Dyani yang merasa bingung dengan dirinya, pergi ke luar kamarnya. Saat melihat Dyani keluar dengan tertatih, Mark yang sedang bicara dengan Julian, langsung mengejarnya. Julian pun ikut mendekati Dyani.
"Sayang...., kenapa keluar? " Tanya Mark sambil memapah Dyani.
"Aku bingung! Aku gak ingat apa-apa! " Kata Dyani sedikit panik.
"Tenang..., kamu harus tenang. Jangan terlalu banyak pikiran! " Kata Mark lagi.
"Dyani..., apa kamu ingat aku? " Tanya Julian dengan bahasa Indonesia. Dyani tampak kaget dan segera menatap Julian. sementara Mark tampak kesal karena Julian berbahasa Indonesia.
"Kau.... juga memahami bahasa itu? " Tanya Dyani sedikit kagum.
"Tentu saja. Asal kita sama. Dan aku adalah suamimu! " Kata Julian menatap lembut Dyani.
"Suami?... Tapi dia bilang, dia tunanganku? Aku ini apa? " Tanya Dyani sedih dan langsung memegang kepalanya karena kepalanya terasa sangat sakit. Julian tampak khawatir, begitu juga dengan Mark.
"Apa yang kau katakan padanya? Kata Mark sambil menatap kesal Julian dan membawa Dyani kembali ke kamarnya.
Julian mengikuti Dyani dan juga menolongnya, Tapi Mark segera menggendong Dyani dan membaringkannya di ranjang rumah sakit itu. "Kamu jangan banyak pikiran... , nanti tambah sakit loh! " kata Mark sambil membelai lembut pipi Dyani.
"Apa dia suamiku? " Tanya Dyani pada Mark.
"Dulu iya, sekarang kau milikku. Dia sudah menceraikanmu !" Kata Mark menatap Julian tajam. Dyani semakin merasakan sakit kepalanya. Dia semakin bingung. Mark bertambah cemas dan berkata..
"Sudahlah..., jangan terlalu banyak pikiran. Penyakitmu bisa semakin parah! " Kata Mark sambil membelai kepala Dyani. Julian yang melihat hal itu langsung keluar dan berjalan menuju parkiran. Langkahnya terhenti saat mendengar seseorang memanggilnya..
"Tunggu! Aku ingin bicara! " Julian menoleh ke belakang, dan melihat Mark yang sedang mengejarnya.
"Aku minta kau menjauhi Dyani sesuai dengan perjanjian kita.! " Julian tak menjawab, dia hanya membuka pintu mobilnya dan menyerahkan sebuah tas.
" Ini hutangku ! Semuanya ada di sini! Dyani bukan lagi seseorang yang tergadai.! " Kata Julian menatap Mark. Mark kaget menerima uang itu. Dia tak menyangka Julian sanggup membayarnya..
Mark tampak sedih, sesuai janjinya..., dia harus menyerahkan Dyani ke tangan Julian. Sebagai seorang laki-laki dia harus menepati janjinya. Melihat kesedihan di wajah Mark, Julian bertanya...,
"Apa kau mencintai Dyani? "
"Sangat...., Aku sangat mencintainya.! " Jawab Mark dengan tatapan sedih. "Bukankah kau tak mencintainya? Bukankah kau punya seorang kekasih? Makanya kau mau menyerahkan dia padaku? Aku akan memberikanmu uang lebih jika kau mau menyerahkan dia padaku! " Kata Mark penuh harap.
Julian bernafas lelah..., lalu berkata. "Aku tak ingin menjualnya lagi. Entahlah..., Aku tak tau apa aku mencintai gadis itu sekarang. Kami memang di jodohkan, dan dia juga tak mencintaiku. Tapi waktu dia tak ada, aku malah merasa sangat kehilangan, andai saja aku menyadari perasaan ini dari awal, aku pasti akan berusaha membuat dia mencintaiku, dan rumah tangga kami akan baik-baik saja. Tapi aku menyiakannya.! " Jawab Julian berusaha menahan sebak di tenggorokannya. Mereka sama-sama terdiam.
"Mark..., Aku sering membuntutinya..., Aku sering melihat kalian dari jauh. Aku melihat senyum Dyani saat bersamamu! " Julian terdiam beberapa saat. Mark menatapnya penuh harap. "Aku akan menyerahkan dia padamu. Aku akan mengurus surat perceraian kami.! " Mark langsung tersenyum dan memeluk Julian.
"Tapi..., Jika dia tak bahagia. Aku akan merebutnya kembali.! " Kata Julian sambil menatap tajam ke arah Mark.
"Aku tak akan membuatnya terluka! " Jawab Mark yakin.
"Ku pastikan itu. Jika sampai dia terluka, aku akan kembali merebutnya dan membawa dia sejauh mungkin darimu! Aku tak peduli jika kalian sudah mempunyai anak sekalipun. Aku bersedia menjadi ayah pengganti dari anakmu nantinya! " kata Julian sekali lagi memperingatkan Mark.
"Tak akan. Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi! " Jawab Mark lagi.
"Baiklah..., Aku akan pergi sekarang. Aku akan mengurus surat perceraian itu secepatnya. Dan kuharap kau bisa membahagiakannya.
"Aku janji! " Jawab Mark yakin. Dia merasa bahagia bisa mendapatkan Dyani saat ini.
"Ini..., Kau boleh mengambil uang ini! Kau bisa menjadikannya modal usaha.!" Kata Mark sambil menyerahkan uang itu.
"Maaf..., aku tak mau, terima kasih banyak. Aku bisa mendapatkan uang sendiri! " Jawab Julian sambil masuk ke mobilnya.
"Aku pergi dulu! " Jaga dia baik-baik! " Kata Julian.
"Pasti! " Jawab Mark tersenyum bahagia.
Mark ingin rasanya melompat-lompat karena kegirangan, tapi dia masih sadar karena dia berada di tempat umum. Mark segera ke kamar Dyani dan menemukan gadis itu sedang duduk seperti sedang berfikir keras.
"Sayang...., Apa yang sedang kamu pikirkan? " Tanya Mark khawatir.
"Dia suamiku? Kau tunanganku? Bagaimana mungkin? " Tanya Dyani menatap Mark.
"Kalian di jodohkan. Dia punya kekasih saat itu. Dan kalian tak saling mencintai. Makanya..., Dia menyerahkanmu padaku karena aku mencintaimu! "Jawab Mark. Dyani tampak bingung.
"Sudahlah! Jangan terlalu banyak pikiran saat ini. Nanti aku akan cerita semuanya, tapi setelah kondisimu pulih! " Kata Mark dan Dyani hanya mengangguk. Mark hanya tersenyum dan mengecup kening Dyani. Gadis itu tampak kaget, namun tak menolak. Mark merasa bahagia, kalau dahulu pasti Dyani akan melayangkan pukulan ke pipinya, sekarang gadis itu tak menolak sama sekali.
........
Sesampai di rumahnya, Julian menghempaskan diri di sofanya. Dia merasa sedih karena hal itu. Apakah dia mengambil keputusan yang benar?.
Ada rasa kehilangan saat menyerahkan Dyani, tapi Julian juga merasa bahagia saat melihat senyum Dyani saat bersama Mark. Hal yang tak pernah dilihatnya saat gadis itu bersamanya.