Mark tampak bingung dengan pikirannya ini. Dia sangat yakin Dyani akan tertekan saat mengetahui kehamilannya. Melihat Mark yang tampak bingung, dokter itu bertanya...
"Apa ada yang bisa ku bantu? tampaknya Anda bingung? "
Mark terdiam beberapa saat seolah sedang berfikir, lalu tersenyum dan berkata..
"Dokter, Apa bisa dia tak merasa mual dan sebagainya saat pertama hamil ini. Aku yakin Istriku ini akan kewalahan jika merasakan hal itu! " Jawab Mark. Lalu Dokter itu tersenyum dan menyarankan agar Dyani meminum susu khusus untuk itu. Setelah mendapat saran itu Mark tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Beberapa saat kemudian, Dyani siuman dan tampak bingung karena dia berada di rumah sakit. Mark membantunya untuk duduk dan mengatakan kalau Dia kelelahan. Mark masih khawatir jika harus memberitaukan yang sebenarnya pada Dyani. Dia yakin kalau gadis itu tak akan bisa menerima kenyataan ini dan gadis itu akan semakin membenci dirinya.
"Terima kasih banyak! " Ucap Dyani begitu dia duduk. Mark hanya tersenyum.
"Apa kamu masih pusing? " Tanya Mark sambil membelai rambut Dyani. Tapi Dyani segera menepis tangannya dan berkata..., "Aku baik-baik saja. Aku ingin keluar dari rumah sakit ini! Baunya tak enak! " Kata Dyani.
"Baiklah... Kamu juga boleh pulang hari ini. Tadi hanya menunggu kamu siuman. Mari ku bantu! " Kata Mark sambil berusaha menggenggam tangan Dyani, meskipun gadis itu kembali menepis tangannya.
"Jangan keras kepala, kau butuh bantuanku saat ini! " Kata Mark tak mempedulikan Dyani yang menepis tangannya.
Senenjak hari itu, Mark berusaha membuat Dyani merasa senyaman mungkin, dia berusaha agar Dyani tak menyadari kehamilannya selama dia mampu untuk menyimpan hal itu. Mark semakin memperhatikan Dyani sehingga Dyani agak merasa heran dengan semua perhatian Mark yang berlebihan.
......
"Ini... minum dulu! " Kata Mark sambil menyerahkan segelas susu pada Dyani lalu mengambil vacum cleaner yang berada di tangan Dyani. Lalu membawa gadis itu duduk di kursi meja makan.
"Aku sedang membersihkan rumah! " Protes Dyani.
"Biarkan saja, lagi pula itu kan bukan tugasmu! Sebentar lagi pelayan juga akan datang! Minumlah dulu, agar tenagamu pulih dan tak pingsan lagi! " Kata Mark beralasan.
"Apa kau tak mau minum susu juga? " Tanya Dyani sambil menyodorkan gelasnya. karena Mark selalu menyuruhnya minum susu dengan alasan agar kuat dan taknpingsan lagi. Mark tampak kaget dan melotot. Tak akan mungkin dia minum susu wanita hamil.
"Aku..? Aku gak minum itu. Aku punya suplemen khusus yang akan membentuk ototku agar seperti ini! " Kata Mark yang dengan santai membuka pakaiannya sehingga menampakkan perut kotak-kotak dan ototnya yang sempurna. Dyani langsung menutup matanya karena kaget. Mark malah tertawa.
"Kau sudah melihat lebih dari ini! " Bisik Mark ketelinga Dyani. Sehingga Dyani menatap Mark marah dan berkata dengan kesal.
"Pakai bajumu! "
"Baiklah sayang..., tapi sebaiknya kau harus membiasakan diri melihat ini!" Kata Mark sambil memakai pakaiannya, sementara Dyani berusaha mengatur nafasnya.
"Kamu tak ada kelas hari ini? " Tanya Mark karena Dyani masih belum juga bersiap-siap ke kampus.
