanya terkesan cuek, tapi entah kenapa para wanita suka dekat dengannya.

Dyani menatap kelompok wanita yang sedang menatapnya. Dyani tersenyum manis dan menyapa mereka. Secara refleks, mereka membalas senyuman Dyani dan serentak melambaikan tangan.

Dyani mendekati mereka sambil tersenyum lembut. Para gadis itu saling berpandangan.

"Hai..! Apa boleh aku meminjam tugas? Beberapa minggu ini aku tak masuk! " Kata Dyani tampak sedih. mereka saling berpandangan lalu mengangguk. Mereka tak menyadari kalau Dyani tak masuk beberapa minggu ini.

"Apa kepalamu terbentur? " Tanya salah seorang wanita itu heran karena Dyani berbicara dengan mereka. Tanpa mereka duga Dyani mengangguk dan menceritakan kisahnya sampai dia lupa ingatan para wanita itu akhirnya mengangguk paham.

"Apa hubunganmu dengan Mark? " Tanya salah seorang diantara mereka.

"Aku tak tau pasti, tapi dia bilang dia adalah tunanganku! " Jawab Dyani polos. Para gadis itu saling berpandangan dengan tatapan rumit.

"Apa dia tak berbuat macam-macam? " Tanya tanya salah seorang lagi tampak khawatir. Dyani hanya menggeleng heran.

"Apa ada masalah? " Tanya Dyani. mereka kaget dan segera menggeleng. Mereka tak berani berurusan dengan Mark jika mengatakan hal yang sebenarnya.

"Tidak ada, sepertinya pelajaranmu banyak ketinggalan. Aku akan meminjamkannya padamu.! "

"Tapi absenmu selalu ada. Apa ada yang menggantikanmu? " Tanya salah seorang lagi. Dyani hanya menggeleng karena dia benar-benar tak tau. Dan para perempuan itu sudah tau jawabannya. kalau Mark sudah mengatasi semuanya.