"Ya... Kelasku siang, apa kau tak ke kampus? "
"Aku hanya tinggal bimbingan saja. kuliah tatap muka sudah selesai. Aku akan usahakan wisuda tahun ini! " Kata Mark tersenyum lembut.
"Semoga berhasil! " Jawab Dyani.
"Mmmm... sebaiknya kau minum susu itu selagi hangat. Apa mau ku suapi? " Tanya Mark sambil mengambil gelas itu.
"Tak usah...! Aku bisa sendiri! " Jawab Dyani kesal.
......
Siang itu, Mark kekeh mengantar Dyani ke kampus, bahkan cowok itu rela menunggu Dyani hingga pulang kuliah. Beberapa orang yang melihat hal itu menjadi heran, sejak kapan Mark menjadi bucin kayak itu. Biasanya dia dengan mudah mendapatkan seorang wanita yang diinginkannya. Sekarang malah mengikuti Dyani kemanapun.
"Mark..., Aku merindukanmu! " Kata seorang wanita cantik dengan sengaja menghadang Mark yang sedang berjalan disamping Dyani. Dyani hanya menoleh kearah Mark dan wanita itu. Mark tampak sangat cemas memandang Dyani. Tapi gadis itu segera memalingkan wajahnya dan melangkah pergi. Mark segera menggenggam tangan Dyani meskipun Dyani berusaha melepaskan genggaman Mark.
"Aku tak ada hubungan dengan wanita itu! " Kata Mark menjelaskan. namun tak ada jawaban dari Dyani. Wanita itu masih mengejar Mark. Sehingga Mark menjadi kesal dan mengusirnya dengan kasar. Wanita itu menghentakkan kakinya dengan kesal sebelum meninggalkan mereka.
Mark kembali mengejar Dyani dan menahan tangannya.
"Sayang..., Apa kamu masih belum bisa menerimaku? " Tanya Mark menghadang langkah Dyani. Dyani hanya terdiam tak menjawab. Dia sendiri tak tau harus menjawab apa karena dia juga tak tau dengan perasaannya. Terus terang, ada perasaan nyaman saat Mark berada di samping Dyani. Dia tak pernah mendapatkan perlakuan manis seperti yang diberikan Mark padanya. Tapi Dyani malah khawatir dengan semua itu. Apakah benar jika pria itu serius mencintainya? Dia hanya khawatir jika perhatian itu hanya sesaat dan Mark akan melupakannya seperti dia melupakan semua wanita yang pernah singgah di hidupnya itu.
"Ya sudahlah jika begitu! Aku akan bersabar! " Kata Mark sambil memegang kepala Dyani, karena gadisnya itu sepertinya tak berniat menjawab pertanyaannya.
Semenjak kehamilan Dyani, Mark lebih sering memperhatikan Dyani setiap saat. Bahkan pada tengah malam pun Mark menyempatkan diri memeriksa kamar Dyani meskipun harus memanjat ke jendela nya, karena Dyani selalu mengunci pintu kamarnya.
.....
Hari ini, Dyani datang ke kampus sendirian. Hal ini karena Mark sibuk dengan ujian komprenya.
Siang itu Dyani berjalan di sepanjang pinggiran jalan taman kota. Entah kenapa dia ingin sekali berjalan-jalan du sore itu. Julian yang kebetulan lewat melihatnya dan menghentikan mobilnya. Julian ingin mengabarkan bahwa uang yang harus di kumpulannya telah cukup dan dia ingin menebus Dyani kembali.
Julian berjalan kearah Dyani setelah memarkir mobilnya. Dari arah belakang Julian, sebuah sepeda motor melaju dengan kencang, dan Dyani melihat hal itu. Dengan berlari Dyani mendekati Julian, dan mendorongnya ke tepi namun sayangnya, Dyani malah terserempet dan terjatuh mengenai trotoar.